Sara Duterte
Sara Duterte-Carpio (juga dikenal sebagai Inday Sara oleh penduduk Kota Davao; dilahirkan sebagai Sara Zimmerman Duterte; lahir 31 Mei 1978) adalah seorang pengacara, politisi Filipina dan Wakil Presiden Filipina terpilih. Sebelumnya ia telah menjabat sebagai Wali Kota Davao mulai 30 Juni 2010 hingga 30 Juni 2013, untuk kedua kalinya menjabat pada 30 Juni 2016 hingga 17 Maret 2022[1] dan wakil wali kota wilayah yang sama mulai 30 Juni 2007 hingga 30 Juni 2010. Karier politikDuterte-Carpio menjadi wali kota wanita pertama dan termuda Kota Davao setelah mengambil alih jabatan ayahnya, Rodrigo "Rody" Duterte, untuk periode 2010–2013. Bersumpah untuk berperan "bermanfaat dan melayani negara sepanjang waktu," Duterte, wakil wali kota tiga tahun sebelumnya, menerima kedudukan yang telah dipegang oleh Rodrigo selama lebih dari dua puluh tahun.[2] Sara mengalahkan telak Ketua DPR Prospero Nograles, rival politik bebuyutan ayahnya, dengan 200.000 suara lebih banyak dalam pemilu tahun 2010. Nograles mengajukan protes pada Komisi Pemilihan Umum di Manila, mempertanyakan hasil tersebut dengan tuduhan "konspirasi" antara pejabat pemungutan suara lokal dan Duterte.[3] Dalam pidato pengukuhannya, Duterte-Carpio mengaku ingin menjadi seorang dokter, bukan seorang politisi. "Saya tidak pernah ingin menjadi seorang politikus, tetapi hari ini saya berbicara di hadapan kalian sebagai wali kota," katanya. Selama lebih dari satu jam, tangga di depan balai kota penuh dengan orang-orang yang ingin mengambil foto bersama Sara Duterte setelah ia bersumpah.[4] Pada tahun 2011, Sara Duterte tampak kontroversial begitu ia berulang kali memukul sheriff pengadilan karena bersikeras membongkar rumah-rumah yang diperebutkan sebagai properti di Barangay Soliman di Kota Davao.[5] Pada tahun 2014, Inday Sara Duterte tertangkap oleh petugas lalu lintas sedang ngebut di Quimpo Boulevard. Batas kecepatan wajib di sepanjang jalan besar itu adalah 40 kilometer per jam (㎞/jam) sementara mobilnya tertangkap dikendarai 57 ㎞/jam. Sumber-sumber menyatakan bahwa petugas lalu lintas awalnya ragu-ragu saat melihat siapa yang mereka tangkap, tetapi Sara justru menuntut agar mereka menyita SIM-nya karena melanggar aturan batas kecepatan.[6][7] Sara Duterte juga merupakan salah satu dari sembilan gubernur terpilih Palang Merah Filipina pada tahun 2014.[8] Meskipun mulanya ragu dan menentang, di bulan Oktober 2015, ia mencukur kepalanya untuk meyakinkan ayahnya agar menjadi kandidat presiden di Pemilihan Umum Filipina tahun 2016 walau kekurangan dana kampanye dan perlengkapan politik.[9][10] Ia kembali mencalonkan diri menjadi wali kota Kota Davao di pemilihan tahun 2016 dan memenangkan posisi tersebut menggantikan ayahnya, saat ini presiden, untuk kedua kalinya. Kehidupan pribadiSara Duterte menikah pada tahun 2007 dengan sesama pengacara, Manases "Mans" R. Carpio, dan saat ini ia sudah memiliki tiga anak: seorang putri angkat yang dipanggil "Sharky" dan dua orang putra bernama Mateo Lucas D. Carpio yang akrab sebagai "Stingray" dan Marko Digong yang dipanggil "Stonefish".[11] Manases adalah keponakan Ombudsman Conchita Carpio-Morales.[12] Pada 18 April 2016, sehubungan dengan "komentar pemerkosaan" yang dibuat oleh ayahnya, Rodrigo, pada salah satu kampanye sebagai kandidat presiden, Sara Duterte, melalui akun Instagram-nya, mengaku bahwa ia pernah menjadi korban perkosaan.[13] Namun, Rodrigo Duterte mengabaikan putrinya dan menyebutnya sebagai "drama queen".[14] Pada 19 Agustus 2016 dalam Festival Kadayawan di Kota Davao, Duterte mengumumkan bahwa ia sedang hamil kembar tiga untuk pekan ketujuh.[15] Pada 2 September, ia mengalami keguguran, kehilangan dua anaknya.[16] Referensi
|