Skandal susu TiongkokSkandal susu Tiongkok 2008 adalah insiden keamanan makanan di Republik Rakyat Tiongkok yang melibatkan susu yang diduga mengandung melamin. Dalam kasus ini, diperkirakan terdapat 300.000 korban, dimana 54.000 korban dilarikan ke rumah sakit; enam bayi telah tewas akibat batu ginjal dan lainnya akibat gagal ginjal.[1][2][3]
Kronologi skandal ini dimulai sejak Desember 2007, ketika Sanlu mulai menerima keluhan tentang batu ginjal. Salah satu keluhan awal yang lebih terkenal terjadi pada tanggal 20 Mei 2008, ketika seorang ibu (bernama 789oo88oo88), memposting keluhannya di forum Tianya setelah dia mengetahui bahwa Sanlu menyumbangkan susu yang dikeluhkannya kepada anak-anak yatim piatu akibat Gempa bumi Sichuan 2008.[4][5][6][7] Juga pada tanggal yang sama, masalah ini sampai pada rapat Dewan Sanlu untuk pertama kalinya dan mereka memerintahkan beberapa tes pihak ketiga. Ironisnya, Melamin, tidak terdeteksi dalam tes hingga 1 Agustus 2008. Pada tanggal 2 Agustus, Dewan Sanlu memutuskan untuk mengeluarkan penarikan seluruh susu bayi kepada pedagang grosir tetapi tidak menginformasikan kepada pedagang grosir bahwa produk tersebut terkontaminasi; namun, wakil walikota Shijiazhuang, yang diundang untuk hadir, menolak penarikan tersebut dan menginstruksikan Dewan untuk "menutup mulut para korban dengan uang", serta meminta mereka untuk menunggu sampai akhir Olimpiade Beijing 2008, lalu polisi akan memburu para pelaku.[8] Fonterra perusahaan besar susu yang bermarkas di Selandia Baru, yang memiliki 43% saham di Sanlu, diberitahu tentang kontaminasi tersebut pada rapat Dewan tanggal 2 Agustus. Fonterra memperingatkan pemerintah Selandia Baru dan pemerintah Selandia Baru mengkonfrontasi pemerintah Tiongkok pada tanggal 8 September.[9][10] Pemerintah Tiongkok mempublikasikan skandal ini pada tanggal 13 September. Setelah fokus awal pada Sanlu, inspeksi pemerintah lebih lanjut mengungkapkan bahwa produk dari 21 perusahan lain juga tercemar, termasuk dari Arla Foods-Mengniu, Yili, serta Yashili.[11] Sementara itu, semakin banyak kasus yang sampai ke rumah sakit di seluruh negara dari bulan Desember 2007, laporan pertama kepada pemerintah oleh rumah sakit dari seluruh negara dibuat pada tanggal 16 Juli 2008.[12] Masalah ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan dan korupsi politik di Tiongkok dan merusak reputasi ekspor makanan negara tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut insiden itu "menyedihkan" dan setidaknya 11 negara asing menghentikan semua impor produk susu yang berasal dari Tiongkok. Sejumlah persidangan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok menghasilkan dua hukuman mati, tiga hukuman penjara seumur hidup, dua hukuman penjara 15 tahun,[13] serta pemecatan atau pengunduran diri paksa tujuh pejabat pemerintah setempat, serta Direksi Administrasi Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ).[14] Mantan ketua perusahaan susu Sanlu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.[15] Pada akhir Oktober 2008, pemalsuan serupa dengan melamin ditemukan pada telur, serta kemungkinan kontaminasi pada bahan makanan lainnya. Sumbernya ditelusuri ke melamin yang ditambahkan ke pakan ternak, meskipun ada larangan yang diberlakukan pada bulan Juni 2007 menyusul skandal bahan makanan hewan peliharaan yang diekspor ke Amerika Serikat.[16] MelaminMelamin digunakan untuk memproduksi resin melamin-formaldehida, sejenis plastik yang dikenal karena sifat tahan api dan biasanya digunakan di meja dapur, whiteboard, dll. Melamin juga telah digunakan sebagai nitrogen non-protein, muncul dalam bungkil kedelai, bungkil jagung gluten, serta bungkil biji kapas yang digunakan dalam pakan ternak.[17] Melamin diketahui menyebabkan gagal ginjal dan batu ginjal pada manusia dan hewan ketika bereaksi dengan asam sianurat di dalam tubuh. Penggunaan melamin dalam produksi makanan tidak disetujui oleh WHO maupun otoritas nasional.[18] Melamin kaya akan nitrogen, sehingga kadang-kadang ditambahkan secara ilegal ke produk makanan untuk meningkatkan kandungan proteinnya. Metode Kjeldahl, serta Metode Dumas yang digunakan untuk menguji kadar protein tidak dapat membedakan antara nitrogen dalam melamin dan nitrogen yang terjadi secara alami dalam asam amino, yang memungkinkan kadar protein dipalsukan untuk meloloskan produk dari uji kualitas. Melamin dapat membantu menyembunyikan pengenceran palsu dengan air. Pemalsuan melamin pada produk makanan juga menjadi berita utama ketika makanan hewan peliharaan ditarik kembali di Eropa dan A.S. pada tahun 2007.