Stasiun Andir
Stasiun Andir (AND) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Dungus Cariang, Andir, Bandung. Stasiun yang terletak pada ketinggian +750 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. SejarahStasiun Andir awalnya dibangun sebagai perhentian kecil, bersama dengan Perhentian Gadobangkong, Cikudapateuh, Rancakendal, dan Haurpugur. Rencana pembukaan perhentian-perhentian tersebut diiklankan di surat kabar de Preanger-bode pada 13 Februari 1899 oleh Eksploitasi Barat Staatsspoorwegen, yang mengumumkan bahwa perhentian-perhentian tersebut mulai beroperasi pada tanggal tanggal 20 Februari 1899. Karena ukurannya yang kecil ini, sejak awal dibangunnya perhentian ini hanya melayani kereta api lokal.[4] Berdasarkan peta zaman kolonial Hindia Belanda tahun 1921, ke arah Stasiun Ciroyom, terdapat percabangan yang berbelok ke arah selatan menuju Tapiocafabriek en pakhuizen GwanAn (Pabrik dan Gudang Tapioka GwanAn). Kini lokasi pabrik tersebut berada di sekitar jalan Andir -masyarakat setempat menyebutnya jalan Guan An-. Percabangan jalur tersebut berbelok di sekitar (yang saat ini) disebut Gang H. Gojali. Tidak diketahui kapan jalur tersebut aktif dan nonaktif. Tidak ada informasi pasti juga mengenai pabrik dan jalur ini, namun keduanya tercantum dalam peta zaman kolonial Hindia Belanda. [5] Sebuah denah yang dipublikasikan dalam Spoor en Tramwegen edisi 31 Januari 1939 menampilkan bahwa Andir telah direncanakan sebagai stasiun untuk mengontrol persinyalan dan wesel. Ke arah timur dari stasiun ini, jalur rel bercabang dua; jalur ganda langsung menuju Stasiun Bandung, dan jalur tunggal menuju Stasiun Bandung Gudang, yang emplasemennya kini dijadikan Stasiun Ciroyom. Tujuan dari rencana ini adalah untuk memisahkan KA penumpang dan KA barang sehingga tidak terganggu satu sama lain.[6] Sampai saat ini fungsi stasiun ini tidak berubah. Pada tahun 2008, KRD Ekonomi diperbolehkan kembali berhenti di stasiun ini. Namun, karena dapat membuat terganggunya perjalanan kereta api maupun kendaraan bermotor yang berlalu lalang di perlintasan jalan raya yang tepat berada di samping bangunan stasiun, akhirnya kebijakan ini dicabut kembali.[butuh rujukan]Meskipun stasiun ini merupakan stasiun terdekat dari pintu masuk Bandara Husein Sastranegara, stasiun ini tetap berfungsi sebagai stasiun pantau dan tidak melayani naik turun penumpang. Bangunan dan tata letakTerkait dengan rencana elektrifikasi jalur lintas Bandung Raya di masa mendatang, Stasiun Andir sedang ditata ulang. Penataan tersebut juga dikerjakan bersamaan dengan pembangunan flyover untuk menggantikan perlintasan sebidang Jalan Garuda yang terletak di sebelah barat stasiun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Akibatnya, stasiun ini akan dipindah agak jauh dari lokasi sekarang. Lokasi bangunan stasiun yang baru akan dibangun di dekat kompleks DKA Bandung.[7] Stasiun Andir hanya memiliki dua jalur kereta api. Di sebelah timur stasiun ini terdapat wesel percabangan jalur tunggal dari dan ke Bandung via Ciroyom. Semula wesel tersebut berada di dekat bangunan eksisting stasiun, tetapi sejak penggantian sistem persinyalan elektrik yang ada di stasiun ini, wesel percabangan tersebut digeser ke arah timur sejauh sekitar 300 meter untuk mengakomodasi pembangunan peron tinggi baru yang dibangun cukup panjang sebagai bagian dari upaya penataan ulang stasiun. Ke sebelah barat stasiun ini dulunya terdapat percabangan jalur kereta api menuju ke Bandar Udara Husein Sastranegara yang digunakan untuk angkutan bahan bakar pesawat. Jalur tersebut kini sudah nonaktif. Bekas-bekas rel dan railbed-nya masih bisa ditemukan di dalam area militer bandara. Persinyalan di stasiun ini sejak 6 April 1999 sudah menggunakan jenis elektrik produksi Alstom[3], kemudian sejak Desember 2023 digantikan dengan yang terbaru produksi Len Industri. Antarmoda pendukungAngkutan pendukung yang tersedia di Stasiun Andir antara lain:[8]
Galeri
Referensi
|