Situs Sumberbeji
Situs Sumberbeji adalah situs petirtaan kuno yang berlokasi di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tapaknya berada pada sebuah sendhang (kolam mata air) yang sejak lama digunakan oleh penduduk setempat untuk beraktivitas dan sumber irigasi sawah. Penemuan terjadi pada tahun 2019 secara tidak sengaja di saat warga setempat melakukan kerjabakti membersihkan dasar sendang dari endapan lumpur yang sudah mulai dangkal, dengan maksud mengembangkan kolam tersebut sebagai objek wisata desa. Situs tersebut diduga dibangun pada zaman kerajaan Airlangga Kahuripan sebelum Majapahit.[1] Bersama dengan Candi Rimbi (sekitar 6 km ke arah timur) dan beberapa objek kepurbakalaan lainnya, Petirtaan Sumberbeji telah dimasukkan dalam daftar cagar budaya yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Jombang pada tahun 2020[2] Riwayat penemuan dan pelestarianSitus petirtaan Sumberbeji ditemukan di lahan sendhang (kolam mata air) seluas kurang lebih 5000 meter persegi[butuh rujukan]yang dipergunakan warga untuk aktivitas sehari-hari dan sumber irigasi pertanian. Proses penyelamatan dan penggalian (ekskavasi) situs Sumberbeji dimulai bulan Juli hingga Oktober 2019 oleh BPCPB Jawa Timur, dan dilanjutkan pada bulan Agustus dan November 2020. Dalam kegiatan tersebut banyak benda purbakala yang ditemukan, Dua belas arca pancuran (jaladwara) ditemukan, yang memiliki motif ukiran bermacam-macam seperti padma (bunga teratai), makara, dewa atau tokoh, serta binatang. Jaladwara utama ditemukan pada tahun 2020 berbentuk arca garuda dengan tubuh manusia.Tidak ditemukan prasasti di situs Sumberbeji, tetapi berdasarkan ciri bangunan dan ikonografi arca, diperkirakan bangunan ini dibangun sejak era raja Airlangga (Kerajaan Medang di Kahuripan) dan dipelihara terus pada masa Kerajaan Kadiri sampai era Majapahit.[1] Penemuan pecahan benda terbuat dari porselen yang diperkirakan sebagai pecahan mangkuk atau guci khas Tiongkok dari era Dinasti Song menjadi salah satu pendukung yang mengindikasikan situs petirtaan Sumberbeji sudah ada sebelum zaman Majapahit. Dinasti Song berkuasa sejak abad 10 hingga 13 masehi yang berarti sudah ada sebelum Majapahit yang berkuasa pada abad 12 hingga 15 masehi.[3] Bangunan dan fungsiSetelah dilakukan penggalian, luas areal petirtaan yang sementara tampak dan tergali mencapai hampir 400 meter persegi (18 m × 20 m). Lokasi situs ini terpendam di dasar kolam dengan kedalaman sekitar 2 sampai 3 meter dari permukaan tanah atau bibir kolam. Ketinggian struktur bangunan situs bervariasi antara 1,2 hingga 1,5 meter.[4] Area petirtaan Sumberbeji terdiri dari parit saluran air sebagai hulu atau tempat air masuk sepanjang 14,1 meter dan tinggi 0,69 meter; dinding pembatas petirtaan berbentuk kotak ukuran 19,7 × 17,1 meter; pancuran utama berbentuk kotak ukuran 6 x 6 meter; dan parit saluran air sebagai hilir berbentuk melengkung mengarah timur laut dengan panjang sementara 11,95 meter. Di Pancuran utama berbentuk bujur sangkar tersebut terdapat beberapa lubang atau lorong kecil vertikal, horisontal, dan diagonal sebagai saluran pembagi air.[3] Ada kemiripan bangunan situs Sumberbeji dengan Candi Tikus yang berada di Trowulan, Mojokerto[5] sehingga sebagian pakar berpendapat bahwa situs Sumberbeji merupakan petirtaan (tempat pemandian keluarga raja). Namun, sebagian pakar yang lain[siapa?] berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk setempat pada zaman dulu.[butuh rujukan] LokasiSitus Sumberbeji terletak sekitar 13 km di sebelah selatan kabupaten Jombang. Melalui jalan raya Jombang-Ngoro, tepat di perempatan Gerdu Laut, lurus ke jalan raya Gajah sejauh 1 km, lalu belok kanan ke jalan Masjid sekitar 500m situs sumberbeji berada. Rujukan
|