Sanca darah hitam
Sanca darah hitam (Python curtus) atau kadang disebut Sanca gendang dan Dipong adalah suatu jenis ular Sanca tidak berbisa,[2] meski beberapa herpetologis menganggap hewan ini tidak berbeda dengan jenis Sanca darah yang lain (Python breitensteini dan Python brongersmai). DeskripsiHewan dewasa bisa tumbuh sampai sepanjang 1,5-1,8 m (5-6 kaki) dengan berat badan yang besar. Ekor hewan ini begitu pendek dibandingkan dengan keseluruhan panjang tubuhnya. Pola warnanya terdiri dari warna dasar kuning kecoklatan, sawo matang atau coklat keabu-abuan yang dilapisi dengan bercak-bercak berwarna dari merah bata sampai merah darah.[3] MangsaHewan ini memakan berbagai jenis mamalia dan burung.[3] Sebaran GeografisHewan ini ditemukan di wilayah Asia Tenggara khususnya di Indonesia (Sumatra dan Kalimantan), Thailand selatan dan Malaysia. Menurut Stimson (1969), Lokalitas jenis hewan ini adalah "Sumatra".[4] HabitatHewan ini ditemukan di rawa-rawa dan tepian sungai hutan hujan.[3] ReproduksiHewan betina berkembang biak secara bertelur (ovipar) dan jarang mengeluarkan lebih dari selusin telur. Hewan betina tetap melingkari telur-telurnya selama masa inkubasi dan mungkin saja menggetarkan tubuhnya untuk menghasilkan panas. Namun tindakan ini memerlukan banyak tenaga dan hewan betina hanya akan melakukannya apabila temperatur disekitarnya turun dibawah 90 °F (32 °C). Telur akan menetas setelah 2,5-3 bulan dengan panjang tubuh bayi ular 30 cm (12 inci).[3] Referensi
Pranala luar
|