Seribu bangau kertas

Seribu bangau kertas.
Bangau kertas tradisional Jepang.

Seribu bangau kertas (千羽鶴, Senbazuru) adalah kumpulan origami berbentuk bangau (鶴 tsuru) yang dirangkai bersama dengan benang. Legenda Jepang menyatakan bahwa siapapun yang melipat kertas-kertas menjadi seribu bangau maka satu permohonannya akan dikabulkan, misalnya memperoleh umur yang panjang atau sembuh dari penyakit.

Budaya

Dilatarbelakangi oleh kepercayaan rakyat Jepang bahwa bangau adalah salah satu makhluk suci (yang lainnya adalah naga dan kura-kura), dan konon dapat hidup selama ribuan tahun. Di Jepang, sudah biasa diceritakan bahwa melipat seribu bangau kertas dapat mengabulkan permohonan seseorang. Ini membuatnya menjadi hadiah spesial bagi keluarga dan teman.

Secara tradisional, seribu bangau kertas diberikan sebagai hadiah pernikahan oleh pihak ayah, yang mengharapkan kebahagiaan dan kemakmuran jangka panjang kepada anak dan menantunya. Seribu bangau kertas juga dapat diberikan kepada bayi yang baru lahir agar berumur panjang dan sehat sentosa. Menggantung seribu bangau kertas di rumah juga dipercaya sebagai jimat pembawa keberuntungan.

Seribu bangau kertas menjadi simbol perdamaian dunia melalui kisah Sadako Sasaki, seorang gadis Jepang yang mencoba berjuang melawan penyakit leukemia yang dideritanya sebagai dampak radiasi ledakan bom atom di Hiroshima ketika Perang Dunia II. Ia mencoba membuat seribu bangau kertas, tetapi hanya mampu mencapai jumlah 644 sebelum meninggal, dan teman-temannya melanjutkan impiannya. Setelah genap seribu, mereka menguburkan semuanya bersamanya. Kisahnya dimuat dalam buku Sadako and the Thousand Paper Cranes. Kisah ini merupakan suatu versi. Menurut Museum Memorial Perdamaian Hiroshima, ia mampu mewujudkan seribu bangau kertas.

Beberapa kuil, termasuk di Tokyo dan Hiroshima, memiliki api abadi untuk doa perdamaian dunia. Di kuil tersebut, rombongan sekolah maupun perorangan menyumbangkan seribu bangau kertas untuk mendoakan perdamaian dunia. Bangau kertas tersebut dipajang di ruang terbuka, perlahan-lahan memudar dan robek seiring permohonan mulai dikabulkan. Hal ini mirip seperti bendera doa di India dan Tibet.

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya