Salman Rushdie
Salman Rushdie (lahir 19 Juni 1947) adalah pengarang sejumlah buku berkebangsaan Inggris yang lahir di India.[2] Ia merupakan seorang sastrawan penting di akhir abad ke-20 yang terkenal akan gaya tulisannya yang merupakan campuran unik antara sejarah dan realisme magis. Sebanyak 13 bukunya telah memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk Booker Prize untuk Midnight's Children pada 1981 dan Booker of Bookers untuk novelnya pada tahun 1993. Pasca merilis salah satu buku novelnya di tahun 1988, yakni The Satanic Verses yang merupakan adaptasi dari riwayat Islam mengenai bagaimana Muhammad pernah membatalkan ayat-ayat yang sebelumnya disampaikannya ke rakyat Quraisy dengan berdalih bahwa ayat-ayat tersebut rupanya berasal dari setan, bukan dari Tuhan,[3][4][5] atau ini dikenal juga sebagai peristiwa Gharaniq, Salman Rushdie pun mendapat kecaman keras dari dunia muslim. Berbagai otoritas muslim pun menyerukan supaya Salman Rushdie dibunuh, salah satunya ialah Ayatollah Khomeni (pemimpin Iran). Meskipun Rushdie dalam beberapa puluh tahun terakhir masih selamat dari serangan terror, hal yang sama beruntungnya tidak dialami oleh beberapa penerbit dan penerjemah bukunya ini ke bahasa lain, salah satunya adalah penerjemah bukunya ke bahasa Jepang, Hitoshi Igarashi, yang ditemukan tewas dengan luka tusuk, dengan tersangka pelakunya adalah seorang warga negara Bangladesh. Sepuluh hari sebelumnya penerjemah bukunya ke bahasa Italia, Ettoro Capriola mengalami cedera serius setelah ditusuk berkali-kali di rumahnya di Milan pada tanggal 3 Juli 1991.[6] Penerbit bukunya di Norwegia, William Nygaard mengalami luka serius setelah ditembak 3 kali. Pembakaran hotel di Turki yang menargetkan penerjemah bukunya ke bahasa Turki yakni Aziz Nesin yang menewaskan 37 orang, Nesin berhasil selamat dari serangan tersebut,[7] dan lain-lain. Pada tahun 1983, Rushdie terpilih menjadi anggota Royal Society of Literature, yang merupakan organisasi sastra senior Inggris. Ia diangkat pula menjadi Commandeur de l'Ordre des Arts et des Lettres of France pada Januari 1999. Pada Juni 2007, Ratu Elizabeth II memberinya gelar kebangsawanan atas jasanya di bidang sastra. Pada tahun 2008, The Times menempatkannya di urutan ke-13 dalam daftar 50 penulis Inggris terbesar sejak 1945. Sejak tahun 2000, Rushdie telah tinggal di Amerika Serikat. Ia dinobatkan sebagai Distinguished Writer in Residence di Arthur L. Carter Journalism Institute of New York University pada tahun 2015. Ia sempat pula mengajar di Universitas Emory. Dia terpilih ke dalam American Academy of Arts and Letters. Pada 2012, ia menerbitkan Joseph Anton: A Memoir, sebuah kisah hidupnya setelah kontroversi atas bukunya, The Satanic Verses. Pada 12 Agustus 2022, Rushdie ditikam oleh seorang pria di saat dirinya akan memberikan pidato dalam suatu acara di Chautauqua, New York.[8] Publikasi buku
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Salman Rushdie.
|