Suporter West Ham United F.C.Suporter West Ham United F.C. adalah pengikut klub sepak bola Inggris yang berasal dari London Barat, West Ham United Football Club, yang didirikan sebagai Ironworks Thames pada tahun 1895. Ada 670.000 suporter yang terdata oleh klub dan lebih dari 250.000 orang menyukai halaman klub di Facebook.[1] Situs resmi klub berada dalam daftar sepuluh besar situs klub sepak bola Inggris yang paling sering dikunjungi oleh orang-orang di Amerika Serikat.[2] Suporter mereka juga terkait dengan elemen hooliganisme sepak bola,[3] dan memiliki rivalitas keras dengan beberapa klub lain, terutama Millwall. DemografiMayoritas suporter West Ham adalah laki-laki.[4] West Ham adalah satu-satunya klub di borough Newham dan mayoritas orang di borough tersebut mendukung West Ham.[1] Kehadiran rata-rata di Boleyn Ground, kandang mereka, selama enam musim terakhir adalah lebih dari 33.000 orang per musim,[5] dan meskipun terdegradasi sebagai juru kunci Liga Utama Inggris 2010-11, kehadiran di kandang mereka rata-rata 33.426, tertinggi kesebelas dari semua klub Liga Utama.[6] Secara tradisional, penggemar West Ham berasal dari London (di London Timur khususnya), dan home counties, namun penggemar klub ini juga merata di seluruh dunia terutama di Barcelona,[7] Tenerife,[8] Serbia,[9] Australia,,[10] dan Skandinavia yang memiliki lebih dari 800 anggota.[11] LaguSelain lagu sepak bola yang umum digunakan fan-fan di Inggris, suporter West Ham menyanyikan I'm Forever Blowing Bubbles,[12] yang dianggap sebagai lagu resmi klub.[13] Lagu pujian juga telah diciptakan dan dinyanyikan untuk pemain, terutama Paolo Di Canio,[14] Christian Dailly,[15] Bobby Zamora,[16] Frank Lampard[16] Pop Robson dan Luděk Mikloško[17] Pahlawan dan pengkhianatSuporter West Ham telah menamai beberapa pemain selama bertahun-tahun sebagai 'favorit penggemar', terutama Paolo Di Canio,[18] Bobby Moore,[19] Julian Dicks[20] dan Carlos Tevez.[21] Suporter juga metampilkan semangat untuk menyalahkan mantan pemain yang dianggap tidak memedulikan klub, atau merugikan klub. Paul Ince,[22] Dimitri Payet Frank Lampard,[23] Jermain Defoe,[24] Craig Bellamy[25] dan Nigel Reo-Coker[26] telah mendapat kekerasan verbal dan dimusuhi publik Upton Park. Namun, pemain seperti Joe Cole, Michael Carrick, Rio Ferdinand,[27] Bobby Zamora dan Carlos Tévez[28] menerima tepuk tangan dan bahkan tepuk tangan berdiri untuk menghormati kontribusi mereka bagi klub. RivalitasRivalitas terlama dan terpanjang suporter West Ham adalah rivalitas dengan fans Millwall,[29] dengan kedua belah pihak menyebut yang lain sebagai pesaing utama mereka.[30] Persaingan antara Millwall dan West Ham selalu menjadi sebuah pertemuan yang sengit, dari pertemuan pertama - 'pertandingan persahabatan' pada tanggal 23 September 1897, Thames Ironworks yang baru dibentuk (belum dikenal sebagai West Ham) kalah 2-0 - sampai pertemuan terbaru dalam pertandingan Divisi Championship pada bulan Februari 2012. Pada tanggal 17 September 1906 di sebuah pertandingan Western League, pertemuan yang sangat ganas menyebabkan satu pemain terlempar ke papan iklan logam dan yang lain ditandu keluar setelah mendapat tekel keras. East Ham Echo melaporkan: "Dari sepakan pertama bola, pertandingan ini tampaknya akan penuh masalah, tetapi tensi meledak ketika Dean dan Jarvis bertabrakan (Dua pemain Millwall diusir selama pertandingan). Ini cukup merangsang kegembiraan di antara para penonton. Kerumunan di tepi tertular kegembiraan tersebut, perkelahian bebas terjadi."[31] Pada tahun 1926, pemogokan umum dimulai oleh para pekerja di East End, yang sebagian besarmerupakan pendukung West Ham, tetapi pekerja galangan kapal di Isle of Dogs, yang dipenuhi fan Millwall, menolak untuk menunjukkan dukungan mereka, memprovokasi kemarahan massa. Pada tahun 1972, sebuah pertandingan testimonial untuk bek Millwall, Harry Cripps dirusak oleh pertempuran sengit antara dua "firma" klub itu, kelompok hooligan yang berniat melakukan kekerasan. Empat tahun kemudian, seorang pendukung Millwall, Ian Pratt, meninggal di Stasiun New Cross[33] setelah jatuh dari kereta api saat berkelahi dengan fans West Ham. Serangkaian selebaran kemudian didistribusikan di pertandingan-pertandingan kandang Milwall, bertuliskan: "Seorang fan West Ham harus mati untuk membalaskan dendamnya".