Sakramen (Protestan)
Sakramen adalah upacara atau ritus dalam agama Kristen (Katolik dan Protestan) yang menjadi mediasi, dalam arti menjadi simbol yang terlihat atau manifestasi dari Rahmat Tuhan yang tak tampak. Gereja dan denominasi-denominasi Kristen mempunyai pendapat yang berbeda mengenai jumlah dan pelaksanaan sakramen tersebut, tetapi mereka umumnya yakin bahwa kegiatan ini dimulai oleh Yesus. Sebuah sakramen biasanya dilakukan oleh seorang Pastor atau Pendeta kepada sang penerima, dan umumnya dipercayai melibatkan hal-hal yang tampak maupun yang tak tampak. Komponen yang tak tampak diyakini adalah rahmat Tuhan yang sedang bekerja di dalam para peserta sakramen, sementara komponen yang tampak melibatkan penggunaan air, anggur atau minyak yang sudah diberkati. EtimologiIstilah sakramen berasal dari bahasa Latin sacramentum, yang berarti "suatu kegiatan suci". Arti SakramenSakramen berasal dari bahasa Latin 1 Sakramentum, artinya "membuat suci, penggunaan suci, mempersembahkan kepada dewa-dewa"; 2 Musterion, "ketetapan-ketetapan yang diberikan tekanan atau perhatian khusus" (dalam Vulgata, berarti, ketetapan yang Yesus berikan tekanan khusus); Kedua kata tersebut dalam budaya Helenis, dipakai sebagai:
Arti Sakramen Dalam GerejaGereja mula-mula, memberikan makna dan isi baru tentang sakramen (di dalamnya menyangkut sakramen dan mysterion), sakramen juga berarti tanda keselamatan Allah yang diberikan kepada manusia untuk menguduskan manusia, sehingga maknanya adalah:
Gereja Katolik
Gereja Protestan
Sakramen Lain
Menurut Calvin, Sakramen “sebagai materei atau segel. Dengan Sakremen, Tuhan Allah menguatkan dan mensahkan perjanjian yang telah Ia buat dengan manusia melalui pengorbanan Kristus di Golgota”. Sakramen sebagai alat karunia yang menyatakan kasih Allah, untuk memperteguh iman seseorang pada Firman, sehingga tidak terombang-ambing dalam kelemahan dan pencobaan. 1. BaptisanArti Baptisan,; (Yunani), Baptizo, dimandikan, dibersihkan, atau diselamkan; Roma 6: 1- 14, mati dan bangkit di dalam Kristus; Melambangkan bahwa manusia mati terhadap dosa bersama dengan Kristus, dan dibangkitkan untuk suatu hidup baru. Karena manusia dilahirkan kembali oleh air dan Roh Kudus, Yoh 3:5. Dan hidup baru tersebut menunjukkan kita dibersihkan dari dosa. Mengapa orang percaya harus dibaptiskan:perintah Tuhan Yesus, Mat. 28: 19 “pergi dan jadikan semua bangsa murid Tuhan, baptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, mengajar Firman Allah untuk menjadi murid Tuhan ; untuk masuk dalam keluarga umat kudus kepunyaan Allah, I Pet. 2: 9 -10; menerima warisan janji Tuhan Allah kepada Bapa Orang Beriman, Kisah 2:39. Melalui baptisan ini orang yang telah percaya bersaksi kepada orang lain bahwa dirinya sudah percaya pada Tuhan Yesus Kristus. Cara Baptisan: Pertama: Menyiramkan, baptisan ini dilakukan dengan menyiramkan air ke kepala yang menerima baptisan dengan satu keyakinan, bahwa air itu bukanlah air biasa, melainkan air yang berisikan Firman dan Titah Allah yang telah dikuduskan. Bukan karena air itu si penerima baptisan mendapat Keselamatan dari keampunan dosa, melainkan Firman Tuhan itu, maka baptisan itu menyelamatkan. Kedua: Memercikkan, baptisan ini dilakukan dengan memercikkan berulang kali ke atas kepala yang menerima baptisan. Baptisan seperti ini biasanya dilakukan dalam gereja Katolik dan gereja Ortodok Ketiga: Menyelamkan, biasanya orang yang dibaptis diselamkan di dalam kolam air, di sugai dan sejenisnya secara langsung, ini mengikuti baptisan tradisi Yahudi yang dilakukan Yohanes dan Petrus di sugai dan umumnya dilakukan oleh Pentakosta dan Kharismatik. Seorang dewasa -yang tadinya bukan Kristen- yang dibaptisan [baptisan dewasa] berdasarkan pengakuan imanya serta penyerahan diri secara pribadi kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan juga ia harus meninggalkan imannya yang lama agar memperoleh iman yang baru, dalam arti menjadi serta masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan Allah yang menyatakan DiriNya dalam Yesus Kristus 2. Perjamuan KudusSakramen ditetapkan Tuhan Yesus untuk menguatkan dengan sesama orang percaya, seluruh umatNya, atau segenap keluarga Allah, di semua tempat dan segala zaman. Karena seseorang masuk ke dalam perse-kutuan keluarga Allah atau Jemaat sebagai anak-anak Allah melalui Baptisan. Dalam perse-kutuan tersebut, kita merayakan Perjamuan Kudus berarti makan bersama dari satu roti yaitu Tubuh Kristus, sebagai tanda kesatuan dalam Tubuh Kristus. Gereja Mula-mula atau orang-orang yang menjadi percaya setelah peristiwa Pentakosta setiap hari berkumpul untuk memecahkan roti, yaitu Perjamuan Kudus, Kisah 2:42. Apa yang mereka lakukan ini diimani sebagai perintah dari Tuhan Yesus. Gereja melakukan atau melaksanakan Perjamuan Kudus sebagai peringatan terhadap penderitaan -dan juga kematian serta kebang-kitan- yang Tuhan Yesus alami, sampai Ia datang kedua kali, 1 Kor 11:28. Makna Roti dan Anggur di Perjamuan Kudus1.Roti melambangkan Tubuh Kristus, meng-ingatan dan memperingati tubuh Yesus yang disalibkan. Makan tubuh Kristus dalam arti -kita- dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang dilakukan-Nya bagi manusia, Yoh 6:48-58. Makan roti mengingatkan bahwa Yesus menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta bangkit, untuk menciptakan Tubuh baru, yaitu jemaatNya 2.Anggur melambangkan darah Kristus yang ditumpahkan untuk menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan pada/dari tubuh Yesus yang terpaku di kayu salib untuk pengam-punan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Darah yang adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia. Minum anggur -pada/dari cawan- pada Perjamuan Kudus, mengingatkan -kita- bahwa Yesus sendiri telah minum cawan murka Tuhan Allah yang seharusnya diterima manusia Sikap pada Perjamuan Kudus:
|