Slam
Grup Slam adalah grup musisi dan penyanyi yang aktif di Malaysia. Grup ini menyuguhkan lagu-lagu rock melayu. Slam merupakan salah satu grup musik yang mendapatkan popularitas di dunia musik tanah air dan dapat digolongkan dalam kategori pertumbuhan, dimana mereka pernah mencapai puncak kesuksesan sebagai penyanyi grup. Nama Zamani, Syah, Ajak, Lili, Man & Eddie tak perlu lagi dikenalkan kepada penggemar vokal Tanah Air, apalagi setelah sukses dengan album keduanya bertajuk Kesan Terbukti. Album ini berisi lagu-lagu mengharukan dengan 5 lagu yang berada di puncak chart musik Malaysia dan Indonesia seperti Kembali Terjalin, Tak Mungkin Berpaling, Nur Kasih, Manisnya Rindu dan Bukan Niat membalas derita. Mereka kemudian terus melangkah dengan hits lainnya seperti Jika Kau Rasa Getarnya, Rindiani dan lagu andalan mereka yang segar, Gerimis Mengundang. Sejarah awal berdiri (1993-1994)Grup Slam didirikan di Johor Bahru, Johor oleh Shah Nizam bin Abdul Halim (Shah), mantan gitaris grup Exist (sekarang Exists) pada tahun 1991. Shah yang bertindak sebagai pemimpin grup menceritakan kegagalannya dengan Exist dan full dukungan dari mendiang Rahim Othman, komposer ternama tanah air serta Johan Aziz, mantan manajer Exist di Jojo's Production pernah menjadi inspirasi terbentuknya Slam. Di Johor Bahru, Shah berhasil mengumpulkan 3 musisi yaitu Abdul Razak Bajuri (Ajak - Gitar), Othman Khalid (Man - Drum) dan Noor Azli Masrani (Lili - Bass) untuk bersama memperjuangkan musik rock sesuai selera mereka tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun Saat ini mereka menggunakan nama FIX sebagai nama grup pada tahun 1991. Mereka kemudian melakukan tes bakat untuk mencari penyanyi meski saat itu FIX lebih dulu mendapatkan empat penyanyi yang memiliki kekuatan vokal masing-masing. Namun, pernikahan FIX dengan para penyanyi tersebut tak bertahan lama karena masih mencari kecocokan. Mereka memiliki rencana yang menarik di industri musik dan karena itu, mereka menginginkan penyanyi yang cocok yang memiliki visi yang baik untuk mendukung visi mereka. Saat proses rekaman album pertama mereka di tahun 1993 sedang berlangsung, Syah harus mengesampingkan sang vokalis karena suaranya tidak mencapai level yang diinginkan saat menyanyikan lagu Nina gubahan Rahim Othman. Mereka harus menunda produksi album pertama, membuka peluang bagi vokalis baru yang ingin mengadu nasib dengan Slam. Audisi tersebut dikelola bersama oleh manajemen Johan Sound Production (sekarang dikenal sebagai Johan Music). Atas saran Acong Sweet Child, mereka akhirnya ditemukan bersama seorang pemuda bernama Zamani Ibrahim yang merupakan penduduk asli Keramat, Kuala Lumpur. Saat itu Zamani baru berusia 22 tahun dan bekerja sebagai pegawai di salah satu bank terkemuka di daerahnya. Keunikan dan merdu suaranya jelas memukau manajemen dan anggota grup lainnya. Meski demikian, ia sendiri masih terbagi untuk menjadikan menyanyi sebagai kariernya apalagi bergerak dalam grup saat itu. Namun pada akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan Slam karena merasa cocok dengan identitas musik yang ingin dibawa Slam. Zamani yang dikaruniai bakat alami dan raut wajah kekanak-kanakan diharapkan bisa membuat fans tak puas dengannya. Zamani juga seorang penyanyi yang tidak pernah melampaui dirinya sendiri meski kini termasuk dalam grup vokalis