Shanty Harmayn
Shanty Harmayn Hofman (lahir 29 Juli 1967) adalah produser film Indonesia.[1] Ia merupakan produser yang melahirkan film-film seperti Perempuan Tanah Jahanam (2019) yang meraih Piala Citra untuk kategori Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia 2020, Sang Penari (2011) yang meraih Piala Citra kategori Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2012, film box office keluarga bertema sepakbola Garuda di Dadaku (2009) dan Garuda di Dadaku 2 (2011) serta Pasir Berbisik (2001). Film Perempuan Tanah Jahanam juga resmi menjadi wakil Indonesia untuk bersaing di kategori Film Fitur Internasional di kancah Academy Awards ke-93[2] yang acara puncaknya akan digelar pada April 2021. Serial web original Gadis Kretek (2023) produksinya juga berhasil menempati posisi Top 10 Netflix Global serta meraih berbagai penghargaan bergengsi di kancah internasional.[3] Karier di dalam perfilman sudah dimulai dari 1999 sebagai pencetus, pendiri, sekaligus direktur dari Jakarta International Film Festival (JiFFest) dan In-DOCS pada tahun 2002. Lulusan jurusan film dari Stanford University ini saat ini juga aktif sebagai dewan penasihat untuk Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI)[4] dan Singapore Media Festival serta menjabat sebagai Chief Executive BASE Entertainment di Jakarta, Indonesia.[5] Kehidupan awalShanty lahir di Jakarta pada 29 Juli 1967. Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMA Santa Theresia, Jakarta, ia melanjutkan kuliah di FISIP Universitas Indonesia pada tahun 1985-1990, meraih gelar S1 di bidang Komunikasi Massa. Ia lalu melanjutkan studinya di Stanford University pada 1992-1994 dan menerima gelar Master of Arts (MA) dalam bidang Documentary Film.[6] Minat Shanty pada film tumbuh sangat dini dan bisa dibilang terjadi tanpa sengaja. Suatu hari, seorang teman ayahnya menitipkan kira-kira 1.000 kaset video berisi film cerita, acara televisi, dan film dokumenter. Shanty yang waktu itu kelas IV SD tanpa prasangka menonton film-film yang ternyata kemudian setelah dia besar dia sadari sebagian memenangi atau dinominasikan mendapat Academy Awards.[7] KarierMendirikan rumah produksi dan JiFFestTahun 1998, Shanthy mendirikan Salto Film Company. Setahun kemudian (1999), ia menjadi penyelenggara Jakarta International Film Festival (JiFFest) yang didirikannya bersama Natacha Devillers. Untuk kegiatan tersebut ia kerap pergi ke sebuah festival film internasional selain untuk menonton dan mencari film yang cocok untuk diputar di JiFFest. Kesuksesannya terdahulu dalam mendirikan Salto Film Company dan JiFFest, membuatnya kian giat berkiprah di dunia film. Hal itu di tunjukannya dengan mendirikan Tanibar Pictures (1999) dan In-Docs, program dan pusat promosi Film Dokumenter Indonesia (2002).[8] Sebagai produser ia sudah banyak menghasilkan film-film berkualitas dan mendapat tempat di hati penonton, sebut saja Pasir Berbisik (2001), Banyu Biru (2005), The Photograph (2007), dan Garuda di Dadaku (2009). Bahkan tak jarang film-filmnya tersebut di ikut-sertakan dalam beberapa Festival Film Internasional. Selain membuat film untuk layar lebar, ia juga membuat Seri Dokumenter antara lain: Libraries on Fire: When an Elder Dies, A Book Burns dan A Ray of Hope.[7] BASE EntertainmentPada tahun 2018, Shanty bersama Aoura L. Chandra, Tanya Yuson, dan Ben Soebiakto membentuk BASE Entertainment. BASE Entertainment adalah sebuah studio film baru yang merupakan gabungan (merger) dari tiga perusahaan film, SALTO FILMS yang didirikan oleh Shanty Harmayn, MILLION PICTURES oleh Ben Soebiakto dan Aoura L. Chandra (produser, Negeri 5 Menara), dan KAWI CONTENT berbasis di Singapura yang didirikan oleh Tanya Yuson. Dalam pertumbuhan film Indonesia yang pesat ini, BASE Entertainment fokus pada kegiatan pendanaan, pengembangan cerita dan IP (Intellectual Property), serta distribusi film di Indonesia. BASE telah bekerjasama dengan talenta-talenta terbaik di Indonesia,[9] tiga diantaranya adalah Joko Anwar, Dian Sastrowardoyo, dan Jason Iskandar. Kerjasama BASE dan Joko Anwar telah melahirkan film berjudul Perempuan Tanah Jahanam (2019), dengan Dian Sastrowardoyo adalah film Guru-Guru Gokil (tayang di Netflix pada 17 Agustus 2020), dan dengan Jason, yaitu film Akhirat: A Love Story yang dijadwalkan tayang pada tahun 2021.[10] Film pertama yang diproduksi Shanty di bawah bendera BASE Entertainment bekerjasama dengan Joko Anwar adalah Perempuan Tanah Jahanam atau judul internasionalnya Impetigore. Film ini rilis di bioskop Indonesia pada Oktober 2019 dan berhasil masuk ke dalam daftar 10 besar Film Indonesia 2019 yang menembus angka lebih dari 1 juta penonton. Impetigore juga tayang di berbagai festival film bergengsi dunia, seperti Sundance Film Festival 2020, International Film festival Rotterdam, dan BIFFAN 2020. Film Impetigore juga tersedia di kanal Shudder,[11] sebuah layanan OTT untuk kawasan Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Raya yang banyak memutar film bergenre horor, thriller, dan supernatural. Sementara itu, untuk film Guru-Guru Gokil berhasil menjadi film original Indonesia kedua yang tayang eksklusif di Netflix.[12] Film lain yang sedang dalam proses produksi BASE Entertainment adalah TRESE, animasi original Netflix yang diangkat dari komik populer Filipina karya animator Budjette Tan dan KaJO Baldissimo,[13][14] dan The East (De Oost), sebuah film drama perang yang bekerjasama dengan New Amsterdam Film Company dan diarahkan oleh sutradara pemenang penghargaan, Jim Taihuttu.[15] FilmografiFilm
Referensi
Pranala luar
|