Sukarasa, Darma, Kuningan
SejarahPada zaman dahulu kala pada zaman Kolonial Belanda sekitar tahun 1917 ada suatu Kampung, dikenal dengan nama Kampung Cibengang yang tergabung ke bagian administratif Desa Sakerta yang dipimpin oleh Mudhali sampai dengan tahun 1945. Pada tahun 1946 Kampung Cibengang resmi memisahkan diri dari Desa Sakerta dan menjadi Desa Cibengang yang dipimpin oleh Sukaraja Warsita sampai dengan tahun 1963 sebagai Kuwu I(Pertama). Pada Tahun 1964 Desa Cibengang dipimpin oleh Abdul Karwa Syahbudin sebagai kuwu ke 2 (dua). Atas intruksi Kemendag, Gubernur Jawa Barat saat itu yaitu Mashudi, meminta agar Cibengang diganti menjadi Sukarasa karena pendapat dia Cibengang itu berasal dari kata Bengong yang artinya diam/termenung atau dalam bahasa Sunda disebut molohok, dan hal tersebut berarti kurang baik. Alasan Gubernur mengganti Cibengang dengan Sukarasa agar rakyatnya lebih giat dan kreatif sehingga dapat merasakan hasil kreatifitasnya menuju masyarakat adil, makmur dan aman sentosa. Nama Desa Sukarasa diresmikan oleh Gubernur di Kuningan pada 17 Agustus 1967. Sejak Cibengang berganti nama menjadi Sukarasa, rakyat Sukarasa bisa menikmati Aman-tenteram, Subur-makmur, Kerta-raharja. Batas wilayahBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
GeografiDesa Sukarasa decara geografis berada di daerah dataran tinggi yaitu 700 mdl meski demikian sebagian besar wilayahnya memiliki topografi datar, hanya sebagian kecil berupa lereng terjal di bagian barat mengarah ke Kabupaten Majalengka. Desa Sukarasa memiliki curah hujan 2598,62 mm/tahun dengan jumlah bulan hujan 7 bulan dan suhu rata-rata harian di wilayah ini berkisar 18 - 25 derajat celcius. Pranala luar
|