Sivas, Turki
Sivas adalah sebuah kota di Turki bagian tengah yang menjadi ibu kota Provinsi Sivas.[1] Kota yang terletak pada ketinggian 1.278 meter di atas permukaan laut ini terdapat di Lembah sungai Kızılırmak yang luas. Sivas adalah kota industri dan perdagangan skala menengah dengan perekonomian yang cenderung masih berbasis pada sektor agrikultur. EimologiNama Sivas diambil dari kata bahasa Yunani Bizantium Sivasteia,[2] yang berakar dari bahasa Yunani Koine Sebasteia (Σεβάστεια). Kata tersebut diberikan untuk menghormati kaisar yang menggunakan gelar Sebastos, yang serupa dengan Augustus.[3] Dalam bahasa Armenia, kota ini dikenal sebagai Sebastia (Սեբաստիա),[4] sedangkan dalam bahasa Kurdi dikenal sebagai Sêwas.[5] SejarahPeriode klasikPada tahun 64 SM, Pompeius mendirikan sebuah kota bernama Megalopolis di Asia Kecil sebagai upaya reorganisasi pemerintahannya selepas Perang Mithridates Ketiga. Bukti-bukti artefak menunjukkan bahwa Megalopolis berubah nama menjadi "Sebaste" pada abad ke-1 SM.[6] Hingga era Bizantium, kota tersebut kemudian dikenal dengan nama Sebasteia. Pada era Kaisar Diokletianus, Sebasteia menjadi ibu kota Provinsi Armenia Kecil, dengan nilai signifikansi yang cukup tinggi dalam dunia Kristen pada masa itu. Kota ini juga menjadi tempat kematian Empat Puluh Martir dari Sebaste pada abad ke-4. Pada tahun 536, Kaisar Yustinianus I menjadikan Sebasteia sebagai ibu kota Armenia Secunda dan mendirikan ulang sistem perbentengan kota.[7] Abad pertengahan dan era UsmaniyahSetelah dikuasai oleh Nikeforos II Fokas, sejumlah besar bangsa Armenia menguni wilayah Sebasteia.[7] Pada awal 1020-an, Basil II menukar wilayah sekitar Sebasteia dengan Vaspurakan kepada Raja Seneqerim Ardzruni yang telah menghuni Sebasteia bersama ribuan pengikutnya dari bangsa Armenia.[8] Sebasteia menjadi kota penting pertama yang ditaklukkan oleh bangsa Turki di Anatolia pada tahun 1059.[9] Kota ini kemudian berada di bawah penguasaan Danishmend Gazi dari Dinasti Danishmend setelah Pertempuran Manzikert pada 1071. Setelah kematiannya, kekuasaan atas Sivas direbut oleh Nizamettin Yağıbasan dari tangan para penerus Danishmend Gazi. Pada tahun 1174, Sivas ditaklukkan oleh penguasa Seljuk, Kilij Arslan II, dan dijadikan sebagai ibu kota kekaisaran tersebut bersama dengan Konya. Sivas pada periode tersebut menjadi sebuah kota penting bagi Jalur Sutra. Sivas kemudian ditaklukkan oleh Sultan Usmaniyah, Bayezid I. Pasukan Timur menaklukkan dan menghancurkan kota pada 1400, untuk kemudian dikuasai kembali oleh pasukan Usmaniyah pada 1408.[10] Di bawah kekuasaan Usmaniyah, Sivas menjadi pusat administrasi Wilayah Rum atau Wilayah Sivas hingga sekitar akhir abad ke-19.[8] Gereja Apostolik Armenia mempertahankan eksistensi enam gereja Armenia di Sivas. Di samping itu, Gereja Katolik Armenia, Katolik Roma, dan Ortodoks Yunani juga masih memiliki sejumlah misi dan pengikut di kota ini.[11] Periode Republik TurkiKota Sivas menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Sivas pada September 1919.[12] Dengan kedatangan Mustafa Kemal Atatürk dari Amasya, Kongres Sivas dikatakan sebagai titik balik pembentukan Republik Turki. Melalui pertemuan ini, posisi Atatürk sebagai ketua komite eksekutif perlawanan nasional disahkan. GeografiSivas memiliki iklim benua lembab dengan klasifikasi iklim Köppen Dsb, dengan karakteristik musim panas yang hangat dan kering serta musim dingin yang dingin dan bersalju. Bulan Juli dan Agustus adalah bulan-bulan terkering dalam setahun, sedangkan bulan-bulan terbasahnya jatuh pada April dan Mei. Sivas dilayani oleh transportasi udara melalui Bandar Udara Sivas yang terletak 22 kilometer ke arah barat laut kota ini. Kota kembarSivas memiliki kerja sama kota kembar dengan sejumlah kota mancanegara berikut.[13]
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Sivas. |