Sindrom gangguan pernapasan akut

Sindrom gangguan pernapasan akut
Informasi umum
Nama lainSindrom gangguan pernapasan (RDS), sindrom gangguan pernapasan dewasa, syok paru-paru
SpesialisasiObat perawatan kritis
DiagnosisRasio PaO2/FiO2 kurang dari 300 mmHg[1]
Kondisi serupaSerangan jantung[1]
Prognosis35% hingga 50% risiko kematian[1]
Prevalensi3 juta kasus per tahun[1]

Sindrom gangguan pernapasan akut (bahasa Inggris: Acute respiratory distress syndrome, ARDS) adalah jenis kegagalan pernapasan yang ditandai dengan timbulnya cepat peradangan luas di paru-paru. Gejalanya meliputi sesak napas, tachypea, dan sianosis.[1] Di antara mereka yang bertahan hidup, penurunan kualitas hidup relatif umum terjadi.

Secara global, ARDS memengaruhi lebih dari 3 juta orang per tahun. Kondisi ini pertama kali dijelaskan pada tahun 1967. Meskipun terminologi "sindrom gangguan pernapasan dewasa" kadang-kadang digunakan untuk membedakan ARDS dari "sindrom gangguan pernapasan bayi" pada bayi baru lahir, konsensus internasional adalah bahwa "sindrom gangguan pernapasan akut" adalah istilah terbaik karena ARDS dapat memengaruhi semua usia.

Referensi

  1. ^ a b c d e Fan, E; Brodie, D; Slutsky, AS (20 Februari 2018). "Acute Respiratory Distress Syndrome: Advances in Diagnosis and Treatment". JAMA. 319 (7): 698–710. doi:10.1001/jama.2017.21907. PMID 29466596. 

Bacaan lebih lanjut

  • Martin GS, Moss M, Wheeler AP, Mealer M, Morris JA, Bernard GR (1 August 2005). "A randomized, controlled trial of furosemide with or without albumin in hypoproteinemic patients with acute lung injury". Crit. Care Med. 33 (8): 1681–7. doi:10.1097/01.CCM.0000171539.47006.02. PMID 16096441. 
  • Jackson WL, Shorr AF (1 June 2005). "Blood transfusion and the development of acute respiratory distress syndrome: more evidence that blood transfusion in the intensive care unit may not be benign". Crit. Care Med. 33 (6): 1420–1. doi:10.1097/01.CCM.0000167073.99222.50. PMID 15942365. 
Kembali kehalaman sebelumnya