terbaik di tanah air. Padahal, penyanyi tersebut memiliki rasa malu yang cukup kental hingga harus belajar akting di atas panggung bersama Shah. Menurutnya, ia banyak belajar tentang bagaimana cara bernyanyi dengan baik dan apresiasi yang tinggi. Ia pun cukup menghormati Shah karena baginya, Shah memiliki kemampuan luar biasa yang jarang dimiliki beberapa musisi lain. Ini terjadi mungkin karena pengalaman Shah yang luas dalam musik dan bahkan prinsip yang tinggi. Kriteria itu pula yang menyebabkan semua anggota Slam sepakat memilihnya sebagai ketua kelompok meski Shah lebih muda dari mereka. Zamani berhasil menyanyikan ulang lagu-lagu yang 70% direkam oleh vokalis aslinya. Setelah berhasil menyelesaikan proses rekaman yang memakan waktu hampir 60 jam, mereka kembali dikejutkan dengan kabar buruk dari meja manajemen ketika nama FIX tidak bisa digunakan karena bisa menyebabkan kesalahan pengucapan. Meski begitu, profesionalisme yang diperlihatkan manajemen Johan Sound Production berhasil menenangkan setiap anggota grup yang namanya digantung. Mereka kembali harus membuka antrean bagi penggemar musik country yang bersedia memberikan nama kepada grup anak muda yang baru lahir ini. Dari 3.000 entri, Johan Sound Production dan anak muda yang cukup menggemari musik ini memilih Slam sebagai nama baru untuk menggantikan nama aslinya. Meski begitu, mereka patut berbangga karena tidak harus menggunakan musisi tamu. Selama di studio, setiap anggota Slam mengetahui dan memahami tugasnya masing-masing. Selama mereka tidak puas dengan musik atau vokalnya, mereka akan terus bermain tanpa henti. Terkadang waktu di studio lebih lama dari waktu lainnya. Namun mimpi tak selalu menjadi kenyataan, Slam harus mengalah pada keinginan penggemar musik tanah air. Konsep Creative Pop yang diperjuangkan secara berkelompok merupakan hal baru di negeri ini. Meski album pertama mereka cukup bagus dan memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi, namun faktor popularitas juga perlu diperhitungkan. Album pertama mereka hanya mencapai penjualan 40.000 unit karena persaingan dengan grup musik yang ada seperti Spring, Mega, Fotograf dan Ukays pesaing terdekat mereka. Lagu-lagu seperti Malam Dan Semalam, Buat seorang Kekasih dan Nina masih belum kuat mengangkat status musik Slam. Namun, Slam tidak cepat menyerang sehingga mereka melakukan post-mortem pada Slam. Sebagai hasil dari post-mortem, mereka memutuskan untuk mengundang seorang pemain keyboard terkenal bernama Eddie Ahmad yang merupakan penduduk asli Kota Tinggi, Johor untuk membantu mereka memproduksi album studio kedua Slam. Eddie sebelumnya memulai karirnya sebagai pemain keyboard untuk band Ekamatra yang terkenal dengan lagu Sentuhan Kecundang, Pusara Di Lebuhraya dan Hanya Satu Persinggahan. Pemilihan Eddie sebagai musisi tamu untuk album kedua Slam tidak sia-sia karena pengalaman luas yang dimiliki oleh musisi berkacamata ini berhasil memperkuat lineup musik Slam di samping ide-idenya yang tidak pernah lelah diterima oleh anggota Slam lainnya. Dalam setiap pembuatan album, Slam tidak terlalu cerewet dalam memilih komposer tamu, apalagi mereka sendiri yang mampu menggubah lagu. Nama-nama seperti Johan Aziz (juga manajer Slam), Rahim Othman dan Saari Amri tak pernah lepas dari bibir para penggemar setia grup ini. Bagi penggemar Slam, nama-nama besar