[19] Sumber kontaminasiOrganisasi Kesehatan Dunia mengatakan melamin dapat ditemukan "dalam berbagai susu dan produk susu pada tingkat yang bervariasi, dari rentang ppb rendah hingga ppm".[20] Seorang akademisi menyarankan cyromazine, pestisida turunan melamin yang biasa digunakan di Tiongkok untuk waktu yang lama, diserap ke dalam tanaman sebagai melamin; oleh karena itu melamin mungkin telah lama ada dalam produk seperti unggas, telur, ikan, dan produk susu.[21][22]Tidak diketahui dari mana rantai pasokan melamin yang secara sengaja menambahkan melamin ke dalam susu. Bahan kimia ini tidak larut dalam air, dan harus dicampur dengan formaldehida atau bahan kimia lain sebelum dapat dilarutkan dalam susu. [butuh rujukan] Karena peternakan, produksi dan penyimpanan hewan yang buruk dan permintaan susu yang jauh melebihi pasokan, penggunaan bahan kimia tambahan yang berpotensi berbahaya lainnya seperti pengawet dan hidrogen peroksida telah dilaporkan oleh media independen sebagai hal yang biasa. Tes kualitas dapat dipalsukan dengan zat aditif: peroksida ditambahkan untuk mencegah susu menjadi busuk; minyak nabati industri diemulsikan dan ditambahkan untuk meningkatkan kadar lemak; whey digunakan untuk meningkatkan kandungan laktosa.[23][24] Namun, rantai pengadaan juga terlibat, karena agen susu sering kali memiliki koneksi politik yang baik.[23] Peternak melaporkan bahwa tenaga penjualan, selama bertahun-tahun, telah mengunjungi peternakan di daerah penghasil susu yang menjajakan zat aditif "bubuk protein", yang sering kali dikirim dalam kantong kertas coklat tanpa tanda masing-masing 25 kilogram. Dengan demikian, para peternak menambahkan kontaminan melamin tanpa disadari, atau menutup mata terhadap pemalsuan susu untuk memastikan susu mereka tidak ditolak.[24] Produsen susu besar terlibat dalam memproduksi "susu dalam tabung percobaan".[23] Caijing melaporkan pada tahun 2008 bahwa para peternak sapi perah Hebei telah menyadari adanya praktik "mencampuri susu segar dengan zat aditif seperti melamin sejak tahun 2006. Karena persaingan yang ketat untuk mendapatkan pasokan, dan harga yang lebih tinggi yang dibayarkan oleh Mengniu dan Yili, pengadaan Sanlu menjadi terhimpit; sistem inspeksinya menjadi terganggu pada tahun 2005, yang "memungkinkan stasiun pengumpul susu mengadopsi praktik bisnis yang tidak bermoral", diperparah dengan kurangnya pengawasan pemerintah.[12] Caijing juga melaporkan bahwa melamin dalam susu yang tercemar mungkin berasal dari melamin bekas seharga ¥700 per ton-kurang dari sepersepuluh dari harga 99% melamin kelas industri murni. Proses produksi melamin menghasilkan melamin murni dengan kristalisasi; melamin yang tersisa dalam cairan induk tidak murni (70%) dan tidak dapat digunakan untuk plastik, sehingga dibuang. Dikatakan bahwa kandungan melamin susu formula bayi Sanlu adalah hasil dari perusakan dengan menambahkan protein nabati berbiaya rendah (seperti bubuk kedelai bermutu rendah), dan sejumlah besar melamin bekas sebagai pengisi.[25] Melamin bekas mengandung kotoran seperti asam sianurat yang membentuk lebih banyak kristal yang tidak larut (melamin sianurat) daripada melamin saja, sehingga memperburuk masalah.[butuh rujukan] KorbanPada tanggal 17 September 2008, Menteri Kesehatan Tiongkok, Chen Zhu melaporkan bahwa susu formula tercemar telah "membuat lebih dari 6.200 anak jatuh sakit, dan bahwa lebih dari 1.300 orang lainnya, sebagian besar bayi yang baru lahir, tetap dirawat di rumah sakit dengan 158 menderita gagal ginjal akut".[26] Pada tanggal 23 September, sekitar 54.000 anak dilaporkan jatuh sakit dan empat orang meninggal dunia.[27] Tambahan 10.000 kasus dilaporkan dari provinsi-provinsi pada tanggal 27 September. Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa 82% dari anak-anak yang sakit berusia 2 tahun kebawah.[butuh rujukan] BPOM Hong Kong mengatakan bahwa 99 persen korban berusia di bawah 3 tahun.[28] Sepuluh anak Hong Kong didiagnosis menderita masalah ginjal,[29] setidaknya empat kasus terdeteksi di Makau,[30] serta enam lainnya di Taiwan.[31] Korban lainnya termasuk seekor anak singa dan dua bayi orangutan yang diberi susu formula Sanlu di Kebun Binatang di Hangzhou.[32] Pada tanggal 8 Oktober, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengeluarkan angka keracunan terbaru "karena kasus ini bukanlah penyakit menular, jadi tidak perlu bagi kami untuk mengumumkannya kepada publik".