Sirkuit Jaya Ancol
Sirkuit Jaya Ancol merupakan sirkuit olahraga otomotif di Indonesia yang dibangun sekitar tahun 1970 dan berhenti operasi pada 1992. Sirkuit ini merupakan sirkuit berkelas internasional pertama di Indonesia.[1] Sejarah dan spesifikasiPembangunan sirkuit ini melibatkan beberapa sponsor, seperti Astra dan Indocement. Kedua perusahaan tersebut menyumbang Rp30 juta untuk PT Jaya Sirkuit Ancol selaku pengelola sekaligus pihak yang membangun sirkuit kala itu. Tinton Soeprapto, seorang pembalap berprestasi dan ayah dari Ananda Mikola dan Moreno Soeparpto, saat itu ditunjuk sebagai maskot pembalap oleh Ali Sadikin yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta. Hal ini dimaksudkan untuk menarik lebih banyak lagi pembalap asing untuk berlaga di Sirkuit Ancol, Jakarta Utara. Sirkuit ini mengalami beberapa kali renovasi dalam proses pembangunannya.[2] Pada Oktober 1969, diselenggarakan Jaya Antjol Race I dengan kondisi sirkuit hanya berupa jalan perumahan biasa dan tikungan yang rusak. Lebar sirkuit ini hanya 7 hingga 10,5 meter dengan panjang lintasan 3.590 meter. Pada Oktober 1970, diadakan Jaya Antjol Race II. Dalam gelaran balap ini, panjang sirkuit diubah menjadi 3.950 meter dan jumlah tikungan ditambah menjadi 12 tikungan.[butuh rujukan] Pada 1971, sirkuit Ancol direnovasi total dengan biaya sekitar 400 juta rupiah. Dana tersebut digunakan untuk pengaspalan hotmix, pembangunan paddock, pit, dan tower. Paddock sirkuit Ancol terdiri dari tiga ruangan yang bisa menampung sekitar 100 mobil atau 150 motor balap termasuk perlengkapannya. Di pit terdapat ruangan yang bisa menampung 30 mobil balap atau 50 motor balap, beserta 2 kru pit untuk setiap pembalap. Lantai pertama gedung tower ini digunakan sebagai ruangan race control, dokter dan, bendera. Lantai dua gedung digunakan sebagai ruang pengecekan waktu dan kantor panitia lomba.[3] Sirkuit kembali diperpanjang[per kapan?] menjadi 4.470 m dengan garis lurus yang melewati rumah makan Duta Toradja sepanjang 1.070 m. Lebar jalan juga ditambah dari 9 meter dan 12 meter menjadi minimal 10 meter dan maksimal 18 meter untuk menunjang aspek keamanan. Berbagai balapan berskala internasional dihadirkan di sirkuit ini, seperti GP Ancol, Endurance 7 jam Ancol, dan lain sebagainya.[butuh rujukan] PT Astra telah mengembangkan Toyota Starlet KP47 dan Toyota Corolla KE30 bersama Tom's Japan khusus untuk spesifikasi sirkuit ini. PenutupanSirkuit Jaya Ancol awalnya dikelola oleh BPP Ancol, dan pernah dipegang oleh Herman Sarens Sudiro, sedangkan Tinton Soeprapto mendapatkannya pada tahun 1983. Sirkuit ini hendak ditutup, namun semua pembalap bisa menggunakan sirkuit Ancol sampai ada penggantinya. Selain warga pemukiman terganggu dengan deru mesin balap dan polusi asap, Sarana di dalam arena sendiri banyak yang rusak. Barangkali satu-satunya yang masih mulus pada saat itu hanya lintasan sirkuitnya sendiri. Hingga pada akhirnya Sirkuit Jaya Ancol pun ditutup pada tahun 1992, digantikan oleh Sirkuit Sentul yang berada di Bogor yang berjarak 40 km dari Jakarta.[4] Disaat itu, Herman Saren Sudiro mengelola sirkuit Jaya Ancol dengan pengelola hariannya adalah Mohammad Hasan atau nama lainya Soenaryo, pak Hasan orang kepercayaan Herman Saren Sudiro yang berdomisili di Tj.Priuk memilik 5 orang anak. Referensi
|