ini berhasil membentuk irama musik Slam dari berbagai dimensi karena memiliki cara, selera, identitas, dan aransemen musiknya sendiri. Puncak popularitas (1995 - 1999)Album kedua mereka berjudul Kesan Terbukti ternyata mengubah nasib grup Slam ketika album ini berhasil menyejajarkan mereka dengan band-band raksasa Tanah Air dalam hal penjualan, kualitas dan popularitas. Album ini meledak di pasaran bersamaan dengan nama Slam yang tiba-tiba menjadi buah bibir di kalangan penggemar musik lokal sedangkan di Indonesia album ini dipasarkan dengan judul Tak Mungkin Berpaling. Lebih membanggakan lagi ketika 5 single dalam album ini berhasil merajai tangga lagu radio di seluruh nusantara. Lagu Kembali Terjalin, Tak Mungkin Berpaling, Nur Kasih dan Bukan Niat Membalas derita menjadi deretan hits nomor satu dari album ini. Lagu mereka yang lain, Manisnya Rindu juga punya dampak tersendiri. Album ini menjadi salah satu album yang menghasilkan single nomor 1 terbanyak di Malaysia dan Indonesia. Banyak orang menggambarkan lagu Tak Mungkin Berpaling sebagai lagu yang benar-benar mencerminkan identitas musik yang ingin dibawakan Slam selama ini. Semuanya terbayar ketika album Kesan Terbukti mencapai 300.000 unit di pasar Malaysia & Singapura dan terjual lebih dari 2 juta unit di Indonesia. Ini membuat Slam memenuhi syarat untuk menerima penghargaan double platinum dari perusahaan rekaman mereka. Kesuksesan album ini pun berujung pada bertambahnya anggota dimana Eddie yang sebelumnya menjadi musisi tamu akhirnya terserap menjadi anggota tetap Slam. Slam selanjutnya merilis album kompilasi Terbaik Slam pada akhir tahun 1995 sebagai bekal sambil menunggu proses rekaman album ketiga mereka selesai. Ternyata ketiga lagu bonus dari album kompilasi tersebut menduduki puncak tangga lagu, terutama lagu Gerimis Mengundang yang menjadi lagu terpopuler di tahun 1996 dan direkam dalam 30 versi cover oleh penyanyi berbagai negara dan bahasa dan lolos ke babak final. tahapan AJL dan AIM. Lagu ciptaan Saari Amri ini menjadi salah satu dari 3 lagu melayu paling terkenal dalam sejarah musik Nusantara bersama dengan lagu Isabella dan Suci dalam debu, Ada parodi dan film yang diterbitkan berdasarkan lagu ini. Dua lagu hits lainnya dari album ini yang terjual lebih dari 200.000 unit adalah Kurnia dan Jalan Keindahan. Album ketiga mereka berjudul Kembali Merindu beredar di pasaran pada pertengahan tahun 1996. Di album ini, Slam melakukan reformasi drastis untuk memperkuat musik mereka. Mereka mulai menyadari bahwa target Slam untuk mencapai level tertinggi di industri musik semakin dekat untuk dicapai. Alhasil, mereka kembali meraih kesuksesan melalui single-single populer seperti Jika Kau Rasa Getarnya, Kita Terpasa Bermusuhan dan Kembali Merindu. Album ini juga terjual lebih dari 250.000 unit di Malaysia dan 700.000 unit di Indonesia. Menyusul kesuksesan ini adalah konser berskala mega yang diselenggarakan oleh Slam, Slam Live Concert Unplugged pada 3 Agustus 1996 diiringi orkestra di bawah pimpinan Dato' Ramli M.S. di Stadium Negara membawa sukses besar ketika Slam mendapat penghargaan Anugerah kembara dan Zamani diakui sebagai pemenang kategori Vocal Performance In Album (Male) melalui album Slam Live Concert Unplugged (1996) di Anugerah Industri muzik ke-4 tahun 1997 , pada tahun 1996 Juga Slam menerima penghargaan artis populer yang harus dimiliki di Anugerah Musik Indonesia. Pada tahun 1998, Slam tampil dengan album Dalam Harapan dengan beberapa pembaruan untuk memastikan standar kualitas tetap terjaga. Album tersebut menampilkan single hit Mentari Muncul Lagi tahun itu. Saat ini, Slam sudah mulai berkiprah di dunia film dengan ajakan miliuner film Yusof Haslam untuk berakting di Bara serta satu lagi film yang belum selesai berjudul Cindai Asmara. Karena agak kurang fokus, album ini tidak terlalu menggairahkan penggemar dengan tambahan persaingan dari grup baru seperti Spoon dan Def Gab C. Meski begitu, AIM mengakui album ini saat masuk nominasi kategori Album Pop Terbaik di urutan ke-6. Penghargaan Industri Musik pada tahun 1999. Pada tahun 1999, penyanyi utama mereka dikaitkan dengan masalah disiplin dan kesehatan. Zamani mengisyaratkan bahwa dia akan meninggalkan Slam, membuat banyak penggemar tidak puas. Slam tampil terakhir kali bersama Zamani lewat album kompilasi Best of Slam pada 1999 dan populer lewat single berjudul Rindiani. Di penghujung 1999, Slam resmi rehat saat Zamani pergi dan Shah, sebagai leader grup, bergabung dengan grup legendaris Search untuk album Selepas Banjir. Dalam Harapan (2003 - sekarang)Setelah lama absen dan Zamani telah meluncurkan karir solo yang sukses pada tahun 2002, Shah yang sudah menjadi musisi profesional memutuskan untuk kembali meski tanpa kehadiran Zamani. Sebuah album berjudul Slamanja diterbitkan pada tahun 2003, namun tidak berhasil mengangkat nama grup ini karena kepopuleran lagu-lagu Zamani yang sering diputar di radio. Lagu Cintuni adalah salah satu lagu Slam yang tidak menggunakan suara Zamani dan mendapatkan beberapa popularitas. Pada tahun 2006, Shah mengumumkan kehadiran Ronnie Hussein sebagai penyanyi baru di grup ini. Album comeback berjudul Mengpai Langit akhirnya berhasil diterbitkan pada tahun 2007. Album ini menghasilkan lagu-lagu hit seperti Banding Di Puncak Genting dan Sesat Di Jalan Mu. Namun pasar musik tidak lagi sama seperti dulu, grup ini harus bersaing dengan lebih banyak musisi generasi baru yang kebanyakan muncul dari scene underground. Hingga saat ini, Slam tetap menjadi salah satu grup musik paling berpengaruh di Malaysia dengan total penjualan album di seluruh dunia mencapai 3,5 juta unit. Grup ini berhasil menorehkan nama di Indonesia dan berdiri sejajar dengan grup-grup besar Malaysia sepanjang masa seperti Orkes Nirwana, The Zurah II, Alleycats, Kembara, Carefree, Sweet Charity, Search, Gersang, Wings, Iklim, Spring, KRU dan Ukays. Reunion SlamPada 2015, ada kabar baik bagi para penggemar Slam ketika pemimpin grup, Shah, mengumumkan bahwa Slam akan bersatu kembali dengan Zamani, Ajak, Eddie, Lili, dan Man. Mereka menggelar konser besar-besaran, khususnya konser Slam Nur Kasih yang digelar di Johor Bahru pada tahun 2016 lalu. Kini, mereka bekerja keras untuk mensukseskan konser Slam Revival yang diperkirakan akan digelar pada akhir tahun 2019. DiskografiAlbum studio
Album live konsert
Album kompilasi
Album pasaran Indonesia
Anugerah penghargaanAnugerah Industri Muzik
Anugerah Juara Lagu
Anugerah Bintang Popular Berita Harian
Penghargaan lain
Konsert
Pencapaian
Fenomena Populariti Lagu Gerimis Mengundang
Referensihttps://hot.detik.com/celeb/d-6138536/kondisi-mengkhawatirkan-zamani-si-pelantun-gerimis-mengundang Selasa 21 juni 2022 |