Susilo Museno
Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Raden Susilo Museno (lahir 29 November 1938) merupakan seorang perwira tinggi, birokrat, dan politikus dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta Bidang Kesejahteraan Rakyat dari tahun 1991 hingga 1997 dan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari tahun 1997 hingga 1999. Masa kecil dan pendidikanSusilo lahir pada tanggal 29 November 1938 di Surabaya. Ayahnya, R. Soedarto, merupakan seorang purnawirawan polisi berpangkat kapten, sedangkan ibunya Hj. R. Ngt. Soelastri, merupakan seorang ibu rumah tangga.[1] Karier militerSusilo masuk Akademi Militer Nasional (AMN) setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas. Salah satu rekan satu baraknya di AMN adalah Soerjadi Soedirdja, yang nantinya akan menjadi atasannya ketika ia menjabat sebagai wakil gubernur. Ia kemudian lulus dari AMN pada tahun 1962 dan ditempatkan di Pusat Pendidikan Artileri Pertahanan Udara (Pusdik Arhanud) di Malang hingga 1964. Ia sempat berdinas di kesatuan Arhanud Kodam XII/Tanjungpura hingga 1965.[1] Susilo dipindahkan ke Arhanud Kodam II/Bukit Barisan di Medan, Sumut setelah berdinas di Kodam XII/Tanjungpura. Ia bertugas di Kodam III/Bukit Barisan dalam waktu yang cukup lama, yakni hingga 1977 dan memperoleh pangkat letnan kolonel. Susilo juga sempat melibatkan diri dalam panitia kejuaraan golf Indonesia Terbuka ketika bertugas di kodam ini.[1] Usai berkiprah di Kodam III/Bukit Barisan, ia kembali ke Pusdik Arhanud dan diangkat sebagai wakil komandan dari lembaga tersebut. Pusdik Arhanud kemudian berubah nama menjadi Sekolah Artileri Pertahanan Udara (Searhanud) pada tahun 1979 dan Susilo dilantik sebagai Komandan Searhanud pertama pada tanggal 1 November 1979. Ia digantikan oleh Letkol Art Purwono pada tanggal 24 Februari 1981.[2] Ia kemudian menjabat Komandan Resimen Arhanud-1/Falatehan di Lagoa, Jakarta Utara hingga September 1983.[3] Susilo mulai bertugas di lingkungan Kodam sejak dipindahkan dari Resimen Arhanud-1/Falatehan. Dari kesatuan tersebut, ia menjabat sebagai Asisten Operasi Kodam Tujuh Belas Agustus di Sumatera Barat hingga tahun 1984 dan Asisten Perencanaan Kodam Jaya hingga tahun 1987. Ia kemudian dikaryakan sebagai Kepala Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) DKI Jakarta hingga 1991.[1] Susilo memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal pada tanggal 1 April 1992, beberapa bulan setelah ia mengakhiri kariernya di BP-7 DKI Jakarta dan ditunjuk sebagai wakil gubernur.[4][5] Wakil gubernur dan anggota DPRSusilo dilantik sebagai Wakil Gubernur Jakarta Bidang Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 14 Agustus 1991, menggantikan Anwar Ilmar yang pensiun.[6] Selama menjabat sebagai wakil gubernur, Susilo dua kali dipercaya sebagai Ketua Panitia Pelaksana Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional, yakni pada PON XIII yang dilaksanakan pada tahun 1993 dan PON XIV yang dilaksanakan pada tahun 1996.[1] Beberapa bulan sebelum mengakhiri kiprahnya sebagai wakil gubernur, Susilo dicalonkan oleh Golongan Karya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Jakarta pada pemilihan umum legislatif Indonesia 1997. Ia terpilih dalam pemilihan umum tersebut dan dilantik sebagai anggota pada tanggal 1 Oktober 1997,[7] enam hari setelah mengundurkan diri dari jabatan wakil gubernur.[8] Susilo sempat menjadi anggota dari Tim Kunjungan Kerja, yakni sebuah tim dari Komisi VI DPR yang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah proyek pengentasan kemiskinan di DKI Jakarta dan Jawa Barat.[9] PensiunSetelah mengakhiri masa jabatannya di DPR pada tahun 1999, Susilo mulai mengundurkan diri dari liputan publik. Ia sempat menghadiri acara halal bihalal Wredatama Jaya yang diadakan oleh Gubernur Fauzi Bowo pada tanggal 22 November 2007.[10] Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 22 Maret 2008, ia ditetapkan sebagai komisaris Rumah Sakit Haji Jakarta dalam sebuah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.[11] Ia juga berkiprah dalam dunia pendidikan sebagai pendiri dan pembina Ikatan Orang Tua Angkat Indonesia,[12] pembina Jakarta Islamic School (Sekolah Islam Jakarta),[13] pembina Yayasan Al-Falah,[14] Ketua Pembina Yayasan Institut Ilmu Quran periode 2018 – 2023,[15] dan pengurus Yayasan Pondok Karya Pembangunan periode 2014 – 2019.[16] KeluargaSusilo menikah dengan Hartati pada 1 April 1967. Susilo memiliki empat anak dari perkawinannya dengan Hartati, yakni Ninuk Kristiani, Hartanto, Lina Yuliani, dan Didit Hardiono.[1] Referensi
|