Selaput pelangi

Selaput pelangi
Selaput pelangi yang berwarna coklat muda
Diagram mata manusia
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa Latiniris
MeSHD007498
TA98A15.2.03.020
TA26753
FMA58235
Daftar istilah anatomi

Selaput pelangi atau iris adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang dibatasi oleh pupil dan sklera (bagian putih dari mata). Pada manusia dan umumnya binatang menyusui dan burung, selaput pelangi berperan sebagai pengendali diameter dan ukuran pupil, dan karena itu dapat mengatur jumlah cahaya yang sampai ke retina. Dalam istilah optika, pupil merupakan bukaan, sementara selaput pelangi adalah diafragma.

Selaput pelangi terdiri dari dua lapisan: stroma pada bagian depan dan sel epithelial di belakangnya. Menurut areanya, selaput pelangi terbagi menjadi dua: zona pupil dan zona siliaris.

Pada binatang menyusui dan amfibi, sel ototnya merupakan otot lurik, namun pada reptil (termasuk burung) sel ototnya berupa otot serat melintang. Pada kebanyakan ikan tidak keduanya, maka selaput pelanginya tidak bisa melebar dan mengerut, jadi ukuran pupilnya selalu dalam keadaan tetap.[1]

Pada gambar ini, selaput pelangi atau iris adalah bagian biru pada mata

Tekstur visual dari selaput pelangi dibentuk selama perkembangan janin dan menstabilkan diri sepanjang dua tahun pertama dari kehidupan janin. Tekstur selaput pelangi yang kompleks membawa informasi sangat unik dan bermanfaat untuk pengenalan pribadi. Kecepatan dan ketelitian dari sistem pengenalan berbasis Iris sangat menjanjikan dan sangat memungkinkan untuk digunakan pada sistem identifikasi berskala besar. Masing-masing selaput pelangi adalah unik dan seperti sidik jari, tekstur selaput pelangi dari kembar identik adalah berbeda. Tekstur dari selaput pelangi sangat sulit untuk dirusak melalui pembedahan. Kelemahan dari pengenalan dengan selaput pelangi adalah alat untuk akuisisi data relatif mahal, karena alat akuisisi harus menjamin kenyamanan pengguna dalam memakainya.[butuh rujukan]

Etimologi

Kata "iris" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "pelangi", yang juga merupakan dewi plus utusan para dewa dalam Iliad,[2] yang mana hal ini juga dikarenakan banyaknya warna pada bagian mata ini.

Warna mata

Selaput pelangi biasanya sangat berpigmen, dengan warna antara cokelat, hazel, hijau, abu-abu, atau biru. Terkadang, warnanya berbeda karena kurangnya pigmentasi, seperti putih merah muda pada penderita albinisme,[3] atau karena pengaburan pigmen oleh pembuluh darah, seperti merah pada selaput pelangi abnormal. Meskipun berbeda-beda warna, satu-satunya pigmen yang berpengaruh penting pada warna selaput pelangi manusia normal adalah pigmen gelap melanin. Banyaknya pigmen melanin dalam selaput pelangi merupakan satu faktor dalam menentukan karakter warna mata seseorang. Secara struktural, molekul besar ini hanya sedikit berbeda dari jumlah yang sama ditemukan pada kulit dan rambut.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ 1894-1973., Romer, Alfred Sherwood, (1978). The vertebrate body (edisi ke-5th ed., shorter version). Philadelphia: Saunders. ISBN 9780721676821. OCLC 60007175. 
  2. ^ "Georg Autenrieth, A Homeric Dictionary, ἶρις". www.perseus.tufts.edu. Diakses tanggal 2024-12-10. 
  3. ^ "Eye, Human" Encyclopædia Britannica 2006 Ultimate Reference Suite DVD, 2006


Kembali kehalaman sebelumnya