Sesetan, Denpasar Selatan, Denpasar

8°42′04″S 115°13′12″E / 8.701134°S 115.220131°E / -8.701134; 115.220131

Sesetan
Foto dibuat selama ekspedisi Bali pada tahun 1906. Tentara KNIL melakukan pengintaian di daerah Sesetan selama ekspedisi militer di Bali
Negara Indonesia
ProvinsiBali
KotaDenpasar
KecamatanDenpasar Selatan
Kodepos
80223
Kode Kemendagri51.71.01.1003 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5171010003 Edit nilai pada Wikidata
Luas7,39 km²[1]
Jumlah penduduk49.893 jiwa (2017)[2]
50.303 jiwa (2010)[3]
Kepadatan6.807 jiwa/km²(2010)
Jumlah RW14 Banjar[1]
Jumlah KK7.471[1]
Situs websesetan.denpasarkota.go.id
Peta
PetaKoordinat: 8°42′S 115°13′E / 8.700°S 115.217°E / -8.700; 115.217

Kelurahan Sesetan merupakan satu dari enam kelurahan di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia. Luas wilayahnya mencapai 7,39 km² (739 ha) dan secara geografis terletak pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut yang membujur ke utara.[4][5][6]

Ogoh-ogoh di Sesetan tahun 2007

Geografis

Luas wilayah desa ini terbagi menjadi; 12 hektar persawahan, 30 hektar tegal/huma, 458,01 hektar perumahan dan 238,99 hektar lainnya.[1]

Batas Wilayah

Batas-batas wilayah Kelurahan Sesetan sebagai berikut:[7]

Utara Desa Dauh Puri Klod
Timur Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.
Selatan Selat Badung
Barat Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan.

Sejarah

Dari beberapa informasi dan cerita tokoh masyarakat serta didukung bukti peninggalan yang ditemukan, diceritakan bahwa pada waktu pemerintahan Dalem Waturenggong, kira-kira abad ke-15 M, Kelurahan Sesetan sekarang ini masih menjadi satu kesatuan dengan Kelurahan Pedungan. Kelurahan Pedungan awalnya bernama desa Peduwungan. Nama Peduwungan diambil dari nama sebilah keris sakti. Keris itu dimiliki oleh wakil Dalem Waturenggong di wilayah Badung yang bernama Arya Kutawaringin. Keris sakti dibuatkan tempat yang disebut pelinggih dan diberi nama Pura Peduwungan, yang sekarang terletak di Banjar Kepisah. Dari nama Peduwungan ini akhirnya menjadi Desa Pedungan.

Pada masa itu, mata pencaharian utama penduduk di Desa Peduwungan adalah sebagai petani dan beberapa orang penduduk yang tinggal di Desa Peduwungan melakukan kegiatan pertanian di bagian Timur Desa Peduwungan, yang akhirnya menetap di tempat itu. Karena menurut tetua desa itu, tempat di bagian timur itu tempat yang subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Tempat itu diberi nama Kesetan atau Sepihan yang artinya pecahan dari desa Peduwungan, kemudian lama kelamaan seiring waktu dan proses perubahan kata, maka kata Kesetan berubah menjadi Sesetan.[8][9]

Demografi

Pada sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk kelurahan ini sebesar 50.303 jiwa. Pada tahun 2016, penduduk Sesetan diperkirakan sebesar 49.893 jiwa yang terdiri dari 25.447 laki-laki dan 24.446 perempuan dengan sex ratio 104. Proyeksi pertumbuhan penduduk sebesar 2,80 % dari tahun 2010.[1]

Pemerintahan

Daftar lurah

Pada Februari 2022, lurah Sesetan dipimpin Putu Wisnu Wardana, S.E.,M.M menggantikan Ni Ketut Sri Karyawati.[10]

Pada 12 Januari 2017, kelurahan Sesetan dipimpin oleh Ni Ketut Sri Karyawati, SKM. M.Kes yang menggantikan suaminya sendiri Nyoman Agus Mahardika, yang menjabat lurah Sesetan dari tahun 2011-2017.[11] Ia menjadi lurah perempuan pertama di Sesetan.

