Subkultur emoSubkultur emo, yang pesertanya disebut anak-anak emo atau para emo, adalah subkultur yang dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1990-an.[1] Berbasis di sekitar musik emo, subkultur tersebut terbentuk di lingkungan San Diego pada pertengahan tahun 1990-an. Para pesertanya dijuluki Spock rock karena potongan rambut hitam lurus mereka yang khas. Subkultur ini memasuki kesadaran arus utama pada tahun 2000-an, dikaitkan dengan jejaring sosial termasuk Myspace, Buzznet, dan hi5. Selama masa popularitasnya, subkultur ini menghadapi reaksi keras, termasuk serangan kekerasan terhadap remaja emo di Meksiko dan Irak, serta usulan undang-undang Rusia yang menargetkan subkultur tersebut, karena pandangan bahwa subkultur ini berbahaya dan mempromosikan perilaku antisosial, depresi, dan bunuh diri. Pada tahun 2009, perhatian utama ini sebagian besar telah menurun karena subkultur tersebut terus berlanjut secara bawah tanah (underground) di berbagai situs web, termasuk Tumblr, dan melalui kelompok kebangkitan emo. ModePakaianSelama tahun 1990an, mode (fashion) emo lebih bersih dan cenderung ke arah geek chic (gaya kutu buku),[2] dengan jenis pakaian seperti kacamata berbingkai tebal yang menyerupai musisi tahun 1950an Buddy Holly, kemeja berkancing, kaos oblong, rompi baju panas (sweater), celana jin ketat, sepatu converse, dan kardigan menjadi hal yang umum.[3] Mode emo pada pertengahan hingga akhir tahun 2000-an termasuk celana jins ketat, kaos ketat (biasanya lengan pendek, dan sering kali dengan nama grup musik emo), ikat pinggang bertabur paku, sepatu kets Converse, Vans, dan gelang tangan hitam.[4][1] Kacamata berbingkai tanduk yang tebal masih menjadi tren pada masanya,[4] dan eye liner serta kuku hitam menjadi hal yang umum pada pertengahan tahun 2000-an.[5][6] Modifikasi rambut dan tubuhBentuk rambut emo yang paling awal adalah potongan rambut "Spock rock", yang merupakan gaya rambut hitam dicat dengan poni lurus, populer di kalangan emo pada pertengahan 1990-an. Kemudian, gaya rambut tersebut berevolusi menjadi lebih panjang dan memiliki poni samping.[7] Pada tahun 2000-an, gaya rambut ini berkembang menjadi gaya rambut datar dan lurus dengan poni panjang menyamping yang menutupi satu mata.[1] Gaya ini sering disebut "rambut emo", dan juga populer di luar subkultur emo pada tahun 2000-an dan 2010-an.[8] Gaya rambut ini telah menjadi kontroversi, dengan beberapa dokter mata menyarankan bahwa memiliki satu mata yang tertutup oleh rambut dapat menyebabkan perkembangan ambliopi.[9] Variasi dari gaya ini adalah potongan rambut "shotgun blast", yang memiliki bagian depan yang sama dengan potongan rambut emo, namun dengan bagian belakang rambut yang dibuat runcing.[7] Gaya rambut populer lainnya di antara subkultur emo adalah potongan bob (sering kali A-line),[7] swoop, dan skullet (mullet). Umumnya, potongan rambut emo mengandung lapisan rambut dan dibiarkan tidak disisir dan berminyak.[10] Para emo terkadang mewarnai rambut mereka, biasanya hitam, namun warna-warna rambut yang diputihkan dan warna-warna neon juga umum. Kadang-kadang, beberapa warna digunakan untuk membuat pola seperti garis-garis rakun atau bintik-bintik citah.[10][7] Beberapa emo memotong rambut mereka menggunakan pisau cukur.[7] Tindik bibir gigitan ular dan tindik cuping telinga yang diregangkan populer di kalangan subkultur emo.