Subhan Bawazier
Muhammad Subhan bin Umar Bawazier (lahir 15 September 1972) adalah seorang pendakwah terkemuka di Indonesia yang dikenal dengan pendekatan dakwahnya yang lugas dan tegas. Ia memiliki garis keturunan Arab-Indonesia, dengan marga Bawazier, yang dipercaya sebagai keturunan dari Al Abbas bin Abdul Muththalib, paman Nabi Islam Muhammad. Sebagai seorang ustadz beraliran Salafi/Sunni, dalam penyebaran dakwahnya, Subhan Bawazier aktif memberikan kajian baik melalui media elektronik maupun ceramah langsung di berbagai majelis.[1][2][3] Kehidupan awalUstadz Subhan Bawazier lahir dari keluarga keturunan Bawazier, yang merupakan keturunan Bani Hasyim, sebuah keluarga bangsawan Arab yang memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad. Nenek moyang keluarga Bawazier, yang awalnya menggunakan nama marga Az Zainabi atau Banu Al Wazir, dikenal sebagai menteri besar pada masa Kekhalifahan Abbasiyah sebelum mereka hijrah dari Irak ke Yaman dan menetap di Hadramaut.[4] Sejak kecil, Subhan Bawazier dibesarkan dalam lingkungan yang religius dan didorong untuk mempelajari ilmu agama. Ia menempuh pendidikan formal di Indonesia dan terus memperdalam pemahamannya terhadap ilmu agama melalui kajian-kajian di berbagai bidang, termasuk tafsir, hadis, dan fiqih. Selain itu, ia juga aktif mengikuti seminar dan lokakarya keagamaan untuk mengembangkan pemahamannya tentang Islam.[4] Subhan Bawazier menikah dan memiliki beberapa anak. Kehidupan pribadinya tidak banyak dipublikasikan, namun ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan sangat menjaga nilai-nilai Islam dalam keluarga. Di luar ceramah, ia aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, yang menambah pengaruh positifnya di masyarakat.[4] Kiprah dalam Dakwah dan PendidikanUstadz Subhan Bawazier mulai dikenal luas sebagai seorang pendakwah dengan ceramah-ceramahnya yang fokus pada akhlak, keluarga, dan tatanan sosial Islami. Ia sering mengisi kajian di berbagai masjid di Indonesia dan memiliki banyak pengikut di media sosial. Pesan-pesannya disampaikan dengan tegas dan menarik perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Selain berdakwah, Ustadz Subhan juga berperan dalam mendirikan lembaga pendidikan dan amal yang bertujuan untuk membantu umat yang membutuhkan, serta meningkatkan pendidikan keislaman di kalangan masyarakat.[5] Ustadz Subhan Bawazier juga tidak hanya berdakwah melalui ceramah, tetapi juga menulis berbagai buku dan artikel yang membahas kehidupan beragama dan relevansinya dalam konteks modern. Buku-bukunya diterima baik oleh umat, khususnya dalam kajian akhlak dan kehidupan sehari-hari menurut ajaran Islam.[5] KontroversiMeskipun dikenal dan dihormati sebagai pendakwah, beberapa pihak menganggap gaya dakwah Ustadz Subhan yang keras kurang sesuai dengan pendekatan lembut yang diharapkan dari seorang dai. Namun, bagi pendukungnya, gaya tersebut dianggap tepat dalam menghadapi tantangan kehidupan modern dan perilaku umat.[6] Rujukan
|