[34] Pada pertandingan Piala Liga Inggris pada 25 Agustus 2009, bentrokan terjadi antara kedua belah pihak di luar Upton Park. Polisi memperkirakan ratusan penggemar terlibat. Pendukung Millwall, Alan Baker ditikam[35] dan ditinggalkan berjuang untuk bertahan hidup.[36][37] Lapangan permainan diserang tiga kali oleh para pendukung West Ham, menyebabkan laga ditunda.[38] Football Association menyelidiki kedua klub, dan akhirnya West Ham didenda £115.000. Mereka didakwa telah gagal untuk memastikan fans mereka menahan diri dari kekerasan, perilaku mengancam, cabul dan provokatif dan memasuki lapangan permainan. Millwall dibersihkan dari semua tuduhan.[39] Kekerasan di kalangan penggemar di pertandingan antara kedua klub dapat menjadi begitu keras, dan telah ada permintaan untuk tidak pernah lagi membiarkan permainan antara keduanya dalam kompetisi piala dan bahwa setiap pertandingan liga mendatang dimainkan di balik pintu tertutup.[40] Pertandingan melawan tim London lainnya, seperti Chelsea dan Tottenham juga dianggapderby dan kekerasan telah terjadi antara penggemar, meskipun persaingan tidak intens seperti antara West Ham dan Millwall.[41][42] TradisiStadion West Ham terletak di dekat persimpangan Green Street dan Barking Road di Newham. Pada persimpangan itu terdapat rumah publik Boleyn, secara tradisional digunakan oleh fans West Ham pada hari pertandingan. Penggemar timm lawan tidak diinginkan berkunjung dan kekerasan telah terjadi di daerah ini.[43] Karena kedekatannya dengan stadion dan penggunaannya oleh fans West Ham, pub ini telah sering ditutup sebelum dan sesudah permainan melawan klub yang memiliki persaingan dengan West Ham.[44] Suporter West Ham juga secara tradisional menggunakan rumah publik Queens di Green Street dan dekat dengan stasiun Upton Park, dan telah sering menjadi ajang kekerasan yang melibatkan suporter West Ham.[45] Suporter West Ham juga menggunakan Greengate, Wine Bar dan pub Village di Barking Road.[46] Majalah suporterDimulai pada akhir 1980-an, banyak majalah suporter terbit, ditujukan untuk penggemar West Ham. Ini termasuk The Cockney Pride, The EastEnd Connection, The Loyal Supporter, UTD United, The Boleyn Scorcher, Never Mind the Boleyn, Forever Blowing Bubbles, Ultimate Truth, We Ate All the Pies, Fortunes Always Hiding, The Ultimate Dream, On a Mission From God, The Water in Majorca, On the Terraces dan Over Land and Sea. Hanya yang terakhir ini yang masih diterbitkan.[47] Rasisme, kekerasan dan hooliganismeSuporter West Ham memiliki tradisi kekerasan dan hooliganisme.[43] Kandang mereka, Boleyn Ground, juga telah menyaksikan rasisme di antara penggemar dan di sini, hooliganisme sepak bola berasal dari para bovver boy pada tahun 1960.[48] Simpatisan Front Nasional telah membagikan selebaran merka di luar Upton Park, terutama setelah peluncuran surat kabar pemuda 'Bulldog' pada tahun 1977, dan telah berhasil menjual memorabilia klub yang membawa slogan dan motif 'NF'.[49] Asal usul hubungan West Ham dengan kekerasan terorganisir terkait sepak bola dimulai pada tahun 1960 dengan berdirinya The Mob Mile End (dinamai berdasarkan daerah 'keras' di East End, London).[48] Selama tahun 1970-an dan 1980-an (era utama untuk kekerasan terorganisir terkait sepak bola) West Ham memperoleh ketenaran lebih lanjut untuk tingkat hooliganisme di basis penggemar mereka dan perilaku antagonis terhadap saudara sendiri dan suporter lawan, dan polisi. Selama tahun 1970-an pada khususnya, kelompok rival dari suporter West Ham dari daerah tetangga (kebanyakan dari Barking & Dagenham) sering bertempur satu sama lain selama permainan. Pada 1980, klub dipaksa memainkan pertandingan Piala Winners melawan Castilla CF di balik pintu tertutup ke stadion kosong setelah suporter mereka merusuh di pertandingan tandang di Bernabeu.