Sukadami, Cikarang Selatan, Bekasi
Sukadami adalah desa di Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Desa Sukadami merupakan desa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Cikarang Selatan. Desa Sukadami ini terletak pada ketinggian 41 meter di atas permukaan laut dengan suhu harian rata-rata 32°-33 °C pada siang hari dan 24 °C pada malam hari. Nama Sukadami berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda, yaitu Suka yang berarti "suka, senang" dan Dami dari kata Badami yang berarti "musyawarah". Jadi nama Sukadami dapat diartikan sebagai "senang bermusyawarah". Ada juga pemaknaan lain dari Alm. H. Abdul Salam Asy'ari (mantan Sekretaris Desa Sukadami), yang mengatakan bahwa nama Sukadami berasal dari kata 'Suka' yang dapat diartikan sebagai 'Cinta' dan 'Dami' yang berasal dari kata 'Damai', sehingga nama Sukadami dapat dimaknai sebagai 'Cinta Damai'. SejarahAsal-usul Desa Sukadami bermula dari datangnya seorang tokoh penyebar agama Islam dari Kesultanan Banten ke daerah yang saat ini bernama Desa Sukadami, tokoh tersebut bernama Embah/Mbah Nenggo yang kemudian bersama beberapa pengikutnya mendirikan sebuah perkampungan yang dinamakan Kampung Cijambe (kemungkinan di sekitar perkampungan tersebut terdapat pohon jambe/pinang). Nama asli beliau sampai saat ini belum dapat diketahui, sehingga beliau hanya dikenal dengan julukannya yaitu Embah/Mbah Nenggo. Beliau dimakamkan di Astana Cijambe/TPU Sukadami yang berada di Kp. Serangkolot RT 010/005. Saat ini lokasi makam beliau menjadi sebuah cagar budaya yang disebut sebagai Situs Cijambe. Kemudian keberadaan peradaban/masyarakat di wilayah Sukadami (saat itu belum terbentuk Desa Sukadami) pada masa kolonial dapat dilacak pada peta yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1883, di sana dapat dijumpai perkampungan-perkampungan yang telah ada di masa itu, seperti Kampung Tjidjambi (Cijambe), Gempol dan Serang. Kampung-kampung lainnya yang dapat dijumpai pada peta tersebut adalah Kampung Tjiantro (Ciantra) dan Koekoen (Kukun) yang saat ini masuk ke dalam wilayah Desa Ciantra; Kedoeng Serang, Tjidjingga (Cijingga) dan Ligoenden/Leuwigundam yang saat ini masuk ke dalam wilayah Desa Serang; Djati (Jati), Djegang (Jegang), Nambo dan Kongsi Papan yang saat ini masuk ke dalam wilayah Desa Sukasejati. Pada masa itu, wilayah Sukadami masih termasuk ke dalam wilayah administrasi. Onderdistrict-District Tjibaroesa Regentschap-Afdeeling Buitenzorg. Lalu pada masa pendudukan Jepang hingga menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah Sukadami menjadi lokasi dari pusat pelatihan Lasykar Hizbullah-Sabilillah yang saat itu dibentuk oleh ulama-ulama Masyumi dan NU dengan tujuan sebagai kekuatan tambahan bagi pasukan pendudukan Jepang dalam mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Sekutu (saat masa pendudukan Jepang) dan nantinya membela kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia dari penjajahan bangsa asing (setelah kemerdekaan). Memang dalam catatan sejarah, lokasi pelatihan tersebut hanya tercatat berada di Cibarusah (dulu Tjibaroesa/Cibarusah), Jawa Barat. Tanpa menyebutkan lokasinya dengan lebih rinci, karena wilayah Cibarusah dulu adalah setingkat kawedanan yang begitu luas. Mulai dari sekitar Pasar Cikarang di utara sampai kaki Gunung Gede Pangrango di selatan sehingga membutuhkan penjelasan lokasi lebih detail. Akhirnya, setelah penyelidikan yang dilakukan oleh Yayasan Amal Bakti Veteran Eks Lasykar Hizbullah Sabilillah Indonesia pada tahun 1986-1989, dapat diketahui bahwa lokasi pelatihan tersebut berada di wilayah Desa Sukadami, tepatnya di Kp. Serangkongsi RT 011/006 di tepi Jl. KH. Raden Ma'mun Nawawi. Saat ini, di lokasi tersebut akan dibangun Monumen Perjuangan Hizbullah Sabilillah dengan wujud masjid. Pada awalnya, cakupan wilayah Desa Sukadami sangat luas, yaitu meliputi wilayah Desa