Saur Sepuh: Satria Madangkara
Saur Sepuh: Satria Madangkara adalah film aksi laga fiksi kolosal tahun 1988 dari Indonesia yang disutradarai oleh Imam Tantowi dan dibintangi oleh Fendy Pradana dan Harto Kawel. Film ini dibuat berdasarkan sandiwara radio Saur Sepuh yang populer di Indonesia tahun 1980-an karya Niki Kosasih, berlatar Nusantara pada zaman kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Film ini meraih nominasi pada Festival Film Indonesia 1988 untuk penata musik dan penata artistik terbaik. Film ini meraih Piala Citra untuk penyunting film terbaik. Pemeran
SinopsisBhre Wirabhumi (Harto Kawel), putra Hayam Wuruk dari selir, menuntut hak sebagai Raja Majapahit yang saat itu diperintah Wikramawardhana (Sirjon De Gaut), menantu Hayam Wuruk. Untuk menandingi Majapahit, Bhre Wirabhumi mendirikan Kerajaan Pamotan dan mencari dukungan dari kerajaan-kerajaan sahabat Majapahit. Brama Kumbara (Fendy Pradana) dari Kerajaan Madangkara mencoba mendamaikan perselisihan ini. Yang terjadi kemudian malah salah paham, hingga utusan Brama terbunuh. Kumbara lalu menyamar sabagai Satria Madangkara dan berhasil membunuh pembunuh utusannya. Celakanya, kekasih pembunuh tadi, Lasmini (Murti Sari Dewi), menuntut balas lagi dengan menculik istri Brama. Konflik-konflik ini memuncak pada Perang Paregreg antara Majapahit dan Pamotan dalam sebuah adegan . kolosal.[1] Penghargaan
Referensi
Pranala luar
|