Daftar bendesa adat

Berikut adalah daftar bendesa adat pekraman Sesetan:

  • I Wayan Meganada (2005-2015)[12]
  • Jro Mangku Kubayan Ketut Suparjaya (2015-2020), terpilih pada tanggal 24 April 2015.[13]
  • I Made Widra (2020-2025), terpilih berdasarkan musyawarah mufakat (sagalak sagiluk) pada tanggal 20 Agustus 2020.[14]

Pembagian Administratif

Penduduk Desa Sesetan hidup dengan berkelompok dalam wadah yang disebut Banjar, yang namanya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Banjar tersebut. Terdapat 9 banjar adat dan 14 banjar dinas, seperti:

  • Banjar Gaduh karena yang bermukim disini adalah mayoritas keluarga dari Pasek Gaduh.
  • Banjar Lantang Bejuh yang artinya panjang membujur, karena geografi dari Banjar ini panjang membujur.
  • Banjar Pegok yang artinya dalam, karena pada mulanya mereka yang bermukim disini tinggal agak di dalam (jauh dari tempat keramaian).
  • Banjar Suwung Batan Kendal, karena dulu disana ada pohon Kendal (sejenis kepah).
  • Banjar Kaja yang artinya Utara, karena Banjar ini terletak di wilayah paling Utara Desa Sesetan.
  • Banjar Tengah yang artinya di tengah-tengah, karena letak Banjar ini di tengah-tengah Desa Sesetan.

Sampai dengan tahun 2018, Kelurahan Sesetan memiliki 14 lingkungan definitif/banjar dinas, yakni:

  1. Lingkungan Kampung Bugis.
  2. Lingkungan Banjar Suwung Batan Kendal.
  3. Lingkungan Banjar Karya Dharma.
  4. Lingkungan Banjar Pegok.
  5. Lingkungan Banjar Taman Sari.
  6. Lingkungan Banjar Taman Suci.
  7. Lingkungan Banjar Lantang Bejuh.
  8. Lingkungan Banjar Dukuh Sari.
  9. Lingkungan Banjar Gaduh.
  10. Lingkungan Alas Arum.
  11. Lingkungan Banjar Tengah.
  12. Lingkungan Banjar Pembungan.
  13. Lingkungan Banjar Kaja.
  14. Lingkungan Banjar Puri Agung [7]

Pendidikan

Sampai dengan tahun 2018, terdapat kurang lebih 37 unit sekolah di desa ini, yakni:[1]

Tipe Sekolah Jumlah
Sekolah
Jumlah
Murid
Jumlah
Guru
PAUD/TK 18 1.247 121
SD Negeri 8 3.401 145
SD Swasta 4 1.556 94
SMP Negeri 1 1.083 55
SMP Swasta 3 1.913 107
SMU Negeri - - -
SMU Swasta 3 2.474 106
Perguruan Tinggi Negeri 2 748 18
Perguruan Tinggi Swasta 2 267 47

Kesehatan

Pada tahun 2018, desa ini memiliki setidaknya 22 dokter umum, 6 dokter spesialis, 2 dokter gigi, 17 bidan dan 14 mantri kesehatan yang tersebar pada 16 Posyandu, 1 Poliklinik, 1 Puskesmas dan 18 tempat praktek dokter. Terdapat pula 3 Panti Asuhan, 6 Tuna Netra, 14 tuna wicara, 16 tuna grahita, 5 tuna daksa, dan 24 penderita disabilitas lainnya.[1]

Kesenian

Gamelan Bungbang

Nama Bungbang atau Gamelan Bumbang adalah sebuah barungan (satu set) gamelan bambu yang diklasifikasikan dalam seni karawitan Bali sebagai gamelan anyar (seni tabuh baru). Hal ini dikarenakan gamelan bungbang diciptakan setelah abad ke-20 dan merupakan pengembangan dari gamelan yang sudah ada sebelumnya, terutama pada teknik permainan dan lagu-lagu yang dimainkan. Penciptanya berasal dari Banjar Tengah Desa Pakraman Sesetan, I Nyoman Rembang. Gamelan bungbang diciptakan pada tahun 1985 dan dipentaskan untuk umum pertama kali pada tanggal 16 November 1988 pada saat pawai pembukaan lomba desa di Desa Sesetan, Denpasar, Bali.

Omed-omedan

Omed-omedan, juga dikenal sebagai "Ritual Berciuman", adalah upacara yang diadakan oleh pemuda-pemudi Banjar Kaja, di desa Sesetan yang diadakan setiap tahun.[15] Omed-omedan diadakan setelah Hari Raya Nyepi, yakni pada hari ngembak geni untuk menyambut tahun baru saka.[15] Omed-omedan berasal dari bahasa Bali yang artinya tarik-tarikan.[16]

Upacara ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi antar sesama warga dan menjaga keharmonisan dan solidaritas masyarakat.[17][18] Upacara ini juga menjadi tempat bertemunya orang lajang. Banyak pasangan pertama kali bertemu satu sama lain melalui upacara ini.[19][20][21]

Arja geguntangan

Arja geguntangan adalah kesenian musik tabuh barungan baru yang juga dikenal sebagai gamelan Arja atau Paarjaan. Arja ini hanya berada di Sesetan dan banjar Belaluan.[22] Gamelan ini adalah pengiring pertunjukan dramatari Arja yang diperkirakan muncul pada permulaan abad ke-20 Masehi. Karena bentuk Arja lebih mengutamakan tembang dan melodrama, maka diperlukan musik pengiring yang suaranya tidak keras, sehingga tidak mengurangi keindahan lagu vokal yang dinyanyikan para penari. Melibatkan antara 10 sampai 12 orang penabuh, gamelan ini termasuk barungan kecil. Instrumen guntang merupakan alat musik penting, disamping suling dan kendang dalam barungan ini.