[33] Reuters mengumpulkan angka-angka yang dilaporkan oleh media lokal di seluruh negeri, dan mengatakan bahwa jumlah korban mencapai hampir 94.000 orang pada akhir September, belum termasuk munisipal sekitar. Khususnya, 13.459 anak telah terkena dampak di Gansu, Reuters mengutip Xinhua yang mengatakan bahwa provinsi Henan telah melaporkan lebih dari 30.000 kasus keracunan, serta provinsi Hebei juga melaporkan hampir 16.000 kasus keracunan.[34] Pada akhir Oktober, pemerintah mengumumkan pejabat kesehatan telah mensurvei 300.000 keluarga di kota Beijing dengan anak-anak berusia kurang dari 3 tahun. Diungkapkan bahwa sekitar 74.000 keluarga memiliki anak yang telah diberi susu yang terkontaminasi melamin, tetapi tidak mengungkapkan berapa banyak dari anak-anak tersebut yang jatuh sakit sebagai akibatnya.[butuh rujukan] Beberapa bulan sebelum skandal itu terbongkar, media menyarankan bahwa angka resmi kemungkinan besar diremehkan. Batu ginjal pada bayi mulai dilaporkan di beberapa bagian Tiongkok dalam dua tahun terakhir. Sejumlah kasus yang belum diakui secara resmi dilaporkan oleh media. Namun, kematian yang belum ada putusan resmi dapat ditolak kompensasinya.[35] Pada tanggal 1 Desember, Xinhua melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan Tiongkok merevisi jumlah korban menjadi lebih dari 290.000 orang dengan 51.900 orang yang dirawat di rumah sakit; pihak berwenang mengakui menerima laporan 11 kematian yang dicurigai akibat susu bubuk terkontaminasi melamin dari provinsi-provinsi, tetapi secara resmi hanya mengkonfirmasi tiga kematian.[36] Mengenai karakterisasi dan pengobatan batu saluran kemih pada bayi yang terkena dampak keracunan susu melamin, New England Journal of Medicine mencetak editorial pada bulan Maret 2009, bersamaan dengan laporan tentang kasus dari Beijing, Hong Kong dan Taipei.[37] Spesimen batu kemih dikumpulkan dari 15 kasus yang dirawat di Beijing dan dianalisis sebagai objek yang tidak diketahui untuk komponennya di Beijing Institute of Microchemistry menggunakan spektroskopi inframerah, resonansi magnetik nuklir, serta kromatografi cair berkinerja tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa batu-batu tersebut terdiri dari melamin dan asam urat, serta rasio molekul asam urat terhadap melamin adalah sekitar 2:1.[38] Dalam sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2010, para peneliti dari Universitas Peking yang mempelajari gambar USG bayi yang jatuh sakit dalam kontaminasi tahun 2008 menemukan, sementara sebagian besar anak-anak di daerah pedesaan Tiongkok pulih, 12 persen masih menunjukkan kelainan ginjal enam bulan kemudian. "Potensi komplikasi jangka panjang setelah terpapar melamin tetap menjadi perhatian serius", kata laporan tersebut. "Hasil kami menunjukkan perlunya tindak lebih lanjut dari anak-anak yang terkena dampak untuk mengevaluasi kemungkinan dampak jangka panjang pada kesehatan, termasuk fungsi ginjal."[39] PerusahaanProduk terkontaminasi yang ditemukan dalam tes AQSIQ Tiongkok termasuk produk susu formula bayi yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan berikut ini, berdasarkan urutan konsentrasi tertinggi yang ditemukan:
SanluSkandal ini dimulai dengan pengungkapan terjadinya kontaminasi pada produk susu merek Sanlu. Perusahaan susu paling besar di Selandia Baru, Fonterra, yang memiliki 43% saham di Sanlu, mengatakan bahwa mereka diberitahu tentang kontaminasi melamin pada tanggal 2 Agustus (hampir sebulan sebelum masalah ini menjadi publik), dan mengatakan bahwa mereka telah mendorong dengan keras untuk penarikan kembali secara penuh kepada publik. Meskipun ada penarikan produk, Fonterra mengatakan bahwa administrator lokal menolak penarikan resmi. Seorang direktur Fonterra telah memberi manajemen Sanlu dokumen yang merinci tingkat melamin yang diizinkan Uni Eropa, tetapi kepala eksekutif Fonterra Andrew Ferrier telah menyatakan bahwa Fonterra tidak pernah mengatakan bahwa jumlah melamin yang sedikit dapat diterima.[41] Tanda peringatan diabaikanDari tahun 2005 hingga 2006, seorang agen, Jiang Weisuo, dari Shaanxi Jinqiao Dairy Company di barat laut China dilaporkan secara terbuka mendiskusikan ketakutannya tentang zat-zat yang tidak sah yang ditambahkan ke dalam susu pesaing.[42] Keluhannya kepada regulator dan pembuat susu pada tahun 2005 dan 2006 tidak pernah membuahkan hasil apa pun; ceritanya diangkat oleh China Central Television, yang menayangkan laporan lengkap dengan cuplikan pemalsuan yang sedang berlangsung, namun Biro Pengawasan Kualitas dan Teknis Shaanxi mengatakan bahwa mereka gagal menemukan bukti adanya kesalahan.