Sitosina
Sitosina (bahasa Inggris: Cytosine; disingkat "C") merupakan satu dari dua basa nitrogen pirimidina yang dimiliki DNA dan RNA[1]. Nukleosida ribosanya dinamakan sitidina dan nukleosida deoksiribosanya dinamakan deoksisitidina. Sitosina berikatan dengan guanina pada DNA pilin ganda melalui tiga ikatan hidrogen. Sitidina dapat membentuk nukleotida bila mengikat satu, dua, atau tiga gugus fosfat anorganik (PO43-) membentuk CMP, CDP, dan CTP (masing-masing dinamakan sitidina mono-, di-, atau trifosfat). CTP dapat menjadi kofaktor dalam reaksi enzimatik biokimiawi dan mentransfer satu gugus fosfat bagi ADP untuk membentuk ATP. Deoksisitidina trifosfat (dCTP) diperlukan dalam PCR sebagai bahan baku sintesis DNA. Pada keadaan tertentu, sitosina dapat mengalami deaminasi menjadi urasil. Mutasi ini biasanya dapat dikenali oleh enzim-enzim yang terlibat dalam reparasi DNA. Sebagaimana pada urasil, metilasi juga dapat terjadi pada sitosin dengan bantuan enzim DNA-metil-transferase. SejarahSitosina diketemukan dan dinamai oleh Albrecht Kossel dan Albert Neumann pada tahun 1894 ketika dihidrolisasi dari jaringan timus anak sapi.[2][3] Suatu struktur diusulkan pada tahun 1903, dan kemudian disintesis (sekaligus dipastikan) dalam laboratorium pada tahun yang sama. Reaksi kimiaSitosina dapat ditemukan sebagai bagian DNA, dan bagian RNA, atau sebagai bagian dari suatu nukleotida. Sebagai cytidine triphosphate (CTP), dapat berfungsi sebagai ko-faktor enzim-enzim, dan dapat mentransfer suatu gugus fosfat untuk mengubah adenosine diphosphate (ADP) menjadi adenosine triphosphate (ATP). Dalam DNA dan RNA, sitosina berpasangan dengan guanina. Namun, ikatan ini secara inheren tidak stabil, dan dapat diubah menjadi urasil (deaminasi spontan). Ini dapat menghasilkan suatu point mutation jika tidak diperbaiki oleh enzim-enzim DNA repair seperti urasil glikosilase, yang memutus suatu urasil dalam DNA. Lihat pulaReferensi
Pranala luar dan KutipanWikimedia Commons memiliki media mengenai Cytosine.
|