Geguntangan adalah satu-satunya barungan gamelan Bali yang memakai 2 macam laras Slendro dan Pelog mengikuti laras tembang yang diiringinya. Perubahan laras dilakukan oleh pemain suling, satu-satunya instrumen pembawa melodi, dengan jalan merubah sistem tutupan (tatekep). Seperti halnya tabuh-tabuh gamelan pengiring tari, drama lainnya dan jenis-jenis tabuh Paigelan.[23]

Tokoh

Berikut beberapa tokoh terkenal yang lahir dan besar di kelurahan ini;

Referensi

  1. ^ a b c d e f g "Kecamatan Denpasar Selatan dalam Angka 2019". Badan Pusat Statistik Indonesia. 2019. Diakses tanggal 19 Mei 2020. 
  2. ^ "Prodeskel Kemendagri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-01. Diakses tanggal 2018-03-14. 
  3. ^ "Penduduk Indonesia Menurut Desa 2010" (PDF). Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 1379. Diakses tanggal 14 Juni 2019. 
  4. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  5. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  6. ^ Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (2022-02-14). "Keputusan Menteri Dalam Negeri Indonesia Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau tahun 2021" (PDF). Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Archived from the original on 2022-08-07. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  7. ^ a b "Sejarah Sesetan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-07. Diakses tanggal 1 Januari 2018. 
  8. ^ "Situs Resmi Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan". sesetan.denpasarkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-07. Diakses tanggal 2019-03-12. 
  9. ^ Komang Indra Wirawan. "SESETAN TRADITIONAL VILLAGE AS SOCIAL AND ART ASPECT". devotion.greenvest.co.id. Diakses tanggal 2024-11-24. 
  10. ^ "Pisah Kenal Kepala Kelurahan Sesetan - sesetan.denpasarkota.go.id". Kelurahan Sesetan Denpasar Selatan. Diakses tanggal 2023-06-02. 
  11. ^ Bali, Nusa. "Istri Gantikan Suami Jadi Lurah Sesetan". www.nusabali.com. Diakses tanggal 2019-04-22. 
  12. ^ SUPARJAYA TERPILIH BENDESA PAKRAMAN SESETAN, diakses tanggal 2022-01-02 
  13. ^ "Bendesa Adat Desa Pakraman Sesetan Baru Sudah Terpilih". Tribun Bali. Diakses tanggal 2020-08-22. 
  14. ^ "I Made Widra Terpilih sebagai Bendesa Adat Sesetan Lewat Paruman Sagilik-saguluk". Tribun Bali. Diakses tanggal 2020-08-22. 
  15. ^ a b "Upacara omed-omedan: Ritual Ciuman Unik Khas Bali". travelesia.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-06. Diakses tanggal 6 Juni 2014. 
  16. ^ Media, Kompas Cyber (2022-09-13). "Omed-omedan dari Bali: Pengertian, Asal-usul, dan Cara Pelaksanaan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  17. ^ "Omed-omedan, Ritual Unik Pengikat Keakraban Masyarakat Sesetan". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  18. ^ "The Unique Bali Kissing Festival After Nyepi | Authentic Indonesia Blog" [Festival Berciuman Unik di Bali Setelah Nyepi | Blog Authentic Indonesia]. Authentic Indonesia. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  19. ^ "Mengenal Omed-omedan, Sebuah Tradisi Unik Berciuman dan Pencarian Jodoh di Bali". suara.com. 2023-03-23. Diakses tanggal 2023-03-26. 
  20. ^ "Omed-omedan is a Balinese traditional ceremony — Indonesia Now – Career Jobs Culture Education Lifestyle" [Omed-omedan adalah perayaan tradisional Bali — Indonesia Now – Karir Pekerjaan Budaya Pendidikan Kehidupan]. web.archive.org. 2020-12-03. Archived from the original on 2020-12-03. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  21. ^ Gaura, Erin (2019-10-24). "10 Bizarre Festivals In Asia You Need to Experience" [10 Festival di Asia yang Aneh Yang Perlu Anda Ikuti]. TheTravel (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-03-25. 
  22. ^ "Arja geguntangan di Apple Music". music.apple.com. Diakses tanggal 2023-06-02. 
  23. ^ "Babad Bali - Gamelan Geguntangan". www.babadbali.com. Diakses tanggal 2023-06-02. 

Pranala luar

catatan: URL dapat diubah/hilang. Jika URL sudah tidak aktif, dapat dihapus dari daftar diatas.

Kembali kehalaman sebelumnya