Sukadami, Desa Ciantra, Desa Sukasejati, Desa Serang saat ini dan membentang dari batas Sungai Ci Karang di sisi barat hingga Sungai Ci Lemahabang di sisi timur. Dikarenakan mulai bertambahnya jumlah penduduk, maka pada tahun 1974 wilayah Desa Sukadami pun dimekarkan menjadi dua Desa, yaitu Desa Sukadami dan Desa Sukasejati (Desa Ciantra merupakan hasil pemekaran dari Desa Sukasejati pada tahun 1984). Dan pada tahun 1984, wilayah Desa Sukadami pun dimekarkan kembali menjadi dua, yaitu Desa Sukadami dan Desa Serang. Sebelumnya, Desa Sukadami merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Serang namun karena adanya perubahan pembagian wilayah di Kabupaten Bekasi, yaitu dengan pembentukan wilayah Kota Cikarang dengan lima kecamatan (Kecamatan Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat dan Cikarang Timur), maka Desa Sukadami ini dimasukkan ke dalam wilayah Kecamatan Cikarang Selatan. Linimasa Kewilayahan Desa Sukadami
Batas WilayahDesa Sukadami ini berbatasan dengan:
Kondisi dan Potensi AlamDesa Sukadami memiliki kondisi topografis yang cenderung datar, dengan sedikit bergelombang (agak berbukit) di sekitar Kp. Serang Kolot (kawasan barat/belakang Puskesmas dan Balai Desa Sukadami). Wilayah Desa Sukadami dialiri oleh Sungai Cikadu dan beberapa anak alirannya, seperti Sungai Cijambe dan Sungai Cikadueun serta terdapat beberapa danau (masyarakat setempat menyebutnya dengan jégjrég atau émpang) yang kebanyakannya merupakan bekas dari galian tanah/pasir, seperti yang terdapat di Kp. Gempol (di sekitar Perumahan Graha Sukadami dan Puri Cijambe) dan Kp. Cijambe (di tepi Jl. Bah Kilong dan Jl. Serang-Setu). Namun, kebanyakannya danau-danau tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, sementara ini hanya sebagai tempat penampungan air dan belum dikelola lebih lanjut, misalnya sebagai tempat peternakan ikan, tempat pariwisata, dan lain-lain. Potensi alam di Desa Sukadami yaitu hasil perkebunan berupa buah rambutan. Kebun rambutan banyak tersebar di sekitar wilayah Desa Sukadami (bahkan pada umumnya di wilayah selatan Kabupaten Bekasi). Setiap musim panen rambutan, masyarakat setempat banyak menjajakan buah rambutan hasil panen kebunnya di pinggir jalan. Selain itu, saat ini di Desa Sukadami juga sedang digalakkan peternakan ikan, khususnya ikan lele yang dikembangkan di kawasan-kawasan perumahan, seperti di Perumahan Graha Sukadami dan Taman Cikarang Indah (TCI) 3. Bahkan peternakan ikan lele di Perumahan TCI 3 sudah pernah panen raya. Hal tersebut tentu berdampak positif pada ketahanan pangan di wilayah Desa Sukadami. PemerintahanDesa Sukadami terdiri dari lima Dusun dan 22 Rukun Warga (RW) yang tersebar di beberapa kampung dan di beberapa kawasan perumahan. Desa Sukadami dipimpin oleh seorang Kepala Desa (namun masyarakat secara tradisional masih menyebutnya sebagai Lurah). Saat ini, jabatan Kepala Desa Sukadami dijabat oleh Bpk H.M. Kunang. Kantor Kepala Desa Sukadami berlokasi di Jl. KH. Raden Ma'mun Nawawi (Berada dekat dengan Pasar Serang dan Puskesmas Sukadami). Lokasi kantor desa: https://g.co/kgs/5CG9n3 Situs web Pemdes: https://desasukadami.warga.id/
Arti nama-nama kampung di Desa Sukadami
PendudukDesa Sukadami merupakan desa dengan penduduk terbanyak di Kecamatan Cikarang Selatan. Penduduk asli Desa Sukadami merupakan masyarakat Sunda yang telah sejak lama bertempat tinggal di desa ini. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan terus berkembangnya proses industrialisasi di sekitar Desa Sukadami dan Kabupaten Bekasi pada umumnya, maka mulai berdatangan para perantau dari berbagai daerah. Hal tersebut membuat Desa Sukadami semakin heterogen karena beragamnya penduduk dari Suku Jawa, Betawi, Batak, Minang, dll. Masyarakat asli Sunda di Desa Sukadami masih dapat dijumpai di daerah-daerah perkampungan, seperti Kp. Cijambe, Kp. Gempol, dan lain-lain. Mereka masih mempertahankan adat tradisinya, seperti masih bertutur dengan bahasa Sunda, melestarikan adat tradisi seperti pada kelahiran dan pernikahan, bahkan rumah-rumah tradisional khas Sunda (rumah panggung) dengan material kayu dan bambu masih dapat dijumpai di sana. Sementara masyarakat pendatang lebih terkonsentrasi pada kawasan-kawasan perumahan yang juga masih melestarikan adat tradisi dari daerah masing-masing, seperti bahasa, kebiasaan dan adat tradisi dalam pernikahan. KemasyarakatanBeberapa komunitas atau organisasi kemasyarakatan yang eksis di wilayah Desa Sukadami adalah:
