Sawangan, Kuwarasan, Kebumen
Batas-batas Wilayah
Pembagian Wilayah
PendudukSebagian besar penduduk Desa Sawangan bermata pencaharian sebagai petani, sebagian kecil lainnya adalah PNS, pedagang, dan lainnya bergerak di sektor jasa. Penduduk Desa Sawangan ditandai dengan tingginya jumlah penduduk usia tua yang sudah tidak produktif. Sedangkan penduduk usia produktif sebagian besar meninggalkan desa atau merantau untuk mencari penghidupan di kota besar, terutama ibu kota Jakarta. Hanya sebagian kecil yang tetap tinggal di desa. Hal inipun berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk yang tergolong lambat. PotensiKetersediaan Sawah yang cukup luas (sekitar 210 hektare, atau 2/3 dari luas wilayah desa) menjadi kehidupan petani di Desa Sawangan cukup sejahtera. adapun komoditas untamanya adalah padi dengan hasil produksi rata - rata 7 ton gabah basah per ha. Komoditas lain adalah kelapa dan pisang. Para petani di sebelah selatan, dukuh Sigong, lebih kreatif dalam artian pemanfaatan lahan sawah. Mereka membudidayakan sayur - mayur dengan sistem modern. Selain bertani, mereka juga memproduksi bata merah, dan berbagai industri kecil makanan, seperti lanthing, sale pisang, dsb. GeografiDesa Sawangan berada dibagian paling utara wilayah Kecamatan Kuwarasan. Seluruh wilayah Desa Sawangan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata rata 21 meter di atas permukaan air laut. Wilayahnya digunakan untuk permukiman dan lahan persawahan. Disebelah timur wilayah Desa Sawangan dilintasi Sungai Kemit dari utara ke selatan. Sungai Kemit di wilayah DesaSawangan pada mulanya merupakan sungai berpasir. Namun saat ini pasir sudah tidak ada lagi karena penambangan yang berlebihan. Bahkan kedalaman kali kemit yang semua berkisar 5 meter, sekarang bisa mencapai 10 - 12 meter. Sungai Kemit juga merupakan sungai dengan debit air yang sangat besar pada musim hujan, dan hanya menyisakan sedikit genangan air di musim kemarau. Pada saat hujan. SekolahTerdapat tiga SD di Desa Sawangan yaitu SDN 1 Sawangan, SDN 2 Sawangan dan SDN 3 Sawangan, tetapi karen lambatnya pertumbuhan penduduk Desa Sawangan berakibat anak usia sekolah jumlahnya menjadi sangat sedikit. Akhirnya SDN 2 ditutup karena tidak ada siswa yang memadai. Sementara kondisi siswa SDN 1 dan SDN 3 pun jumlahnya hanya belasan per kelasnya. Hal ini ironis karena sumber daya manusia dari Desa Sawangan cukup bagus terbukti banyak yang sukses di kota. Masyarakat Desa Sawaangan sangat menilai tinggi sekolah, sehingga banyak yang sekolah sampai tingkat sarjana. Namun mereka memilih kota besar sebagai tempat penghidupannya, dan Desa Sawangan dibiarkan stagnan bersama semakin berkurangnya penduduk produktif.
|