Semenanjung Noto
Semenanjung Noto (能登半島, Noto-hantō) adalah semenanjung yang terletak di Jepang, menjorok ke utara ke Laut Jepang dari persisir Prefektur Ishikawa di Honshū, pulau utama Jepang. Dalam sejarah, sebelum era Meiji, semenanjung ini merupakan bagian dari Provinsi Noto. Ekonomi di Semenanjung Noto didominasi oleh industri pertanian, perikanan, dan pariwisata. NamaNama "Noto" menurut ahli bahasa Alexander Vovin, berasal dari bahasa Ainu, yang berarti not "tanjung" atau noto "tanjung besar".[1] Dalam penulisannya, nama Noto menggunakan dua ateji (kanji ad hoc) yaitu 能 nō yang berarti 'kemampuan' dan 登 tō/to yang berarti "naik". Wilayah dan lokasiTiga wilayahWilayah Semenanjung Noto dibagi menjadi tiga wilayah.
Dalam filmDalam dunia perfilman, Semenanjung Noto memiliki peranan penting sebagai latar. Semenanjung ini menjadi lokasi dalam film noir Zero Focus (Zero no Shoten, 1961), yang disutradarai oleh Yoshitaro Nomura. Film ini menampilkan keindahan pantai semenanjung dan menggambarkan perbedaan sosial di daerah tersebut. Selain itu, semenanjung ini juga menjadi latar dalam film kedua Hirokazu Koreeda, Maborosi (1995) dan film terakhir Shōhei Imamura, Warm Water Under a Red Bridge (Akai Hashi no Shita no Nurui Mizu, 2001). Kota Suzu yang terletak di ujung Semenanjung Noto, menjadi latar film Saihate Nite yang dirilis pada tahun 2014. Transportasi
Gempa bumiPada tanggal 25 Maret 2007, gempa bumi Noto 2007 mengguncang semenanjung tersebut, yang menyebabkan satu korban meninggal dan setidaknya 170 orang terluka. Dari Mei 2018 hingga Juni 2022, wilayah timur laut Noto mengalami lebih dari 20.000 gampa bumi, termasuk 10 gempa dengan kekuatan di atas 4 SR.[2] Gempa berkekuatan 6,3 SR terjadi pada Mei 2023, dan gempa yang lebih besar pada tanggal 1 Januari 2024 menewaskan 48 orang.[3] Penetapan Warisan BudayaPada tahun 2011, Semenanjung Noto ditetapkan sebagai bagian dar Sistem Warisan Pertanian yang Penting Secara Global oleh Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang.[4] Referensi
|