PerumahanDesa Sukadami dengan penduduknya yang begitu banyak tentu membutuhkan sarana perumahan sebagai tempat tinggalnya. Oleh karena itu, di wilayah Desa Sukadami banyak tersebar kawasan-kawasan perumahan yang dikembangkan oleh pihak swasta, seperti: Graha Sukadami (Perumahan pertama di Desa Sukadami, dikenal juga sebagai 'Perumahan Pemda'), Asri Pratama, Bukit Indah Pratama, Bumi Cikarang Makmur, Griya Persada Indah, Griya Sukadami, Pondok Indah Gempol 1 - 2 - 3, Puri Cijambe, Wahana Cikarang dan Teras Cikarang Residence 2.Permata Cikarang Selatan PendidikanDesa Sukadami menjadi lokasi dari 5 SD Negeri, 2 SMP Negeri (SMP Negeri 1 Cikarang Selatan dan SMP Negeri 5 Cikarang Selatan), 1 SMA Negeri (SMA Negeri 2 Cikarang Selatan[pranala nonaktif permanen]) dan 1 SMK Negeri (SMK Negeri 2 Cikarang Selatan). Serta terdapat juga lembaga pendidikan swasta yang terdiri dari 20 Taman Kanak-kanak (TK), 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 1 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
KesehatanDesa Sukadami memiliki 2 sarana poliklinik, 3 tempat praktik dokter, 11 tempat praktik bidan, 7 apotek, 2 toko obat/jamu dan 1 Puskesmas yang siap melayani masyarakat Desa Sukadami. Selain itu, Desa Sukadami juga berdekatan dengan beberapa fasilitas rumah sakit, seperti RS. Amanda di Desa Serang, Cikarang Selatan. Lokasi puskesmas: https://g.co/kgs/hpRHok Lokasi RS Amanda: https://g.co/kgs/umEku9 Tanah Kas DesaPada tahun 2023, Pemerintah Desa Sukadami telah melakukan pendataan dan penguasaan terhadap aset desa, yaitu berupa Tanah Kas Desa (TKD) sebanyak dua bidang lahan dengan rincian sebagai berikut:
Bahasa dan BudayaMasyarakat asli Desa Sukadami dalam kesehariannya menuturkan Bahasa Sunda Bekasi yang termasuk ke dalam dialek Bahasa Sunda Pesisir Utara (SPU) atau Basa Sunda Pakaléran yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu tidak banyak dipengaruhi oleh Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) atau Tatakrama Basa Sunda, sehingga menjadikannya berbeda dari Bahasa Sunda yang umumnya digunakan di daerah-daerah lain di Jawa Barat. Akan tetapi, Bahasa Sunda Baku (dialek Priangan) juga diajarkan di sekolah dari tingkat SD hingga SMA/SMK dalam muatan lokal Bahasa Sunda. Penggunaan Bahasa Indonesia juga cukup luas dikarenakan banyaknya penduduk pendatang dari berbagai daerah, walaupun Bahasa Indonesia yang digunakan lebih condong ke Dialek Betawi Cikarang. Budaya atau kesenian yang ada atau sering ditampilkan di Desa Sukadami meliputi Jaipongan, Odong-odong, Topeng, dll. Beberapa kosakata khas Sunda Bekasi
AksesibilitasDesa Sukadami memiliki aksesibilitas yang cukup baik bahkan sangat strategis, karena dilintasi oleh jalur-jalur lintas-kecamatan bahkan lintas-kabupaten, yaitu Jln. KH. Raden Ma'mun Nawawi yang menjadi jalur penghubung antara Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Bogor, Jln. Serang-Setu yang menjadi jalur penghubung antara Kecamatan Cikarang Selatan - Cikarang Barat - Setu, Jln. Bah Kilong yang menjadi jalur penghubung antara Kecamatan Cikarang Selatan - Serang Baru dan Jln. Serang - Kebon Kopi yang menjadi jalur penghubung antara Kecamatan Cikarang Selatan - Cikarang Pusat. Selain itu, Desa Sukadami juga dilintasi oleh Angkot K-17 Cikarang-Cibarusah yang memudahkan mobilitas masyarakat. Referensi
|