[24] Papan buletin Administrasi Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina (AQSIQ) mengindikasikan terjadinya batu ginjal yang jarang terjadi pada anak-anak, seluruhnya disebabkan oleh susu formula Sanlu, yang ditandai oleh setidaknya satu anggota masyarakat pada bulan Juni 2008[43][44] dan oleh seorang ahli urologi di rumah sakit pediatrik pada tanggal 24 Juli 2008. Keduanya tidak menerima jawaban yang pasti. Dokter anak, yang secara khusus meminta AQSIQ untuk merujuk pengamatannya kepada ahli epidemiologi, diminta untuk merujuk pertanyaannya ke departemen kesehatan.[43] Pada bulan Juni, media Jiangsu melaporkan lonjakan jumlah bayi yang didiagnosis menderita penyakit ginjal selama dua bulan; pada bulan Juli, orang tua dari bayi yang sakit di Hunan mempertanyakan susu bubuk Sanlu dan mengadu kepada AQSIQ. Provinsi Gansu mengirim laporan ke Kementerian Kesehatan China pada tanggal 16 Juli untuk memperingatkan bahwa salah satu rumah sakit setempat telah mengidentifikasi peningkatan insiden penyakit ginjal di antara bayi pada bulan-bulan sebelumnya, dan bahwa sebagian besar korban telah mengonsumsi susu formula bayi Sanlu. Kementerian kesehatan mengirim penyelidik ke Gansu pada awal Agustus.[12] Tuduhan penutupan buktiFonterra memberi tahu pemerintah Selandia Baru pada tanggal 5 September dan tiga hari kemudian, Perdana Menteri Helen Clark diperingatkan oleh para pejabat di Beijing.[9][10] Laporan berita mulai beredar di Tiongkok pada tanggal 9 September,[45] dan berita tersebut diberitakan secara internasional oleh Reuters keesokan harinya.[46] Laporan media yang dikontrol negara pada awalnya tidak mengidentifikasi perusahaan yang terlibat. Postingan di portal sosial Tiongkok, Tianya, menyebut Sanlu sebagai pelakunya, yang dibantah oleh Sanlu.[47] Menurut penyelidikan Dewan Negara, Sanlu telah mengetahui tentang bayi yang sakit akibat produknya sejak Desember 2007, tetapi tidak ada pengujian yang dilakukan sampai Juni 2008. Dikatakan bahwa para pejabat pemerintah terkemuka di kota Shijiazhuang telah gagal melaporkan kontaminasi tersebut kepada otoritas provinsi dan negara bagian (hingga 9 September) yang melanggar aturan tentang pelaporan insiden besar yang melibatkan keamanan pangan.[48] Menurut People's Daily, pada tanggal 2 Agustus, Sanlu meminta pemerintah kota Shijiazhuang untuk membantu mereka dalam mengendalikan pemberitaan media tentang penarikan kembali. Menurut laporan yang dikonfirmasi oleh media dan laporan media, Sanlu telah melakukan penarikan kembali produknya.[49] Menurut laporan yang dikonfirmasi oleh laporan media dan pejabat kesehatan, perusahaan mencoba untuk membeli kritik dan menutupi kontaminasi. Dalam sebuah memo tertanggal 11 Agustus, agensi humas yang berbasis di Beijing, Teller International, menyarankan Sanlu untuk mencari kerja sama dengan mesin-mesin pencari utama untuk menyensor informasi negatif. Agensi tersebut dilaporkan telah berulang kali menghubungi staf akun kunci di Baidu dan mengusulkan anggaran ¥3 juta (US$440.000) untuk menyaring semua berita negatif.[50] Setelah memo tersebut mulai beredar di internet, Baidu mengecam, dalam sebuah komunike pada tanggal 13 September 2008, pendekatan yang dilakukan oleh agensi tersebut dalam beberapa kesempatan, dan mengatakan bahwa proposal tersebut ditolak dengan tegas, karena hal itu melanggar prinsip-prinsip perusahaan mereka tentang pelaporan yang tidak bias dan transparan.[butuh rujukan] Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark mengatakan bahwa dia yakin pemerintah Tiongkok cenderung mencoba menyelesaikan masalah secara diam-diam, tanpa penarikan kembali.[51] Media Barat berspekulasi bahwa keinginan Tiongkok untuk Olimpiade musim panas yang sempurna berkontribusi pada penundaan penarikan kembali susu bayi, mengutip sebuah pedoman yang diduga dikeluarkan untuk media Tiongkok bahwa melaporkan masalah keamanan pangan, seperti air mineral penyebab kanker, adalah "terlarang".[51][52][53] Pemerintah pusat membantah mengeluarkan panduan ini. Wakil gubernur provinsi Hebei mengatakan bahwa pemerintahannya baru diberitahu oleh Shijiazhuang pada tanggal 8 September.[54] Namun, seorang jurnalis di Southern Weekend menulis laporan investigasi pada akhir Juli untuk publikasi tentang bayi yang jatuh sakit setelah mengonsumsi susu formula bayi dari Sanlu. Enam minggu kemudian, editor senior Fu Jianfeng membuat postingan di blog pribadinya yang menyatakan bahwa laporan ini telah ditekan oleh pihak berwenang karena Olimpiade Beijing yang akan segera berlangsung.