Selo, Selo, Boyolali
Kawasan ini merupakan kawasan wisata alam dengan pemandangan gunung di utara dan selatannya. Objek wisata yang ditawarkan antara lain pendakian gunung, outbound, dan New Selo (Pos Pengamatan Gunung Berapi). Di Selo juga terdapat kesenian tradisional antara lain Topeng Ireng, Jatilan, Reog Ponorogo, Ketoprak dan masih banyak kesenian lainnya. Di Desa Selo juga terdapat sumber mata air yang sering disebut oleh masyarakat dengan sebutan "Tuk Babon". "Tuk Babon" adalah sumber mata air yang menghidupi sebagian besar penduduk di Kecamatan Selo dan sebagian penduduk di Kecamatan Cepogo. Di salah satu dusun di Desa Selo, tepatnya di Dusun Sepandan Wetan terdapat wisata alam yang sampai saat ini tidak terawat yaitu "Goa Lowo dan Goa Song" yang konon pada zaman pemberontakan MMC (Merapi Merbabu Complex). Tempat ini dijadikan tempat penyimpanan Kitab Suci Al Qur'an dan juga sebagai persembunyian warga dari serangan pemberontakan MMC. Dan konon pada zaman dahulu tepat di depan pelataran "Goa Song" tersebut terdapat seonggok batu yang sebenarnya adalah seonggok emas. Tetapi seonggok batu tersebut sekarang sudah tidak bisa dijumpai. Menurut cerita, seonggok batu itu sudah diambil oleh Raja Kasunanan Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono VIII untuk diboyong ke Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Di Dusun itu terdapat Makam "Ki Ageng Sekar Alas" yang masih merupakan saudara seperguruan "Ki Kebo Kanigoro". Sampai saat ini, makam tersebut masih banyak dikunjungi oleh para peziarah.[1] ReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Selo (Indonesia).
|