[11] SejarahAsal usul (pertengahan 1980-an hingga pertengahan 1990-an)Genre musik emo dirintis pada pertengahan tahun 1980-an oleh musik Washington D.C. hardcore yang berusaha membuat musik yang tidak terlalu keras dan lebih emosional, seperti Rites of Spring, Embrace, dan Dag Nasty.[12] Label "emocore" dengan cepat menyebar melalui dunia hiburan untuk merujuk pada grup-grup musik ini, dan dikaitkan dengan banyak grup musik yang terkait dengan Dischord Records milik Ian MacKaye.[13] Meskipun banyak grup musik yang menolak istilah tersebut, istilah itu tetap ada. Jenny Toomey mengenang, "Satu-satunya orang yang menggunakannya pada awalnya adalah mereka yang iri atas seberapa besar dan fanatik suatu scene. [Rites of Spring] ada jauh sebelum istilah itu ada dan mereka membencinya. Tapi ada momen aneh ini, seperti ketika orang-orang mulai menyebut musik 'grunge,' yang tetap Anda gunakan meskipun Anda membencinya."[14] Scene emo Washington, DC hanya berlangsung beberapa tahun, dan pada tahun 1986, sebagian besar grup-grup musik emo utama (termasuk Rites of Spring, Embrace, Gray Matter dan Beefeater) telah bubar.[15] Awal mula emo sebagai subkultur dan bukan sekadar gaya musik bermula di panggung San Diego pada pertengahan tahun 1990-an. Grup-grup muusik dalam adegan ini, seperti Heroin, Antioch Arrow, dan Swing Kids, dan para peserta dalam scene ini sering disebut "Spock rock", mengacu pada rambut mereka yang diwarnai hitam dengan poni lurus.[7] Sebagai vokalis Swing Kids, Justin Pearson memiliki rambut runcing yang menonjol dari belakang kepalanya di samping poni lurus, yang merupakan prototipe untuk potongan rambut emo "shotgun blast".[7] Dalam wawancara tahun 2020 dengan NoEcho, Pearson mengutip estetika grup musik tersebut didasarkan pada subkultur mod, greaser, Situationist International, artis di Blue Note Records, dan gaya minimalis Crass.[16] Setelah dirilisnya video musik "New Noise" tahun 1998 oleh grup musik punk hardcore Swedia Refused, rambut hitam lurus dengan poni panjang dan melengkung menjadi umum. Refused mengadopsi potongan rambut ini bersama pakaian hitam dan cat kuku.[7] Pada bulan Januari 2002, Honolulu Advertiser menggambarkan orang emo sebagai "sengaja tidak pamer": "orang-orang ini sering mengendarai sepeda, membuat buku harian, menulis puisi, dan nongkrong di kedai kopi. Mereka lebih suka film seni daripada film laris Hollywood dan sering mengunjungi toko musik independen. Mereka biasanya pemalu dan introspektif."[2] Perkembangan selanjutnya (akhir 1990-an)Grup musik metalcore Eighteen Visions merupakan grup musik yang mengembangkan prototipe mode emo selanjutnya. Oleh karena banyak grup musik hardcore pada tahun 1990-an memiliki citra hipermaskulin yang ditandai dengan kepala plontos, topi baseball, dan tato, Eighteen Visions ingin memberontak terhadap citra ini. Terinspirasi oleh penampilan grup musik lainnya, seperti Orgy dan Unbroken, Eighteen Visions berpakaian dengan gaya feminin, termasuk celana jin ketat, rambut lurus, poni melengkung, pakaian hitam, dan eyeliner. Penekanan pada penampilan grup musik ini menyebabkan mereka diberi label "fashioncore" yang merendahkan.[7][17] Fashioncore menjadi tren populer dalam hardcore dan metalcore pada awal tahun 2000-an, dan grup-grup musik lain yang diberi label sebagai fashioncore, termasuk Avenged Sevenfold, Bleeding Through, dan Atreyu.