Shen Yinhao
Shen Yinhao (lahir 6 November 1986) adalah wasit sepak bola asal Tiongkok yang telah menjadi wasit internasional penuh untuk FIFA sejak 2018.[1] Shen pernah terlibat dalam berbagai kasus kriminal. Pada tahun 2020, ia menjadi sorotan sepakbola Tiongkok karena tesisnya yang diduga plagiat.[2] [3] Saat menjadi wasit semifinal Piala Asia AFC U-23 antara Indonesia U23 dan Uzbekistan U23 pada 29 April 2024, ia menuai kontroversi karena penggunaan sistem Video Assistant Referee (VAR atau Asisten Wasit Video), [4]khususnya dalam penganuliran gol Muhammad Ferarri karena offside, yang menjadi perdebatan utama. Selain menganulir gol Muhammad Ferarri, Shen juga membatalkan pelanggaran di kotak penalti terhadap gelandang Witan Sulaeman[5] dan memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho melalui video asisten wasit atau VAR [6][7], dengan beberapa ahli mengutip bahwa pemeriksaan VAR tidak sesuai dengan standar wasit FIFA.[4][8][9] Investigasi kriminal terhadap plagiarismeShen telah terlibat dalam banyak kasus kriminal. Pada tahun 2020, ia menjadi sorotan sepakbola Tiongkok karena tesisnya yang diduga plagiat.[10] Berdasarkan laporan dari surat kabar Hong Kong South China Morning Post[11], pada tahun 2017, Shen menerbitkan tesis berjudul 'Penyebab dan Pengelolaan Stres di Kalangan Wasit Perguruan Tinggi'. Namun terungkap bahwa tesis dengan metode dan penelitian serupa telah diterbitkan pada tahun 2012 oleh Lu Yunfei. Tesis doktoral Shen lainnya yang berjudul 'Penelitian tentang situasi terkini dan strategi pengembangan sekolah tradisional di Kota Shanghai' juga diduga menjiplak karya Xuan Haide yang berjudul 'Investigasi situasi terkini dan mengatasi perkembangan sepak bola tradisional di Provinsi Anhui'.[12] Universitas Tongji, tempat Shen menyelesaikan gelar master dan doktoralnya, telah meluncurkan penyelidikan atas kasus ini sementara Shen menjabat sebagai wakil dekan Akademi Sepak Bola perguruan tinggi tersebut.[13] Dampak dari kasus tersebut membuat Shen terancam hukuman berat, termasuk potensi pencabutan statusnya sebagai wasit oleh otoritas sepak bola Tiongkok. Diketahui, pada tahun 2018 lalu, pemerintah dan Partai Komunis China memperketat aturan terkait plagiarisme. [14] [15] Dokumen dari Partai Komunis Tiongkok menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar integritas akan dimintai pertanggungjawaban secara hukum.[16] [14] Namun, di tengah kontroversi dan tuduhan kriminal, Shen memenangkan penghargaan Peluti Perunggu di Liga A Tiongkok pada tahun 2015.[17] Referensi
External links |