Sindrom mata kucingSindrom mata kucing adalah penyakit kromosom yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Tanda dan gejala dari kondisi ini sangat bervariasi tetapi mungkin termasuk kelainan pada mata, telinga, daerah anus, jantung, dan ginjal. Sindrom mata kucing juga dikenal sebagai sindrom schmid-fraccaro atau sindrom tetrasomi parsial kromosom 22.[1] Pada penderita sindrom mata kucing, setiap sel memiliki setidaknya satu kromosom kecil (duplikasi) yang terdiri dari materi genetik kromosom 22. Kromosom sindrom mata kucing (CES) yang lebih kecil (tipe I) bersifat simetris, dengan dua titik henti sementara pada interval proksimal, sedangkan kromosom sindrom mata kucing (CES) yang lebih besar (tipe II) bersifat asimetris, dengan satu titik henti sementara pada masing-masing dua interval, atau simetris, kedua titik henti sementara berada dalam interval. Kromosom 22 biasanya diwarisi dari salah satu orang tua. Kemungkinan keturunan pembawa mewarisi kromosom penanda sekitar 50%. Sindrom mata kucing atau Cat Eye Syndrome (CES) merupakan suatu kondisi langka yang menyebabkan mata memiliki ciri-ciri seperti kucing. Penyakit ini biasanya muncul dalam bentuk celah atau penampakan “lubang kunci” yang tidak normal pada iris (bagian mata yang berwarna) dan pupil yang memanjang. Tanda seseorang memiliki sindrom mata kucing
3 fakta langkah seseorang memiliki sindrom mata kucing
PenyebabPenyebab sindrom mata kucing (CES) berkaitan dengan cacat kromosom pada manusia. Kromosom terletak di dalam inti sel manusia dan bertugas membawa informasi genetik yang diterima seorang anak dari orang tuanya. Normalnya, manusia memiliki 23 kromosom berpasangan: 23 dari ibu dan 23 dari ayah. Setiap pasang kromosom memiliki lengan panjang berlabel "q" dan lengan pendek berlabel "p". Lengan p dan lengan q bertemu di daerah tengah kromosom, yang disebut sentromer. Seperti disebutkan sebelumnya, Sindrom mata kucing terjadi ketika kromosom 22 terpengaruh. Anak yang sehat mempunyai dua salinan kromosom 22, Dan masing-masing salinan mempunyai lengan pendek (22p) dan lengan panjang (22q). Namun, pada anak-anak dengan CES, Lengan pendek (22p) dan sebagian lengan panjang (22q) terdapat empat salinan bukan dua. Penyebab salinan tambahan tersebut masih belum diketahui. Karena masalahnya terletak di kromosom, Bukan pada gen itu sendiri, CES biasanya tidak diturunkan walaupun bisa juga diturunkan. Sebaliknya, ada spekulasi bahwa kelainan acak pada pembelahan sel germinal orang tua mungkin berkontribusi terhadap cacat kromosom. Orang tua dari anak- anak yang terkena dampak dianjurkan untuk berkonsultasi dengan Konselor Genetik.[3] GejalaGejala sindrom mata kucing berbeda-beda pada setiap orang-orang. Ada kemungkinan menunjukan beberapa gejala kecil atau mengalami semua gejala yang tercantum pada di bawah ini pada tingkat yang berbeda-berbeda. Sindrom mata kucing bisa melalui gejala-gejala berikut ini:
Kondisi ini terjadi karena ketika pupil atau bagian hitam pada mata tidak berbentuk bulat dan terdapat celah seperti lubang kunci di tengahnya.
Anak-anak dengan sindrom mata kucing memiliki anus yang sangat kecil atau sempit. Bahkan terkadang tidak ada anus sama sekali. Anomali adalah kelainan letak saluran (fistula) di ujung usus besar (rektum). Pada pria, fistula bisa terbentuk di antara rektum dan di otot yang berkumpul di area belakang kandung kemih atau alat kelamin.
80% anak-anak dengan sindrom mata kucing memiliki bentuk telinga yang tidak normal. Kelainan bentuk telinga ini terjadi ketika timbul benjolan kecil pada kulit di bagian depan telinga luar. Selain itu, beberapa kasus sindrom mata kucing juga dapat menunjukkan gejala penyumbatan atau bahkan hilangnya saluran pendengaran eksternal. Dalam kebanyakan kasus, kurangnya saluran pendengaran eksternal mempengaruhi gangguan pendengaran pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena suara tidak terserap dengan baik dari telinga luar ke telinga dalam.
Anak-anak dengan sindrom mata kucing mungkin terlahir dengan penyakit jantung bawaan. Tetralogy of Fallot (ToF) adalah kelainan fungsi jantung yang mungkin terjadi, serta kebocoran jantung seperti atrial septal defek (ASD) atau ventrikular septal defek (VSD).
Anak-anak dengan sindrom mata kucing memiliki kelainan ginjal sebagai berikut:
Kondisi alat di dalam tubuh gadis tersebut tergolong gangguan reproduksi. Kelainan alat kelamin atau vagina hilang. Sedangkan testis anak laki-laki tidak turun. DiagnosisGejala khas kucing dapat membantu dokter mendiagnosis sindrom mata kucing. Setelah gejala muncul, dokter akan meminta orang tua dan ayah ibu anak untuk menjalani tes genetik untuk mendiagnosis. Beberapa jenis pemeriksaan genetik ini termasuk FISH (penemuan DNA kromosom tertentu) dan kariotipe (proses laboratorium yang menghasilkan representasi kromosom). Sebelum kelahiran bayi, dokter dapat mendiagnosis cat eye syndrome dengan menggunakan USG dan tes amniosentesis untuk mencurigai adanya kelainan. PengobatanSindrom mata kucing dapat memengaruhi banyak sistem tubuh, Jadi ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan saat menanganinya. Perawatan pada anak sindrom mata kucing bergantung pada gejala spesifik anak, antara lain:
Menjaga kesehatan mata anakHubungan antara mata dan pendidikan anak merupakan titik awal sumber informasi visual yang selanjutnya dapat mempengaruhi prestasi akademik anak. Anda dapat melakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan mata anak Anda.Tapi sindrom mata kucing bukan satu-satunya masalah yang mempengaruhi mata anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan kesehatan mata anaknya.[5] Untuk menjaga kesehatan mata, beberapa orang tua mungkin perlu memperhatikan mata anaknya sebagai berikut: 1. Menjamin asupan cairan anak Anda 2. Memasukkan buah-buahan dan sayur-sayuran yang kaya akan beta-karoten dan senyawanya lutein dan zeaxanthin dalam menu makanan anak Anda sehari-hari 3. Memasukkan hidangan ikan yang kaya akan omega-3 tinggi 4.Mendorong anak untuk aktif secara fisik 5.Batasi penggunaan perangkat oleh anak-anak 6. Menjaga jarak yang aman saat membaca buku atau menonton tv 7. Ajarkan pada anak tentang pentingnya istirahat mata 8. Ajarkan pada anak untuk tidak menggosok mata secara berlebihan Referensi
|