Siti Atikoh Suprianti
Siti Atikoh Suprianti (lahir 25 November 1971) adalah seorang pensiunan birokrat Indonesia yang lebih dikenal sebagai istri dari Ganjar Pranowo, politikus Indonesia. Atikoh dilahirkan di Purbalingga, Jawa Tengah, dan merupakan cucu dari K.H Hisyam A Karim, pendiri Pondok Pesantren Riyadus Sholikhin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.[1] Pada tahun 1990 hingga 1997, Atikoh menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.[2] Ia melanjutkan studi S2 Perencanaan dan Wilayah Kota dan meraih gelar Magister Teknik dari SAPPK Institut Teknologi Bandung pada 2008.[3] Tesisnya berjudul Evaluating General Allocation Fund (DAU) as A Horizontal Fiscal Equalization Policy in Indonesia Comparing to Japanese System.[4] Ia kemudian mengambil studi master kembali di Universitas Tokyo dengan program studi Magister Kebijakan Publik.[5] Atikoh menikah dengan Ganjar yang ia temui ketika Ganjar melaksanakan KKN tahun 1994 di Temanggung, Jawa Tengah.[6][7] Ada kisah unik di antara keduanya, Ganjar yang memiliki latar belakang GMNI (dan PDI) menikah dengan Atikoh yang memiliki latar belakang pesantren (di Purbalingga) yang berafiliasi dengan NU (dan PPP).[8] Atikoh dan Ganjar menikah pada tahun 1999 dan memiliki satu anak laki-laki yang lahir pada tahun 2001 bernama Muhammad Zinedine Alam Ganjar yang kini berkuliah di Teknik Industri UGM.[9] Baik Ganjar maupun Atikoh memiliki hobi olahraga. Keduanya sering tampil bersama dalam kegiatan lari maraton dan sepeda.[10] Ganjar bahkan pernah terjatuh saat gowes yang mengakibatkan lengan kanannya terluka.[11] KarierAtikoh bekerja menjadi wartawan di Harian Umum Solopos, sebuah media lokal di Solo, Jawa Tengah, saat sedang menempuh studi di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1999, ia mendaftar sebagai calon pegawai negeri sipil untuk penempatan di Purbalingga, Jawa Tengah.[12] Ia pernah bekerja di Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinan beberapa gubernur, termasuk Fauzi Bowo, Joko Widodo, dan Basuki Tjahaja Purnama. Saat menjadi PNS, Siti Atikoh pernah mengambil cuti di luar tanggungan negara selama tiga tahun lantaran mendampingi suaminya yang menjadi gubernur Jawa Tengah. Kini ia sudah mengundurkan diri sebagai pegawai negeri sipil. Selama suaminya menjabat, ia aktif di berbagai kegiatan di antaranya dengan menduduki posisi sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Tengah, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka, dan staf Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Bapermasdes) Jawa tengah.[13] Kehidupan pribadiAtikoh bertemu dengan Ganjar Pranowo pertama kali saat keduanya kuliah di Universitas Gadjah Mada. Saat itu, ia adalah adik tingkat Ganjar dengan selisih 3 tahun. Mereka saling mengenal satu sama lain pada tahun 1994 saat sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Temanggung. Selain mendampingi Ganjar dalam tugas-tugasnya dan menjadi pembicara di berbagai acara, Atikoh juga aktif berolahraga, terutama maraton dan bersepeda. Atikoh kerap menjuarai kompetisi maraton, termasuk Best Half Marathon Bank Jateng Tilik Candi Borobodur Marathon 2022,[14] juara tiga untuk kategori 14 kilometer di UGM International Trail Run 2022, juara empat di Bank Jateng Friendship Run Makassar 2022, dan Personal Best Half Marathon Borobudur Marathon 2021. Atikoh juga berhasil menaklukkan Borobudur Marathon 2023 sejauh 42 Km.[15] Prestasinya dalam maraton bahkan membuat ia diundang langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, untuk mengikuti Tokyo Marathon 2023.[16] Selain itu, Atikoh juga memiliki empati yang kuat terhadap perjuangan sosial, seperti berpartisipasi dalam rangkaian acara "Run against Cancer 2023" yang dimulai dengan Pre-Run pada bulan November 2022 serta puncak acara Run pada bulan Februari 2023 untuk penggalangan dana mendukung rumah singgah bagi para pejuang kanker selama proses penyembuhan.[17] Referensi
|