[55] Sementara hal ini terjadi, Sanlu mendapat penghargaan dalam kampanye penghargaan nasional yang disebut "30 Tahun: Merek-merek yang Telah Mengubah Kehidupan Orang Tionghoa". Siaran pers tentang penghargaan tersebut, yang ditulis oleh seorang manajer humas senior di Sanlu, lolos sebagai konten berita di People's Daily dan di media lainnya.[55] SanksiPada tanggal 15 September, perusahaan mengeluarkan permintaan maaf secara publik atas susu bubuk terkontaminasi;[56] Sanlu diperintahkan untuk menghentikan produksi, dan memusnahkan semua produk yang tidak terjual dan ditarik kembali. Pihak berwenang dilaporkan menyita 2.176 ton susu bubuk di gudang Sanlu. Diperkirakan 9.000 ton produk telah ditarik kembali.[57] Tian Wenhua, ketua dan manajer umum Sanlu dan Sekretaris cabang Partai Komunis Sanlu dilucuti dari jabatan partai dan fungsionalnya selama pertemuan luar biasa komite tetap provinsi Hebei dari PKT;[58] empat pejabat Shijiazhuang, termasuk wakil walikota yang bertanggung jawab atas pangan dan pertanian, Zhang Fawang, dilaporkan dicopot dari jabatannya.[59] Walikota Shijiazhuang Ji Chuntang mengundurkan diri pada 17 September.[60] Li Changjiang, menteri yang bertanggung jawab atas AQSIQ, dipaksa mengundurkan diri pada 22 September setelah penyelidikan Dewan Negara menyimpulkan bahwa dia bertanggung jawab atas "kelalaian dalam pengawasan". Para penyelidik juga menyalahkan pemerintah Shijiazhuang.[61] Sekretaris Partai Lokal Wu Xianguo dipecat pada hari yang sama.[62] PenangkapanManajer umum Sanlu, Tian Wenhua, didakwa berdasarkan Artikel 144 dan 150 dari kode kriminal.[butuh rujukan] Juru bicara Departemen Keamanan Publik Provinsi Hebei mengatakan bahwa polisi telah menangkap 12 pedagang dan pemasok susu yang diduga menjual susu yang terkontaminasi ke Sanlu, dan enam orang didakwa menjual melamin. Tiga ratus kilogram bahan kimia yang mencurigakan, termasuk 223 kg melamin, telah disita oleh pihak kepolisian.[63] Di antara mereka yang ditangkap adalah dua bersaudara yang mengelola pusat pengumpulan susu di Hebei karena diduga memasok tiga ton susu yang dipalsukan setiap hari ke perusahaan susu;[64] pemilik pusat pengumpulan lain yang menjual kembali tujuh ton susu sehari ke Sanlu, ditangkap, dan operasinya ditutup.[butuh rujukan] Zhang Yujun (alias Zhang Haitao), mantan peternak sapi perah dari Hebei, memproduksi lebih dari 600 ton "bubuk protein" campuran melamin dan maltodekstrin dari bulan September 2007 sampai Agustus 2008. Dia dan delapan pedagang lainnya, pemilik peternakan sapi perah, dan pembeli susu yang membeli bubuk protein darinya ditangkap pada awal Oktober, sehingga totalnya menjadi 36 orang.[65] Selama minggu 22 Desember 2008, 17 orang yang terlibat dalam memproduksi, menjual, membeli, dan menambahkan melamin dalam susu mentah diadili. Tian Wenhua, mantan manajer umum Sanlu, dan tiga eksekutif perusahaan lainnya muncul di pengadilan di Shijiazhuang, dituduh memproduksi dan menjual susu yang terkontaminasi melamin. Menurut Xinhua, Tian mengaku bersalah, dan mengatakan kepada pengadilan bahwa dia mengetahui tentang keluhan susu tercemar dari konsumen pada pertengahan Mei. Dia kemudian tampaknya mengepalai tim kerja untuk menangani kasus tersebut, tetapi tidak melapor kepada pemerintah kota Shijiazhuang hingga 2 Agustus.[66] Pengadilan Rakyat Menengah di Shijiazhuang menjatuhkan hukuman mati kepada Zhang Yujun dan Geng Jinping, dan hukuman penjara seumur hidup kepada Tian Wenhua, pada tanggal 22 Januari 2009.[butuh rujukan] Zhang dihukum mati karena memproduksi 800 ton bubuk yang terkontaminasi, Geng karena memproduksi dan menjual makanan beracun. Geng Jinping juga dihukum mati dikarenakan mengelola pusat produksi susu yang memasok susu ke Sanlu Group dan perusahaan susu lainnya.[67] China Daily melaporkan Geng berlutut di lantai ruang sidang dan memohon pengampunan kepada keluarga korban selama persidangan. Pengadilan juga menghukum wakil manajer umum Sanlu Wang Yuliang dan Hang Zhiqi masing-masing lima belas tahun dan delapan tahun penjara, dan mantan manajer Wu Jusheng lima tahun.[68] Beberapa terdakwa telah mengajukan banding.[69] Zhang Yujun dan Geng Jinping dieksekusi pada 24 November 2009.[70] Tian Wenhua menerima beberapa pengurangan hukuman karena berkelakuan baik selama bertahun-tahun, dan sekarang akan dibebaskan pada tahun 2024 mendatang.