Purwarupa rumpang pesawat Su-33, T-10K-3,[2] dibeli oleh SAC dari Ukraina pada tahun 2001 dan dikabarkan telah dipelajari secara mendalam serta direkayasa balik, memacu proses pengembangan J-15.[2][3][4][5] Meskipun J-15 secara struktural nampak berasal dari purwarupa Su-33, pesawat dilengkapi dengan teknologi asli Tiongkok beserta instrumen avionik dari program Shenyang J-11B.[6] Pada bulan Februari 2018, diskusi mengenai menggantikan pesawat ini muncul di beberapa media outlet Tiongkok termasuk Xinhua dan surat kabar berita utama militer Tiongkok, mengungkapkan bahwa pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur generasi ke-4 maupun generasi ke-4,5. Selain itu, J-15 dipandang sebagai pesawat tempur berbasis kapal induk sementara sambil menunggu penerusnya yakni pesawat generasi ke-5 untuk masuk bertugas, yang kemungkinan besar serupa dengan Chengdu J-20 atau Shenyang FC-31.
Kecelakaan dan insiden tercatat
Pada bulan April 2016, sebuah pesawat J-15 jatuh ke laut setelah mengalami kegagalan sistem kendali penerbangan. Sang pilot, Cao Xianjian, melontarkan diri sesaat sebelum menabrak, di bawah minimum ketinggian yang diperlukan untuk parasut bekerja; sehingga dia mengalami luka-luka ketika mendarat.[7]
Pada tanggal 27 April 2016, sebuah pesawat J-15 jatuh di tengah simulasi pendaratan ketika kegagalan sistem kendali penerbangan mengakibatkan hidung pesawat naik hingga 80 derajat. Sang pilot, Zhang Chao, melontarkan diri di bawah minimum ketinggian yang diperlukan untuk parasut bekerja; dia meninggal akibat luka yang dialami ketika mendarat.[8]
Pada bulan Juli 2017,[9] sebuah pesawat J-15 mengalami kebakaran di mesin kiri seusai menabrak burung sesaat setelah lepas landas. Sang pilot, Yuan Wei, dengan bantuan instruksi dari pemandu lalu lintas udara (ATC), melakukan pendaratan darurat dan petugas di darat segera memadamkan api.[10]