Siti Noordjannah Djohantini
Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si. (lahir 15 Agustus 1958) adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, periode 2010-2015 dan 2015-2022 menggantikan Prof Dr Siti Chamamah Soeratno yang sudah dua periode menjabat Ketua Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah. Mbak Nunung (panggilannya di dalam keluarga) bekerja sehari-hari sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), juga pernah menjadi Anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Republik Indonesia (2003-2008). Riwayat HidupPendidikanPendidikan formal yang ditempuh Noordjannah dimulai dari Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, kemudian SMP Muhammadiyah Godean, dan selanjutnya SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Setelah itu, Noordjannah kuliah program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, lalu mengambil program magister (S2) Manajemen Keuangan di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Selain itu, ia juga mengambil program Human Resource Management di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. OrganisasiIPM dan Nasyiatul AisyiyahKetika sekolah hingga kuliah, Noordjannah sudah aktif di organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah untuk kalangan pelajar. Di organisasi ini, ia sempat menjabat Pimpinan Pusat IPM bidang Ipmawati pada periode 1983-1986. Bersama teman-temannya pengurus PP IPM, Noordjannah berhasil menerbitkan buku Pedoman Seragam khusus bagi pelajar putri Muhammadiyah yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Setelah "ber-IPM", Noordjannah kemudian aktif di organisasi Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) yang juga merupakan salah satu ortom Muhammadiyah untuk kalangan remaja putri. Di organisasi ini, Noordjannah terpilih sebagai ketua umum pada periode 1990-1995, hasil Muktamar Nasyiaatul Aisyiyah, di Yogyakarta tahun 1990. AisyiyahSetelah matang di Nasyiatul Aisyiyah, Noordjannah Djohantini kemudian masuk sebagai pengurus Aisyiyah. Pada periode 2000-2005, ia diserahi amanah sebagai Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan (LPP) Pimpinan Pusat Aisyiyah, selanjutnya masuk sebagai salah satu Ketua PP Aisyiyah, dan akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PP Aisyiyah, periode 2010-2015. Ia menggantikan Prof Dr Siti Chamamah Soeratno yang sudah dua periode menjabat Ketua PP Aisyiyah. Ia terpilih pada Muktamar ke-46 Aisyiyah, di Graha Wana Bhakti Yasa, Yoyakarta, 7 Juli 2010. Pada Pemilihan Pimpinan Aisyiyah dalam Muktamar ke-46 Aisyiyah di Yogyakarta, wanita bernama lengkap Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini MM Msi, mengumpulkan 1.291 suara. Ia unggul atas Prof Dr Siti Chamamah (1.094 suara), Dr Masyithoh MAg (916 suara), Dra Dyah Siti Nuraini (828 suara), Dra Hj Shoimah Kastolani (557 suara). Dalam kepengurusan PP Aisyiyah 2010-2015, Noordjannah didampingi oleh Dra Hj Dyah Siti Nuraini sebagai Sekretaris Umum. Anggota Pimpinan Pusat Aisyiyah periode 2010-2015 yang berjumlah 13 orang terdiri atas: Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini MM Msi, Prof Dr Hj Siti Chamamah, Prof Dr Hj Masyithoh Chusnan M. Ag, Dra Hj Dyah Siti Nuraini, Dra Hj Shoimah Kastolani, Dra Hj Siti ‘Aisyah M. Ag, Dra Hj Nurni Akma, Dra Trias Setiawati Msi, Prof Dr Siti Muslimah Widiastuti, Dr Hj Atikah M Zakki Mars, Rohimi Zamzan SPsi MPd, Hj Hadiroh Ahmad SPd, Dra Hj Susilahati MSi. Aktivis PerempuanSelain di lingkungan Muhammadiyah, Noordjannah juga dikenal sebagai aktivis perempuan. Ia termasuk salah seorang pendiri Yasanti (Yayasan Annisa Swasti), yaitu sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) perempuan pertama di Indonesia. “Yasanti” yang dikelolanya sejak tahun 1982 hingga kini masih eksis dan berkembang. LSM ini bergerak dalam bidang pemberdayaan kaum perempuan, khususunya dalam memberikan layanan pendidikan dan latihan bagi wanita yang bekerja sebagai buruh. Pejabat PublikPosisi sebagai pimpinan Nasyiatul Aisyiyah dan aktivis perempuan, membawa Noordjannah mendapat kepercayaan sebagai Koordinator Program Pendidikan Politik bagi Perempuan dalam Pemilu 1999, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah bekerja sama dengan TAF untuk delapan (8) wilayah di Indonesia. Pengalamannya sebagai aktivis perempuan dan kapasitas yang dimilikinya antara lain sebagai akademisi, juga membawa Noordjannah lolos dalam seleksi dan akhirnya dilantik sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) periode 2003-2008. Noordjannah mewakili unsur tokoh masyarakat bersama bersama Pendeta Saut Hamonangan Sirait dan Rozy Munir. Anggota Bawaslu lainnya, yaitu Topo Santoso dan Komaruddin Hidayat dari unsur perguruan tinggi, serta Didiek Suprianto dari unsur pers. Tiga anggota lainnya yang ditetapkan sesuai Undang-undang Nomor 12 tahun 2003 tentang Pemilu berasal dari dari unsur kepolisian dan kejaksaan, yaitu Brigadir Jenderal Polisi Bambang Arief Sampoerna Djati dan Komisaris Besar Polisi Djony Tangkudung dari Markas Besar Polri, serta Mashudi Ridwan dari Kejaksaan Agung. Kehidupan PribadiKeluargaSiti Noordjannah Djohantini lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang religius. Ayahnya bernama Ardani Zaenal, sedangkan ibunya bernama Siti Juariyah. Ia menikah dengan Dr Haedar Nashir yang merupakan kader dan pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dari perkawinannya dengan Haedar Nashir, Noordjannah dikaruniai dua anak, yaitu Hilma Nadhifa Mujahidah dan Nuha Aulia Rahman. Lihat pulaPranala luar |