Sukasman
Perupa ini memamg bulan seorang dalang. Tapi kecintaanya terhadap wayang melebihi dalamng manapun. Tenaga, pikiran, dan bahkan seluruh hidupnya tercurah ke dunia pewayangan. Sejak kecil Sukasman akrab dengan wayang karena hobinya menggambar wayang. Baginya, wayang begitu unik karena berwajah oval, tak simetris, seperti wajah manusia. Selepas SMA tahun 1957, Sukasman masuk Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta. Tujuannya mengembangkan hobi menggambar wayang. Tapi di ASRI tak ada pelajaran menggambar wayang. Meski kecewa, sukasman tetap melanjutkan kuliahnya. Berbekal ilmu dari bangku kuliah, Sukasman mulai mengubah bentuk wayang klasik menjadi wayang kreasi baru . Suatu hari Iya tunjukkan kreasinya pada Ki Prayitno Wiguno, guru Sukasman di Abiranda (sebuah lembaga pendidikan pedalangan di keraton Yogyakarta). Sang guru marah, "Bentuk wayanh sudah sempurna, tak boleh di utak-atik lagi!" dengan kata lain, karya Sukasman adalah wayang cacat yang nyempal pakem.
|