Sapta PesonaSapta Pesona adalah konsep sadar wisata yang dipopulerkan oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi masa jabatan 1988–1993. Konsep ini bertujuan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu tempat. Latar belakangPada masa Kabinet Pembangunan V dicanangkan program untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, melalui serangkaian kegiatan yang dinamakan Tahun Kunjungan Indonesia dengan butir-butir Sapta Pesona. Bisnis pariwisata adalah bisnis yang menyerap banyak tenaga kerja dan menghasilkan devisa. Sejarah kepariwisataan dunia mencatat, pada tahun 1986 Spanyol berhasil mendatangkan 40 juta wisatawan mancanegara karena dengan adanya atraksi matador sebagai daya tarik utama, jumlah wisatawan yang datang ke sana dapat menyaingi jumlah penduduknya yang saat itu hanya sekitar 38 juta jiwa. Pada masa itu juga, Soviet juga sedang berusaha menarik kaum wisatawan mancanegara dengan mengandalkan sejarah periode Tsar. Begitu pula dengan negara-negar Asia Selatan seperti Nepal, Bangladesh, Maladewa, India, dan Sri Lanka. Mereka sedang berbenah diri agar dapat menyedot wisatawan sebanyak-banyaknya. Sektor kepariwisataan juga menjadi perhatian dan digalakkan oleh negara-negara maju seperti Jepang, Amerika dan Eropa. Jepang memikat wisatawan dengan kekayaan budaya tradisional, sementara Amerika Serikat dengan Disneyland, telah mampu menarik perhatian dunia, sehingga masyarakat mancanegara beramai-ramai mengunjungi kedua negara tersebut. Indonesia semenjak Pelita IV (1984–1989) dan lebih dipacu lagi pada Pelita V (1989–1994), juga bertekad menggalakkan industri pariwisata. Jika pada tahun 1984, jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia baru mencapai 700.910 orang, maka selama Pelita IV telah tumbuh rata-rata 15% setahun, sehingga target wisatawan satu juta orang setahun terlampaui. Dalam akhir Pelita V, target wisatawan diharapkan menjadi rata-rata sekitar 2,5 juta setahun, dengan lama tinggal 12 hari dan nilai pembelanjaan uang tiap orang 75 dolar AS per hari.
Kepariwisataan sebagai bisnis yang menawarkan alam, budaya, keunikan, kenyamanan, dan berbagai pelayanan adalah kegiatan yang bersifat lintas sektoral dan menyentuh berbagai unsur, baik itu Pemerintah, kalangan dunia usaha, maupun masyarakat luas. Lantaran sifat bisnisnya yang berbeda, yaitu tidak bisa dibawa dan hanya dapat dinikmati di tempat saja kecuali cinderamata, maka keberhasilan pengembangan pariwisata sangat ditentukan oleh dukungan dan peran serta aktif dari segenap unsur yang terkait. Dalam rangka menggalang dukungan dan peran serta tersebut, diluncurkan penggalangan rancang bangun sosial yang dinamakan Sapta Pesona. UnsurSapta Pesona mengandung tujuh unsur yang menentukan citra baik pariwisata Indonesia, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. Lihat Pula |