Selada pepaya mentah

Selada pepaya mentah
Hidangan selada pepaya mentah, kacang tanah, cabai, pla ra, kepiting, plum, dan limau
JenisSelada
Bahan utamaPepaya mentah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Selada pepaya mentah atau som tam adalah selada berbumbu agak pedas yang terbuat dari irisan tipis pepaya mentah. Hidangan ini dipercaya berasal dari Laos,[1][2][3][4] akan tetapi dipopulerkan oleh kuliner Thailand, dan lazim disajikan di daratan Asia Tenggara. Di Kamboja disebut bok l'hong (bahasa Khmer: បុកល្ហុង, dibaca [ɓok lhoŋ]), di Laos disebut tam som (bahasa Lao: ຕໍາສົ້ມ) atau tepatnya tam maak hoong (bahasa Lao: ຕໍາໝາກຫຸ່ງ, Lao pronunciation: [tàm.ma᷆ːk.hūŋ]), di Thailand dikenal sebagai som tam (bahasa Thai: ส้มตำ, pengucapan [sôm tam]), dan di Vietnam disebut gỏi đu đủ. Som tam, varian Thai masuk dalam daftar nomor 46 dari daftar 50 Makanan Paling Lezat di Dunia oleh CNN Go pada 2011.[5]

Cara membuat

Pepaya mentah diiris tipis-tipis menjadi helai-helai pepaya muda.

Hidangan ini menggabungkan lima rasa dasar masakan setempat: asam limau, pedas cabai, asin, gurih dari kecap ikan, dan rasa manis dari gula jawa. bahan-bahan diaduk dan diulek dengan menggunakan cobek dan ulekan; Nama dalam bahasa Lao tam som secara harfiah berarti "asam tumbuk", akan tetapi nama khusus Lao lain tam maak hoong secara harfiah bermakna "pepaya tumbuk". Dalam bahasa Khmer, disebut bok l'hong juga bermakna "pepaya tumbuk". Dalam bahasa Thai, nama som tam, (kebalikan nama Lao), secara harfiah bermakna "asam tumbuk". Akan tetapi, jenis selada di Thailand juga konsisten dengan kelaziman nama Lao dengan kata tam ("tumbuk") disebutkan dahulu.

Meskipun menggunakan pepaya, banyak yang berpikir bahwa rasanya mungkin manis, padahal rasa sesungguhnya adalah asam gurih. Pepaya mentah memiliki rasa sedikit asam yang agak tajam, dengan tekstur yang kuat dan renyah. Karena hal itulah buah pepaya mentah tahan ditumbuk atau diulek dengan cobek dan ulekan.

Di Laos, selada pepaya adalah makanan tradisional sehari-hari rakyat Lao. Semua selada tumbuk di Laos dikategorikan sebagai tam som, yang mungkin atau mungkin tidak mengandung pepaya hijau, tetapi, ketika tidak ada jenis tertentu tam som disebutkan, umumnya dipahami untuk merujuk pada selada pepaya hijau. Namun, untuk kejelasan mutlak, sebutan tam maak Hoong dapat digunakan, karena nama ini berarti "pepaya ditumbuk".

Di Thailand, adalah kebiasaan bahwa pelanggan meminta penjaja untuk membuat hidangan sesuai dengan seleranya. Istilah yang secara khusus mengacu pada gaya selada pepaya asli gaya Laos atau Isan, dikenal sebagai ส้มตำลาว atau som tam Lao atau singkatnya tam Lao, sementara hidangan gaya Thailand disebut som tam Thai.[6]

Secara tradisional, selada pepaya mentah yang dijajakan di jalan-jalan Bangkok memiliki rasa pedas karena penambahan sejumput cabai rawit iris. Akan tetapi seiring dengan popularitasnya yang meningkat di kalangan wisatawan, hidangan ini sering disajikan tidak pedas.

Bahan tambahan

Penjaja kakilima asal Isan menjajakan selada pepaya mentah tumbuk di Bangkok.
Selada pepaya mentah, ayam panggang dan nasi ketan adalah kombinasi hidangan yang populer di Thailand.

Beberapa atau sebagian besar bahan tambahan berikut ditambahkan bersama pepaya mentah untuk ditumbuk dalam cobek dan ulekan, yaitu Cabai, Gula (secara tradisional gula jawa), Bawang putih,Limau, Kecap ikan, Ebi, Kepiting asin. Bukan kepiting laut, melainkan kepiting hitam air tawar lokal yang diasinkan,[7] kepiting sawah ini lazim ditemukan di sawah dan saluran air. Orang Isan memakan semua bagian kepiting termasuk cangkangnya. Kemudian ada Terasi, Pla ra/padaek, Tomat, Kacang panjang, Kedondong,Terung, dan Siam mentah

Selada pepaya mentah biasanya disajikan dengan ketan dan kai yang/ping gai (ayam panggang). Dapat pula dimakan dengan sejenis bihun (Lao: sen khao poon / Thai: khanom chin) atau digado begitu saja sebagai kudapan segar, atau kadang dicampur kerupuk kulit babi yang renyah. Hidangan ini biasanya juga disajikan dengan sayuran segar di sampingnya untuk membantu meredakan rasa pedas hidangan ini.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "Thailand". Encyclopedia Britannica. Diakses tanggal 11 April 2015. 
  2. ^ Stokes, Daniel. 2003. Low language in high places: social and political perspectives on grammar in the prose of 'Rong Wongsawan'. Thesis (M.A.)--University of Wisconsin--Madison, 2003. P.38
  3. ^ Burke, Andrew, and Austin Bush. "Eating." Bangkok: city guide. 9th ed. Footscray, Vic.: Lonely Planet, 2010. 157. Print
  4. ^ "About Thai food". tourismthailand.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-06-09. Diakses tanggal 11 April 2015. 
  5. ^ CNN Go World's 50 most delicious foods: place 46 Som tam, Thailand Diarsipkan 2011-10-08 di Wayback Machine. 21 July 2011. Retrieved 2011-10-11
  6. ^ Maitreya. "Lord of Suvarnabhumi". lordofgoldenland.blogspot.ca. Diakses tanggal 11 April 2015. 
  7. ^ "Species identification of Thai Rice Field Crab" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-03-28. Diakses tanggal 2015-10-18. 
Kembali kehalaman sebelumnya