Sastra Afrika-Amerika SerikatSastra Afrika-Amerika Serikat adalah badan literasi di Amerika Serikat yang didirikan oleh para penulis keturunan Afrika. Badan ini dimulai dengan munculnya karya-karya sastrawan pada akhir abad ke-18, seperti Phillis Wheatley. Sebelum mencapai poin tinggi dari narasi budak, sastra Afrika-Amerika Serikat didominasi oleh narasi autobiografi spiritual. Sastra Afrika-Amerika Serikat mencapai poin tinggi melalui narasi budak pada abad ke-19. Harlem Renaissance yang tampil pada dasawarsa 1920-an mengalami kejayaan. Penulis-penulis Afrika-Amerika Serikat dikenal karena paling banyak menerima penghargaan, antara Nobel untuk Toni Morrison. Di antara tema dan isu-isu yang dieksplorasi dalam literatur ini adalah peran Afrika Amerika dalam masyarakat Amerika yang lebih besar, kultur Afrika-Amerika Serikat, rasisme, perbudakan, dan kesetaraan sosial. Penulisan tentang Afrika-Amerika Serikat cenderung digabungkan dalam bentuk oral, seperti musik spiritual, petuah, musik gospel, blues, atau rap.[1] Sebagaimana keturunan Afrika-Amerika Serikat di dalam masyarakat Amerika Serikat telah turut mengubah banyak negara, badan ini berfokus pada sastra Afrika-Amerika Serikat. Sebelum Perang Sipil Amerika Serikat, perkembangan sastra utamanya diisi oleh memoar yang ditulis oleh rakyat yang terbebas dari perbudakan, sebuah genre narasi perbudakan berisi cerita kehidupan di bawah perbudaan dan jalan panjang menuju kemerdekaan. Pada awalnya ada pembeda antara sastra para budak yang terbebas dengan sastra kaum kulit hitam yang merdeka, yang lahir di daerah Utara. Kaum kulit hitam yang merdeka mengungkapkan kesengsaraan mereka melalui bentuk narasi berbeda. Kaum kulit hitam yang merdeka di daerah Utara terkadang bertutur tentang perlawanan terhadap perbudakan, keadilan rasial, dengan menggunakan narasi spiritual. Spiritual itu diungkapkan melalui tema yang sama, namun kemudian kebanyakan diabaikan dalam diskursus ilmiah.[2] Memasuki abad ke-20, non-fiksi karya penulis seperti W. E. B. Du Bois dan Booker T. Washington memperdebatkan bagaimana kofrontasi perilaku rasis di Amerika Serikat. Selama gerakan hak asasi manusia, para pengarang seperti Richard Wright dan Gwendolyn Brooks menulis tentang isu-isu segregasi rasial dan nasionalisme kaum kulit hitam. Sekarang sastra Afrika-Amerika Serikat telah cukup diterima sebagai bagian integral dari sastra Amerika Serikat. melalui buku antara lain Roots: The Saga of an American Family karya Alex Haley, The Color Purple (1982) karya Alice Walker, yang memenangi penghargaan Pulitzer Prize; dan Beloved karya Toni Morrison yang meraih kesuksesan dalam penjualan, dan juga menerima penghargaan. Dalam pengertian luas, sastra Afrika-Amerika Serikat dapat didefinisikan sebagai penulisan oleh warga keturunan Afrika yang tinggal di Amerika Serikat. Hal ini sangat variatif.[3] sastra Afrika-Amerika Serikat secara umum berfokus pada peran warga Afrika-Amerika Serikat sebagai bagian yang cukup besar dalam masyarakat Amerika Serikat, yang juga diartikan sebagai Amerika Serikat.[4] Seperti dikatakan profesor dari Princeton University, Albert J. Raboteau, semua kajian tentang Afrika-Amerika Serikat "bertutur tentang kedalaman makna dari Afrika-Amerika Serikat pada masa sekarang, di negara ini. Kehadirannya selalu menjadi batu ujian bagi pengakuan nasional untuk kebebasan, demokrasi, kesetaraan, dan keterbukaan bagi semua."[4] Sastra Afrika-Amerika Serikat menggali isu-isu kebebasan dan kesetaaraan yang sekian lama diabaikan kepada kaum kulit hitam di Amerika Serikat, bersama tema-tema lain seperti kebudayaan Afrika-Amerika Serikat, rasisme, agama, perbudaan, rasa sebagai tuan rumah, segregasi, migrasi, feminisme, dan sebagainya.[5] Sastra Afrika-Amerika Serikat menghadirkan pengalaman warga Afrika-Amerika Serikat dari tinjauan Afrika-Amerika Serikat. Pada awal berdirinya Republik, sastra Afrika-Amerika Serikat melempangkan jalan bagi kebebasan kaum kulit hitam untuk bernegosiasi identitas baru mereka sebagai individu bagian dari republik. Mereka terkadang mencoba untuk berlatih peran otonomi politik mereka dalam menghadapi penolakan kaum kulit putih republik..[6] Sehingga, memengaruhi tema pada awal sastra Afrika-Amerika Serikat, seperti halnya penulisan tentang Amerika Serikat, yang dimaknai sebagai warga post Revolusi Amerika Serikat. Referensi
Bacaan lainnya
Lihat jugaPranala luar
|