Sultan Anom Alamsyah

Sultan Dipati Anom Alamsyah (Aji Dipati)
Adipati Kepangeranan Tanah Pamukan
Berkuasa1703 – 1708
Penobatan16 Mei 2010
AyahPanembahan Adam (Aji Duwo Raja Sadurengas
AgamaIslam

Sultan Dipati Anom Alamsyah (Aji Dipati) adalah putra dari Panembahan Adam (Aji Duwo) Raja Sadurengas / Paser berkuasa tahun 1680-1703 Masehi.Di saat pemerintahan Sultan Aji Muhammad Alamsyah I (Aji Geger) tahun 1703-1738 Masehi,Aji Dipati di angkat menjadi Adipati Kepangeranan Tanah Pamukan (Kemudian berubah menjadi Tanah Bumbu) yang berkedudukan di Cengal, Aji Dipati bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah memiliki beberapa Putra dan putri yaitu bernama Aji Muhammad (lk), Aji Girok (pr),Aji Sedot (lk),Aji Proah (pr),Aji Tuwa (lk).[1] dari keturunan (tutus istilah Paser) dari Aji Dipati (Sultan Dipati Anom Alamsyah) yakni dari putra beliau yang bernama Aji Muhammad bergelar Pangeran Marjanata yang kemudian berkuasa di Palau laut lalu di gantikan oleh putra beliau yang bernama Aji Musa bergelar Pangeran Pulo,lalu Aji Musa/Pangeran Pulo memiliki beberapa putra yakni;

  • Aji Muhammad Nafis
  • Aji Abdul Kadir
  • Pangeran Barangta Kesuma dan
  • Pangersn Panji (Pangeran Panji menikah dengan Aji Landasan)

Setelah wafatnya Sultan Sepoh Alamsyah I (Aji Ngara), diganti oleh Aji Dipati bin Penembahan Adam dengan gelar Sultan Dipati Anom Alamsyah memerintah tahun 1768 - 1799 Masehi (Th.1181-1213 Hijriah). Sultan ini menerima mandat putusan dari Majelis Adat dan Alim Ulama Kesultanan Paser untuk menggantikan menjadi Sultan Paser menggantikan Sultan Sepoh Alamsyah I (Aji Ngara) yang telah mangkat , serta pada saat itu juga ibunya Diang Cengal telah lama meninggal dunia.Sebelum tahun 1738 Masehi beliau Aji Dipati menolak menjadi Sultan Paser saat itu karena beliau perlu merawat si Ibu yang sudah tua (Diang Cengal) ibu beliau ini berasal dari suku Dayak Samihim . Menurut catatan dari Aji Aqub ditulis th.1350 Hijriah bahwa Aji Dipati bergelar Sultan Dipati Anom Alamsyah memiliki saudara tiri lain ibu yang bernama Aji Salumu bergelar Pangeran Raka yang merupakan putra dari Penembahan Adam/Penembahan Sia' (Aji Duwo) dari selir beliau yang bernama Dayang Nuni yang berasal dari kampong Pait (Sekarang masuk Kec.Long ikis Kabupaten Paser) Aji Salumu merupakan tokoh yang tidak puas atas penobatan Aji Ngara menjadi Sultan Paser .

Beliau (Aji Salumu /Pangeran Raka) memberontak terhadap Kesultanan Paser di bawah pemerintahan sepupu sekali beliau yakni Sultan Sepoh Alamsyah I (Aji Ngara),Aji Salumu membawa Ratusan Pasukan dari Atang Pait dengan mengajak komunitas suku bugis dan suku Bajau yang ada di daerah teluk Adang sehingga pasukan Pemberontak Pimpinan Aji Salumu (Pangeran Raka) bertemu dengan Pasukan Kesultanan Paser di sungai Kendilo yakni di sebuah daerah yang bernama Rantau Manggaris sehingga Rantau Manggaris menjadi banjir darah,sehingga daerah itu dinamakan Baras bangkai,karena konon mayat bergelimpangan mati di atas sungai tersebut.

Namun pasukan yang di pimpin oleh Aji Salumu (Pangeran Raka) ini kalah, sehingga membuat kembali pulang ke kampung halam ibunya di kampung Pait-Adang, beliau kemudian menjadi stres berat dan menjadi gila namun kemudian ditolong dan di obati oleh Kiai Mas Muda dan dibawa ke muara Suatang-Paser Belengkong lalu di obati dengan air pembasuh kaki Sultan Sepoh Alamsyah I (aji Ngara) sehingga beliau pulih kembali ingatannya dan insyaf serta tunduk kepada pemerintahan Sultan Sepoh Alamsyah I (Aji Ngara)

Sultan Dipati Anom Alamsyah memerintah dalam usia tua, kehidupan sebagai Sultan dijalankan dengan sederhana kegiatan rutin menghadiri shalat di masjid sambil memberikan berbagai petuah keagamaan. Aktivitas pemerintahan banyak dijalankan oleh Perdana menteri atau wazirnya yaitu Aji Panji bin Aji Ningrat (Ratu Agung Tuo) mantan kepala Penggawa wilayah Lempesu (sekarang masuk Kec.Pasir Belengkong,Kabupaten Paser,Kalimantan Timur),Aji Dipati (Sultan Dipati Anom Alamsyah) mangkat padat tahun 1799 Masehi,namun kini makam beliau belum di ketahui keberadaannya.

Lihat Juga

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya