Skanska
Skanska AB (pengucapan bahasa Swedia: [ˈskânːska]) adalah sebuah perusahaan konstruksi dan pengembangan multinasional asal Swedia. Skanska adalah perusahaan konstruksi terbesar kelima di dunia menurut majalah Construction Global.[4] Proyek besar Skanska antara lain renovasi Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, proyek World Trade Center Transportation Hub, Stasiun Moynihan, 30 St Mary Axe, Stadion MetLife, dan Rumah Sakit Mater Dei. SejarahAktiebolaget Skånska Cementgjuteriet (Perusahaan Percetakan Semen Scania) didirikan di Malmö, Swedia pada tahun 1887 oleh Rudolf Fredrik Berg, dan memulai bisnisnya sebagai produsen produk beton.[5] Perusahaan ini kemudian mulai menggarap proyek konstruksi, dan pada tahun 1897 telah menerima proyek konstruksi dari luar Swedia pertamanya.[5] Perusahaan inipun memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur Swedia, mulai dari jalan, pembangkit listrik, perkantoran, hingga perumahan.[5] Perusahaan ini kemudian mulai mencoba untuk tumbuh di luar Swedia. Pada dekade 1960-an, mulai menggarap proyek konstruksi di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia, lalu pada tahun 1971 juga mulai menggarap proyek konstruksi di Amerika Serikat, di mana perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan konstruksi terbesar.[5] Pada tahun 1965, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Saham Stockholm. Pada tahun 1984, nama "Skanska" yang telah lama digunakan di luar Swedia, diresmikan menjadi nama grup ini.[5] Selama paruh kedua dekade 1990-an, Skanska mengembangkan perusahaannya secara organik maupun anorganik.[5] Pada bulan Agustus 2000, perusahaan ini membeli divisi konstruksi dari Kvaerner.[6] Pada pertengahan tahun 2004, Skanska memutuskan untuk keluar dari Asia dan menjual anak usahanya di India ke perusahaan konstruksi asal Thailand, Italian Thai Development Company.[7] Pada tahun 2011, Skanska mengakuisisi Industrial Contractors, Inc asal Evansville, Indiana, Amerika Serikat.[8] OperasiSkanska membagi operasinya ke empat aliran bisnis, yakni:
Konstruksi adalah bisnis dengan pendapatan terbesar dan pekerja terbanyak di Skanska. Operasi aliran bisnis lain meliputi investasi pada proyek yang sedang dikembangkan, lalu dijual ke pihak lain. Jika berkaitan dengan pengembangan infrastruktur, Skanska juga kerap menggunakan skema kemitraan pemerintah swasta. Secara geografis, grup ini beroperasi berdasarkan unit bisnis lokal.[10] LingkunganSkanska merupakan Green Builder No. 1 di Amerika Serikat pada tahun 2007[11] dan menjadi Green Contractor No. 3 di Amerika Serikat pada tahun 2008.[12] Pada tahun 2011, Skanska menjadi perusahaan paling ramah lingkungan di Britania Raya, walaupun biasanya aktivitas konstruksi memiliki dampak lingkungan yang besar. Pada tahun 2014, Skanska memenangkan Boldness in Business Award dari Financial Times dan ArcelorMittal pada kategori "tanggung jawab perusahaan/lingkungan."[13][14][15][16] Pada tahun 2014, Financial Times menyebut Skanska bertekad menjadi "kontraktor paling ramah lingkungan di dunia," dengan 57.000 pegawai, 100.000 pemasok, dan 250.000 subkontraktor, yang mengerjakan lebih dari 10.000 proyek per tahun. Visi resmi Skanska adalah "lima nol", yakni nol proyek rugi, nol insiden kerja, nol insiden lingkungan, nol pelanggaran etika, dan nol kecacatan bangunan.[10][16][17] Di Britania Raya, Skanska telah mendirikan "Sekolah Keberlanjutan Rantai Pasok," yakni sebuah inisiatif e-learning, untuk mengedukasi pemasok konstruksi mengenai keberlanjutan. Karena biasanya pemasok bekerja untuk sejumlah perusahaan konstruksi, maka sekolah inipun dikelola melalui kemitraan dengan sejumlah kompetitor Skanska.[16][18][19] Pada bulan Juli 2013, Skanska keluar dari Kamar Dagang Amerika Serikat, sebagai bentuk protes atas penolakan kamar dagang terhadap standar LEED untuk pembangunan berkelanjutan.[16] Skanska merupakan perusahaan konstruksi pertama di dunia yang menerapkan standar ISO 14000, dengan semua unit bisnis telah tersertifikasi berdasarkan ISO 14001 sejak tahun 2000. Skanska juga merupakan perusahaan asal Skandinavia pertama yang memiliki pusat pelaporan pelanggaran.[16][20] PasarHingga bulan Maret 2015, Skanska fokus pada negara berikut:[9][21]
Skanska sedang dalam proses untuk keluar dari Argentina, Brazil, Peru, Chile, Kolombia, dan Venezuela.[9][17] Skanska akan berhenti menerima proyek baru di Amerika Latin dan akan menjual bisnisnya di sana.[9]
Skanska aktif dalam konstruksi, pengembangan properti komersial (perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat logistik), serta pengembangan infrastruktur (jalan, rumah sakit, dan sekolah) di ketiga wilayah di atas. Skanska juga merencanakan, mengembangkan, dan membangun perumahan di wilayah Nordik dan Eropa.[17] Pada tahun 2013, Skanska merupakan perusahaan konstruksi terbesar kesembilan di dunia,[22] dan pada tahun 2014, menjadi kontraktor terbesar ketujuh di Amerika Serikat.[23] Pada bulan September 2014, Skanska merupakan perusahaan konstruksi dengan pendapatan terbesar di wilayah Nordik.[9] Enam perusahaan konstruksi terbesar di wilayah Nordik pada saat itu adalah:
Proyek besarEropaProyek besar di Eropa antara lain Jembatan Øresund yang menghubungkan jalan dan rel dari Swedia ke Denmark, selesai pada tahun 2000,[24][25] Rumah Sakit Ratu Elizabeth, Woolwich, selesai pada tahun 2001,[26] sayap Golden Jubilee di Rumah Sakit King's College, selesai pada tahun 2002,[27] 30 St Mary Axe di London, selesai pada tahun 2004,[28][29] University Hospital Coventry, selesai pada tahun 2006,[30] Rumah Sakit Mater Dei di Malta, selesai pada tahun 2007,[31] Rumah Sakit Royal Derby, selesai pada tahun 2010,[32] Rumah Sakit Walsall Manor, selesai pada tahun 2010,[33] Heron Tower, selesai pada tahun 2011,[34] Rumah Sakit King's Mill di Ashfield, selesai pada tahun 2011,[35] Brent Civic Centre, selesai pada tahun 2013,[36] fasilitas baru untuk Rumah Sakit Royal London, selesai pada tahun 2015,[37] dan pengembangan ulang Rumah Sakit St Bartholomew, selesai pada tahun 2016.[37] Skanska juga terlibat dalam HS2 seksi S1 dan S2, dengan bekerja sebagai bagian dari joint venture, rencananya akan selesai pada tahun 2031.[38] Referensi
Pranala luar |