[50] Pada tahun 1985, lima penggemar ditikam di feri Selat Inggris ke Prancis setelah pertempuran yang melibatkan penggemar dari West Ham, Manchester United dan Everton.[51] Pada tahun 2006, pada penampilan terakhir mereka di kompetisi Eropa, 20 suporter West Ham dihadapkan ke pengadilan Italia setelah penangkapan mereka setelah berkelahi dengan pendukung tuan rumah di Sisilia, sebelum dan sesudah pertandingan West Ham melawan Palermo di laga tandang Piala UEFA 2006-07. Di kandang, fan West Ham memakai kaus bertuliskan slogan "The Mafia" - merujuk ke Sisilia, rumah Costa Nostra. Hal ini dipandang serius oleh fan Palermo. Enam penggemar West Ham, enam petugas polisi dan lima warga sipil menderita luka ringan dalam sebuah pertempuran di Sisilia. Suporter Palermo melemparkan botol dan kursi di distrik Teatro Massimino di kota tersebut. 500 orang terlibat dalam perkelahian dan polisi diserang. Polisi anti huru-hara membutuhkan lebih dari satu jam untuk menghentikan kekerasan. Seorang saksi mata mengatakan, "Penggemar West Ham berperilaku seperti binatang, berkeliaran di jalanan, botol di tangan, mencari siapa saja untuk melawan".[52] Lebih dari 2.500 suporter West Ham melakukan perjalanan ke Palermo untuk menyaksikan permainan.[53] Inter City FirmAktif pada tahun 1970-an, 1980-an dan 1990-an, penggemar West Ham membentuk Inter City Firm ('ICF'), sebuah firma hooligan sepak bola Inggris yang terkait dengan klub. Mereka adalah salah satu yang paling firma hooligan yang paling ditakuti.[54] Nama itu berasal dari penggunaan kereta InterCity untuk laga tandang.[55] ICF adalah salah satu firma yang memelopori gerakan "kasual" pertama, disebut demikian karena mereka menghindari polisi dengan tidak mengenakan pakaian yangberhubungan dengan sepak bola. Kegiatan kekerasan mereka tidak terbatas pada derby lokal saja, mereka bertujuan untuk menimbulkan masalah di setiap pertandingan. Selama 1990-an, dan sampai hari ini, pengawasan yang canggih dan kepolisian, ditambah dengan dukungan dari klub dan tindakan masyarakat, telah mengurangi tingkat kekerasan, meskipun persaingan dengan Millwall, Tottenham Hotspur dan Chelsea tetap ada. Protes dan serangan lapanganWest Ham penggemar telah mengambil bagian dalam serangan lapangan dan protes terhadap dewan direksi klub dan dirasakan salah urus keuangan klub, setelah penampilan buruk di lapangan atau untuk menunjukkan ketidaksetujuan pada penjualan atau pembelian pemain seperti Lee Bowyer.[56][57][58] Serangan lapangan lain yang terkenal terjadi pada 1990-an terhadap peluncuran The Hammers Bond, sebuah surat utang yang akan memaksa penggemar membeli obligasi sebelum mereka bisa membeli tiket musiman.[57] Pada tahun 1992, demonstrasi pasca-pertandingan digelar, melawan rencana penerapan surat utang tersebut dan direktur baru, Peter Storrie, sebelum pertandingan kandang melawan Wimbledon diikuti oleh serangan lapangan di laga kandang melawan Everton dan Arsenal. Direksi dipengaruhi oleh protes itu dan mengumumkan bahwa pembelian obligasi tidak lagi diperlukan untuk membeli tiket musiman.[59] Dari 19.301 obligasi awalnya tersedia, kurang dari 1000 terjual.[60] Dalam budaya modernFilm tahun 2005, Green Street Hooligans (jalan di mana Boleyn Ground berdiri) digambarkan seorang mahasiswa Amerika, diperankan oleh Elijah Wood, terlibat dengan sebuah firma fiksi yang berhubungan dengan West Ham, dengan penekanan pada rivalitas dengan Millwall.[61][62] Meskipun mereka awalnya memperbolehkan syuting di dalam stadinon West Ham, direksi West Ham menarik izin mereka setelah mereka sadar akan isi kekerasan dari film tersebut.[62] Hooliganisme di West Ham lagi-lagi disorot dalam Cass, sebuah film 2008, berdasarkan pada kehidupan seorang mantan hooligan yang terkenal, Cass Pennant.[63] Referensi
|