[71] Dampak kepada perusahaan dan kebangkrutanNilai perusahaan anjlok sebagai akibat dari skandal tersebut. Pada tanggal 24 September, Fonterra mengumumkan bahwa mereka telah menghapus nilai tercatat investasinya sebesar NZ$139 juta (dua pertiga), yang mencerminkan biaya penarikan produk dan penurunan nilai merek 'Sanlu' karena "kontaminasi susu secara ilegal".[72] Pada tanggal 27 September, China Daily melaporkan Sanlu hampir bangkrut, dan mungkin akan diambil alih oleh Beijing Sanyuan Foods Company.[butuh rujukan] Perusahaan ini juga menghadapi tuntutan hukum dari para orang tua (lihat Murka terhadap Sanlu). Beijing Review mengatakan Sanlu memperkirakan harus membayar klaim kompensasi sebesar ¥700 juta, dan menjadi jelas bahwa perusahaan akan dipecah dan dijual.[73] Pada tanggal 25 Desember, pengadilan Shijiazhuang menerima petisi kebangkrutan kreditur terhadap Sanlu. Para komentator media memperkirakan jaringan distribusi Sanlu akan dijual.[74] Penemuan melamin pada produk susu lainnya selain SanluPada tanggal 16 September, AQSIQ merilis uji sampel dari 491 batch produk yang dijual oleh 109 perusahaan yang memproduksi susu formula bayi. Dikatakan bahwa semua 11 sampel dari Sanlu gagal dalam uji melamin.[11][59] Sanlu, yang produknya dijual dengan harga setengah dari harga yang setara di pasaran,[75] mencatat tingkat kontaminasi tertinggi di antara semua sampel yang diuji, yaitu 2.563 mg/kg atau bagian per juta ("ppm"). Sampel yang tercemar ditemukan di antara 21 pemasok lainnya, di mana konsentrasinya berkisar antara 0,09 hingga 619,00 ppm.[11][76] Terdapat kontaminasi melamin pada 10% sampel susu cair dari Mengniu dan Yili, dan 6% dari Bright Dairy.[77] Saat ditemukannya kontaminasi, ketiga produsen utama tersebut semuanya dicopot statusnya sebagai 'merek nasional Tiongkok'. Yili, Mengniu dan Bright Dairy & Food Co. menarik kembali susu bubuk yang tercemar dan meminta maaf dalam pernyataan terpisah.[75] Mengniu menarik kembali semua susu formula bayinya, dan perdagangan sahamnya di Bursa Efek Hong Kong ditangguhkan pada tanggal 17 September.[78] Saham di perusahaan susu lainnya turun drastis pada hari berikutnya.[79] CFO Mengniu berusaha meyakinkan konsumen dengan menawarkan pengembalian dana tanpa quibble untuk semua produk, dan dengan meminum susu cair di depan para wartawan di Hong Kong. Dia juga mengatakan bahwa produk ekspornya kecil kemungkinannya untuk terkontaminasi.[80] Pada tanggal 30 September, AQSIQ mengumumkan hasil tes dari 265 batch susu bubuk yang diproduksi oleh 154 perusahaan yang berbeda sebelum tanggal 14 September, di mana ditemukan 31 batch yang diproduksi oleh 20 perusahaan susu dalam negeri tercemar melamin.[81] Pada tanggal 1 Desember, Kementerian Kesehatan Tiongkok mengeluarkan pembaruan, mengatakan hampir 300.000 bayi sakit setelah mengonsumsi susu formula yang tercemar melamin.[82] Dampak terhadap perdagangan serta industriChinaDewan Negara memerintahkan pengujian produk dari semua produsen susu, dan untuk tujuan ini, sekitar 5.000 inspektur dikirim. Pasar Tiongkok telah tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 23% sejak tahun 2000. Pada tahun 2006, produksi susu mencapai 30 juta ton, sepuluh kali lipat dari volume satu dekade sebelumnya.[83] Nilai produksinya mencapai sekitar ¥122 miliar (IDR 276 miliar) pada tahun 2007, dan konsumen telah sangat kehilangan kepercayaan pada industri ini.[84] Peristiwa ini telah mengekspos hubungan yang sering kali tidak harmonis antara bisnis lokal dan pemerintah daerah. Selain pendapatan pajak untuk pemerintah daerah - Sanlu menyumbang ¥330 juta pada tahun 2007, banyak perusahaan mengundang pejabat lokal untuk menjadi "mitra diam" di perusahaan mereka - sebagai imbalan atas "perlindungan" di tingkat politik; mantan ketua Sanlu Tian Wenhua diangkat menjadi wakil kehormatan untuk Kongres Rakyat Provinsi. Skandal ini juga menyoroti masalah struktural volume produksi yang tidak memadai, masalah kualitas yang melekat, dan metode produksi yang buruk. Wilayah Mongolia Dalam memproduksi lebih dari seperempat susu Tiongkok,[85] dan Mengniu dan Yili telah menginvestasikan jutaan dolar untuk membangun fasilitas susu canggih di ibukotanya di Hohhot. Perusahaan-perusahaan tersebut masih mengandalkan peternak skala kecil untuk lebih dari 90% produksi mereka karena keterbatasan kapasitas fasilitas modern.[86] Kedua perusahaan tersebut dikatakan oleh para peternak dan agen telah terbiasa membeli susu yang gagal dalam tes kualitas, hanya dengan dua pertiga dari harga normal. Sebuah kebijakan baru diberlakukan pada tanggal 17 September untuk menghentikan praktik tersebut.