Syin (huruf Semit)
Syin (juga dieja sebagai Shin atau Šin, dibaca Syin; šīn atau Sheen) secara harafiah berarti "tajam". Adalah huruf ke-21 dalam banyak abjad rumpun bahasa Semit, termasuk abjad Fenisia 𐤔, abjad Aram, abjad Ibrani ש, dan abjad Arab ش (dalam urutan abjadi, huruf ke-13 dalam urutan modern). Nilai bunyinya adalah voiceless sibilant, [ʃ] or [s]. Huruf Fenisia menghasilkan Alfabet Yunani Sigma (Σ), yang selanjutnya menurunkan Alfabet Latin S, dan Alfabet Kiril С (Es), dan Sha dalam alfabet Glagolit serta tulisan Kiril (Templat:Script/Glagolitic, Ш). Huruf Śawt dari bahasa Arab Selatan kuno dan bahasa Ge'ez (Ethiopia) juga cognate. Asal usulGlif Proto-Sinai, menurut William Albright, didasarkan atas "gigi" dan dengan nilai fonemik š "sesuai secara etimologis (paling tidak, sebagiannya) dengan bunyi asli Semit ṯ (th), yang dilafalkan s di Kanaan Selatan".[1]
Huruf Ibrani Shin / Sin
Ejaan Ibrani: שִׁין Sin and Shin Dot
Pengkodean Unicode
Nilai pentingDalam gematria, Shin melambangkan angka 300. Huruf shin merupakan salah satu dari tujuh huruf yang dapat menerima "mahkota huruf", yaitu 3 tag atau bentuk jamaknya tagin, jika dipakai untuk menulis bagian (gulungan) kitab suci (Sefer Torah). Tujuh huruf yang dikenal dengan sebutan "sha'atnezgets" (yang tersusun dari ketujuh huruf itu sendiri) itu adalah shin, ayin, tet, nun, zayin, gimel dan tsade.[2] Menurut Kitab Hakim-hakim 12:6, suku Efraim tidak dapat membedakan pengucapan Shin dan Samekh; ketika orang Gilead berperang melawan orang Efraim, mereka bertanya kepada orang-orang yang dicurigai berasal dari suku Efraim untuk mengucapkan perkataan shibolet; orang Efraim akan mengucapkan sibolet dan dapat diketahui asal usulnya. Dari peristiwa ini, muncul istilah Inggris Shibboleth. YudaismeShin merujuk kepada kata Shaddai, sebuah nama Allah. Karenanya, seorang imam (kohen) membentuk huruf Shin dengan jari-jari tangannya pada waktu mengangkat kedua tangan untuk menyampaikan "Berkat Imam" (Priestly Blessing). Pada tahun 1960-an, aktor Leonard Nimoy menggunakan satu tangan membuat huruf Shin dengan cara yang sama untuk menciptakan tanda penghormatan seorang Vulkan (Vulcan hand salute) bagi karakternya, Mr. Spock, dalam Star Trek.[3] Huruf Shin sering ditulis dalam kota yang berisi mezuzah, gulungan perkamen dengan teks Alkitab tertulis di dalamnya. Teks di dalam mezuzah adalah doa Shema Yisrael, yang memerintahkan orang Israel untuk mengasihi Allah mereka dengan segenap hati, jiwa dan tenaga. Mezuzah ini ditempatkan di setiap palang pintu rumah atau bangunan. Kadang kala dituliskan seluruh kata Shaddai. Doa "Shema Yisrael" juga memerintahkan orang Israel untuk menulis perintah Allah pada hati mereka (Ulangan 6:6); bentuk huruf Shin menyerupai jantung manusia: bagian bawah kiri yang lebih besar (ventrikel, yang memompa darah ke seluruh tubuh) dan ventrikel kanan yang lebih kecil (memompa darah ke paru-paru) berposisi seperti garis-garis pada huruf Shin. Arti penting agamawi juga muncul karena ada tiga lembah yang membentuk geografi kota Yerusalem:
Ketiga lembah ini menyatu dengan bentuk seperti huruf shin, dan Bait Allah (Yerusalem) terletak pada lokasi garis melintang dagesh pada huruf itu. Tampaknya ini merupakan penggenapan ayat Ulangan 16:2 yang menginstruksikan orang Yahudi untuk merayakan Paskah Yahudi di "tempat di mana Tuhan akan memilih sebagai kediaman bagi Nama-Nya". Pemakaian Shin
Huruf Arab šīn/sīnDalam abjad Arab, šīn aslinya berada pada urutan ke-12 dalam Abjadi. Varian huruf sīn mengambil tempat Samekh pada urutan ke-15. Huruf Aram Shin/SinDalam bahasa Aram, di mana penggunaan shin sangat jelas, ortografi sin tidak pernah jelas. Untuk menyatakan etimologis /ś/, sejumlah dialek memilih memakai sin atau samek sendiri-sendiri, sementara dialek lain berganti-ganti dengan bebas memakai keduanya (sering lebih condong memakai yang satu daripada yang lain). Misalnya:[4]
Bagaimanapun juga penulisannya, /ś/ dalam bahasa Aram hampir selalu diucapkan sebagai /s/. Kode karakter
Lihat pula
Referensi
Pustaka tambahanAlbright, W. F., "The Early Alphabetic Inscriptions from Sinai and their Decipherment," Bulletin of the American Schools of Oriental Research 110 (1948): 6-22. Pranala luar
|