Suku Orok
Orok (Ороки dalam bahasa Rusia; penyebutan diri: Ulta, Ulcha), yang terkadang disebut Uilta, adalah sebuah suku di Oblast Sakhalin (terutama bagian timur pulau tersebut) di Rusia. Bahasa Orok masuk dalam kelompok selatan rumpun bahasa Tungusik. Menurut Sensus Rusia 2002, terdapat 346 orang Orok yang tinggal di Utara Sakhalin melalui Laut Okhotsk dan Selatan Sakhalin di distrik tersebut melalui kota Poronaysk. Menurut Sensus 2010, terdapat 295 orang Orok di Rusia. Populasi dan pemukimanMenurut Sensus Rusia 2002, total jumlah orang Orok di Rusia adalah 346 orang.[2] Mereka sebagian besar tinggal di Oblast Sakhalin. Kebanyakan orang Orok terkonsentrasi di tiga pemukiman – Poronaysk, Nogliki dan desa Val, Distrik Nogliksky. Sebanyak 144 orang Orok tinggal di Val. Tempat-tempat lainnya dimana orang Orok tinggal meliputi: desa-desa Gastello dan Vakhrushev di Distrik Poronaysky;[3] desa Viakhtu di Distrik Alexandrovsk-Sakhalinsky; desa Smirnykh, Distrik Smirnykhovsky; Distrik Okhinsky; dan Yuzhno-Sakhalinsk, pusat administratif Oblast Sakhalin.[4] Selain itu, orang Orok tinggal di pulau Hokkaido, Jepang – pada 1989, terdapat sebuah komunitas dari sekitar 20 orang di dekat kota Abashiri. Jumlah mereka saat ini tidak diketahui.[5][6] SejarahTradisi lisan Orok mengindikasikan bahwa orang Orok berbagi sejarah dengan orang Ulch, dan mereka bermigrasi ke Sakhalin dari kawasan Sungan Amgun di Rusia daratan. Riset mengindikasikan bahwa migrasit tersebut diyakini terjadi pada abad ke-17.[6] Kekaisaran Rusia meraih kekuasaan penuh atas wilayah Orok setelah Traktat Aigun 1858 dan Konvensi Peking 1860.[7] Sebuah koloni penal didirikan di Sakhalin antara 1857 dan 1906, mengirimkan sejumlah tahanan politik dan penjahat Rusia, termasuk Lev Sternberg, seorang etnografer awal penting tentang orang Orok dan orang asli lainnya di pulau tersebut, Nivkhs dan Ainu.[8] Sebelum kolektivisasi Soviet pada 1920an, Orok terbagi dalam lima kelompok, yang masing-masing memiliki zona migratori mereka sendiri.[6] Namun, setelah Revolusi Bolshevik pada 1922, pemerintah baru Uni Soviet menarik kebijakan kekaisaran sebelumnya terhadap orang Orok untuk memasukkan mereka ke dalam ideologi komunis.[9] Pada 1932, Orok utara bergabung dengan lahan kolektif Val, yang dikhususkan untuk tempat pembuahan, bersama dengan sejumlah kecil Nivkhs, Evenk dan Rusia.[6] Setelah Perang Rusia-Jepang, Sakhalin selatan berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Jepang, yang memasukkannya sebagai Prefektur Karafuto. Uilta, atau Orok, diklasifikasikan sebagai "orang asli Karafuto" (樺太土人), dan tidak dimasukkan dalam pendaftaran keluarga bergaya Jepang, berseberangan dengan Ainu, yang memiliki pendaftaran keluarga "Jepang daratan".[10][11] Seperti halnya Korea Karafuto dan Nivkh, namun tak seperti Ainu, Uilta tidak masuk dalam evakuasi warga negara Jepang setelah invasi Soviet pada 1945. Beberapa Nivkh dan Uilta yang bertugas dalam Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dibawa ke kamp-kamp kerja Soviet; setelah pengadilan pada akhir 1950an dan 1960an, mereka diakui sebagai warga negara Jepang dan diijinkan untuk bermigrasi ke Jepang. Kebanyakan tinggal di sekitar Abashiri, Hokkaidō.[12] Uilta Kyokai di Jepang didirikan untuk memperjuangkan hak-hak Uilta dan penyajian tradisi Uilta pada 1975 oleh Dahinien Gendanu.[13] Catatan
Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Orok people. |