[85] Kepanikan konsumen yang diakibatkan oleh susu yang terkontaminasi mengurangi permintaan produk susu, menyebabkan kesulitan bagi lebih dari 2 juta peternak China yang tidak memiliki tempat untuk menjual susu mereka dan tidak ada sarana untuk mendukung sapi perah mereka. Para peternak dilaporkan menuangkan susu dan menghadapi penjualan sapi ke pasar tanpa pembeli.[87] Sejak skandal itu meletus, penjualan telah turun 30-40% secara komparatif, menurut Asosiasi Persusuan China. Asosiasi memperkirakan efek keuangan dari pesanan ¥20 miliar, dan memperkirakan bahwa kepercayaan mungkin membutuhkan waktu hingga dua tahun untuk sepenuhnya pulih. Dalam upaya untuk menopang penjualan dan mempertahankan pangsa pasar mereka, perusahaan produk susu telah membatalkan kesepakatan bersama mereka untuk tidak menggunakan promosi untuk melawan penurunan penjualan: diskon besar-besaran (termasuk beli 1, gratis 1), hadiah gratis, dan insentif titik penjualan lainnya yang ditawarkan kepada pembeli. Produk baru mereka secara mencolok diberi label "lolos inspeksi keamanan" untuk meredakan ketakutan konsumen. Perusahaan asing yang bekerja sama dengan perusahaan TiongkokMengniu-Arla, perusahaan patungan antara koperasi Denmark/Swedia, Arla Foods dan Mengniu menghentikan produksinya pada tanggal 16 September 2008 setelah tiga dari 28 sampel yang diambil dari Mengniu menunjukkan adanya jejak melamin; serta sejumlah produk susu yang terkontaminasi telah ditarik dari pasaran. Mengniu, pemasok susu untuk Starbucks, digantikan oleh Vitasoy ketika peritel kopi tersebut menghindari susu dan memilih susu kedelai dalam operasinya di China. KFC juga menghentikan penjualan susu Mengniu. Lotte Group, sebuah perusahaan asal Korea Selatan yang mendominasi pangsa pasar makanan ringan, menarik kembali biskuit Koala's March di Hong Kong dan Makau karena terkontaminasi melamin, dan berjanji untuk "menyelidiki secara mendalam seluruh detail proses pembuatannya" demi menjaga kepercayaan konsumen." Seluruh biskuit yang terkontaminasi melamin juga ditarik dari rak-rak di Belanda dan Slovakia. Produk-produk lainnya telah diamankan saat sampelnya dites positif di Malta. Pada tanggal 29 September, perusahaan cokelat asal Inggris, Cadbury, menarik kembali semua produk yang dibuat di pabrik-pabriknya di Tiongkok karena dikhawatirkan produk tersebut terkontaminasi melamin, yang mempengaruhi produk yang ditujukan untuk pasar di China, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Korea, dan Australia. Pengujian sampel di Hong Kong menemukan jumlah melamin dalam produk susu buatan Tiongkok yang melebihi batas aman. Pada tanggal 30 September, Unilever menarik kembali produk susu teh bubuk Lipton setelah pemeriksaan internal perusahaan menemukan jejak melamin dalam susu bubuk China yang digunakan sebagai bahan produksi. Heinz menarik kembali sereal bayi di Hong Kong setelah menemukan bahwa sereal tersebut mengandung melamin. Pabrik Nestlé di Heilongjiang juga terlibat: Departemen Kesehatan Taiwan memaksa penarikan enam produk Neslac dan KLIM dari daftar produk pada tanggal 2 Oktober karena mengandung jejak kecil melamin, meskipun menteri mengatakan bahwa produk tersebut tidak menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Sejak krisis susu merebak, Nestlé mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan 20 spesialis dari Swiss ke lima pabriknya di Cina untuk memperkuat pengujian kimiawi. Pada tanggal 31 Oktober, mereka mengumumkan pembukaan pusat penelitian dan pengembangan di Beijing senilai 10,2 juta dolar Amerika Serikat, yang akan menjadi "basis dan referensi keamanan pangan bagi Nestlé di Tiongkok". CTO Nestlé pun mengatakan bahwa pusat penelitian tersebut dilengkapi dengan "alat analisis yang sangat canggih untuk mendeteksi sejumlah kecil residu dan senyawa yang tidak diinginkan seperti melamin ataupun bahan kimia berbahaya lainnya. Olimpiade Beijing 2008Ada kekhawatiran bahwa produk susu yang dikonsumsi selama Olimpiade Musim Panas 2008 mungkin telah terkontaminasi. Li Changjiang, Direktur AQSIQ saat itu meyakinkan komunitas internasional bahwa semua makanan, termasuk produk susu, memang aman. "Kami mengambil langkah-langkah manajemen kualitas khusus yang ditujukan untuk pasokan makanan untuk Olimpiade."
