Semedo, Kedungbanteng, Tegal
Sejarah[2]Desa Semedo terletak di wilayah Kabupaten Tegal, dikelilingi oleh hutan subur dan tumbuhan hijau di tanah berbukit dan lebat. Desa ini dikenal sebagai tempat yang penting dalam perjuangan sejak zaman dahulu. Menurut catatan sejarah dari Kerajaan Mataram, Mbah Semedo, yang sebenarnya bernama Syekh Husen atau Haryo Surohadikudumo, lahir pada tahun 1569 di Pajang. Beliau adalah anak dari Syekh Abdurrahman, seorang tumenggung Pajang, dan Raden Ayu Kumelot binti Pangeran Karebet/Jaka Tingkir/Sultan Hadiwijaya. Mbah Semedo tumbuh dan belajar di lingkungan yang religius. Pada tahun 1586, beliau ikut berperang dalam konflik antara Mataram dan Pajang yang dimenangkan oleh Mataram. Setelah perang, Mbah Semedo tinggal di Mataram dan menjadi ahli keagamaan di sana. Pada tahun 1677, saat terjadi pemberontakan Trunajaya, beliau mengawal Amangkurat Agung ke Tegal dan meninggal di Wanayasa Jatibarang. Setelah kematiannya, tempat di Desa Semedo digunakan untuk bersemedi, dan akhirnya desa tersebut dinamai Desa Semedo. Pada tahun 1819, desa ini menjadi tempat pemakaman Bupati Kaliran, Raden Mas Chonji Hadi Tjokro Negoro, di sebelah barat makam Mbah Semedo. Kedua makam ini menjadi situs sejarah religius di Kabupaten Tegal. Pada tahun 1952, Desa Semedo menjadi markas DI/TII yang kemudian dijadikan markas TNI setelah berhasil menumpas DI/TII. Setelah itu, masyarakat Desa Semedo mengadakan rembug desa untuk memilih pemimpin sesepuh desa setelah zaman kemerdekaan, meskipun sebelumnya telah ada pemerintahan pada masa Penjajahan Belanda. GeografiDesa Semedo merupakan desa yang terletak di bagian paling timur Kecamatan Kedungbanteng dengan letak geografis 6° 57' 10.5" LS dan 109° 17' 37" BT. Bagian barat, timur, dan selatan Desa Semedo merupakan hutan dengan tanah yang berbukit-bukit. Sedangkan di bagian utara berbatasan langsung dengan sawah dari Desa Sigentong. Batas WilayahBatas wilayah Desa Semedo adalah sebagai berikut.
PendudukPersebaran PopulasiPersebaran populasi desa ini tidak merata, hampir seluruh penduduknya menetap di sebelah utara Desa Semedo dikarenakan sebagian besar wilayahnya adalah hutan. Pembagian AdministratifDesa ini dibagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 12 Rukun Tetangga (RT).
EkonomiKondisi ekonomi desa mayoritas bersumber dari hasil pertanian di sawah, ladang dan pemanfaatan lahan perhutani. Perdagangan mulai memberikan kontribusi ekonomi setelah Museum Semedo dibuka secara resmi. Masyarakat memanfaatkan peluang tersebut dengan menyediakan jasa sewa tempat parkir kendaraan, makanan minuman dan souvenir. OrganisasiAda beberapa organisasi yang ada di Desa Semedo dengan struktur sebagai berikut. 1. Struktur Organisasi Tata Kerja Desa
2. Lembaga Badan Permusyawaratan Desa
3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga 4. Karang Taruna 5. Kelompok Sadar Wisata 6. Kelompok Wanita Tani "SUMBER REJEKI SEMEDO"
7. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Referensi
|