[18][19][20] Dipengaruhi oleh anggota Eighteen Visions, kaum emo di awal tahun 2000-an menjadi semakin eksperimental dengan rambut mereka, memanfaatkan lapisan, poni asimetris, dan memotong rambut menggunakan pisau cukur. Potongan rambut seperti Bob dan potongan A-Line juga populer.[7] Kelaziman arus utama (tahun 2000-an)Sekitar tahun 2002, istilah "scene queen" (ratu skena) mulai digunakan sebagai kata yang merendahkan terhadap wanita-wanita menarik dan populer yang dianggap oleh musisi hardcore yang lebih tua sebagai sekelompok orang yang terlibat dalam hardcore semata-mata hanya karena subkultur tersebut (poser). Melalui istilah ini, orang-orang yang berpartisipasi dalam gaya berpakaian emo yang dipengaruhi fashioncore mulai disebut skena (subkultur scene), yang pada akhirnya berkembang menjadi subkultur emo-nya tersendiri. Seiring berjalannya waktu, subkultur skena tersebut mulai kurang terkait dengan hardcore, dan lebih condong ke berbagai jejaring sosial daring awal seperti Myspace, Buzznet, dan hi5, serta musik metalcore.[7] Fashioncore menyebar ke Pantai Barat Amerika Serikat dengan keberhasilan From Autumn to Ashes di Long Island dan tur grup musik California, A Static Lullaby, pada tahun 2003, dengan dukungan dari Senses Fail di New Jersey.[21] Scene New Jersey pada akhirnya membawa subkultur tersebut ke perhatian masyarakat umum.[22] Ketika subkultur emo mulai dikenal oleh masyarakat umum, subkultur tersebut mendapat reaksi keras. Kelompok anti-emo menyerang remaja di Mexico City, Querétaro, dan Tijuana pada tahun 2008 dalam apa yang disebut NPR sebagai "Perang Emo Meksiko".[23][24] Sebuah undang-undang diusulkan di Duma (Dewan Penasehat) Rusia untuk mengatur situs web emo dan melarang pakaian emo di sekolah dan gedung pemerintah, dengan subkultur yang dianggap sebagai "tren remaja berbahaya" yang mempromosikan perilaku antisosial, depresi, penarikan diri sosial, dan bunuh diri.[25][26] BBC melaporkan bahwa pada bulan Maret 2012, milisi Syiah di Irak menembak atau memukuli hingga tewas 58 pemuda emo Irak.[27] Penurunan popularitas arus utama (tahun 2010-an)Subkultur emo sebagian besar telah meninggalkan kearusutamaan (mainstream) pada tahun 2009.[28] Pada tahun-tahun berikutnya, subkultur emo sebagian besar berpusat di sekitar Tumblr.[29] Penulis Junkee Media, Bianca Devino, menggambarkan emo Tumblr sebagai "citra yang lebih keren dan siap untuk Instagram ... ditandai dengan dedaunan musim gugur, kain flanel, kacamata berbingkai tebal, dan gitar Fender Telecaster". Aspek utama dari hal ini adalah penerbitan posting gambar hutan berwarna pastel dengan lirik dari grup musik kebangkitan emo, seperti Modern Baseball, Tigers Jaw, Front Bottoms, dan Citizen, yang ditempelkan di atasnya. Selama era ini, banyak emo mulai berpakaian dengan gaya busana grunge lembut yang populer di situs web pada saat itu.[28] Dimulai pada tahun 2019, ada beberapa gerakan yang mempromosikan kembalinya subkultur emo, seperti #20ninescene (2019)[30] dan "Rawring 20s" (2020-an).[31] Berbagai situs web, seperti SpaceHey dan FriendProject,[32] yang mempertahankan desain awal Myspace, telah mendapatkan popularitas di kalangan remaja,[33][34] dan selebritas internet media sosial di Instagram dan TikTok telah mulai mengadopsi mode (fashion) skena.[35] Pada masa tersebut, subkultur ini juga berpengaruh pada perkembangan subkultur e-girls dan e-boys.[36] Lihat jugaReferensi
|