Luar negeriBea Cukai RRT mengatakan bahwa ekspor produk susu dan telur pada tahun 2007 bernilai US$359 juta, meningkat 90% dari tahun sebelumnya. Sejak berita kontaminasi melamin mulai beredar, setidaknya 25 negara berhenti mengimpor produk susu China. Sejumlah negara telah memberlakukan larangan total terhadap produk susu China atau turunannya-di antaranya adalah Bangladesh, Bhutan, Brunei, Burundi, Kamerun, Chili, Kolombia, Republik Dominika, Gabon, India, Pantai Gading, Maladewa, Mali, Meksiko, Nepal, Papua Nugini, Paraguay, Korea Selatan, Suriname, Tanzania, Togo, dan Uni Emirat Arab, serta Indonesia, Taiwan, Jepang, Singapura, dan Malaysia yang juga telah memberlakukan pelarangan terhadap produk susu asal Tiongkok yang dinyatakan positif mengandung melamin. Hong KongSkandal ini menyebabkan erosi kepercayaan terhadap susu formula bayi yang diproduksi secara lokal dan sejak saat itu, banyak penduduk Shenzhen dan pedagang paralel melakukan perjalanan melintasi perbatasan untuk membeli susu bubuk dari toko-toko di Hong Kong.[123] Kepercayaan yang lebih rendah terhadap produksi Tiongkok, ditambah dengan pelonggaran persyaratan visa bagi warga negara Tiongkok daratan, telah mengakibatkan kelangkaan susu formula bayi di Hong Kong dalam jangka waktu yang lama. [124] Karena protes publik yang besar, Peraturan Impor dan Ekspor (Umum) (Amandemen) 2013 disahkan di Hong Kong, yang melarang ekspor susu formula bubuk tanpa izin, termasuk susu dan susu bubuk kedelai untuk bayi dan anak di bawah 36 bulan. [125] Menurut pemerintah Hong Kong, peraturan tersebut tidak berlaku untuk "susu formula bubuk yang diekspor dalam bagasi pribadi yang ditemani oleh seseorang yang berusia 16 tahun ke atas yang meninggalkan Hong Kong jika orang tersebut tidak meninggalkan Hong Kong dalam 24 jam terakhir dan susu formula tersebut tidak melebihi 1,8 kg total berat bersihnya." Meskipun pemerintah Hong Kong memberlakukan batas 2 kaleng yang ketat untuk ekspor susu formula bayi pada bulan Maret 2013, hal ini mendorong perbedaan harga yang disebabkan oleh pajak penjualan di daratan dan bea cukai yang longgar, aktivitas perdagangan termasuk untuk susu bubuk terus berlanjut, sehingga memperparah konflik Hong Kong-Tiongkok (Daratan). Daerah tangkapan para pelaku perdagangan manusia menyebar dari Fan Ling dan Sheung Shui ke arah selatan ke Yuen Long dan Tuen Mun, menyebabkan kubu lokalis seperti Civic Passion dan Hong Kong Indigenous turun ke jalan untuk melakukan aksi demo pada tahun 2015. Uni EropaPada tanggal 25 September 2008, Uni Eropa mengumumkan bahwa Uni Eropa melarang seluruh impor produk bayi yang terkontaminasi melamin dari Tiongkok. Komisi Eropa juga menyerukan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap impor makanan China lainnya; produk terkontaminasi yang terisolasi ditemukan di Belanda, dan pihak berwenang Prancis memerintahkan semua produk susu China untuk ditarik dari rak-rak; Tesco menarika seluruh permen White Rabbit dari rak supermarketnya di Inggris sebagai respons terhadap kontaminasi susu melamin. Amerika SerikatDi Amerika Serikat, dimana kekhawatiran terhadap kontaminasi melamin tidaklah sebanding dengan diluar negeri, distributor permen White Rabbit di Amerika Serikat menarik kembali seluruh produknya ketika sampel yang ditemukan di Hartford menunjukkan adanya jejak melamin. Pembuat permen dan anak perusahaan Bright Foods, Guan Sheng Yuan, melakukan penarikan kembali seluruh produk di 50 negara yang menjadi tujuan ekspornya. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan bahwa meskipun makanan yang mengandung melamin di bawah 2,5 bagian per juta pada umumnya tidak menimbulkan kekhawatiran, para ilmuwannya "saat ini tidak dapat menentukan tingkat melamin dan senyawa terkait melamin dalam susu formula bayi yang tidak menimbulkan masalah kesehatan masyarakat". Pada 12 November 2008, FDA mengeluarkan peringatan umum terhadap semua produk makanan instan dari Tiongkok, dengan mengatakan bahwa informasi yang diterima dari sumber-sumber pemerintah di sejumlah negara mengindikasikan berbagai macam dan variasi produk dari berbagai produsen telah diproduksi dengan menggunakan susu yang terkontaminasi melamin adalah masalah yang berkelanjutan. Pada akhir November, setelah FDA menemukan jejak melamin pada satu produk bayi Nestle dan satu produk bayi Mead Johnson, FDA menyimpulkan bahwa melamin atau asam sianurat saja, "pada atau di bawah 1 bagian per juta pada susu formula bayi tidak menimbulkan masalah kesehatan masyarakat" pada bayi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat membuka kantor inspeksi luar negerinya yang pertama pada bulan November 2008, dengan kantor di Shanghai, Beijing dan Guangzhou. Referensi
|