Roh (Kristen)
Definisi kata roh dalam Alkitab berasal dari kata Ibrani ru’ach dan kata Yunani Pneu’ma. Roh mempunyai beberapa arti. Semuanya menunjuk kepada apa yang tidak terlihat oleh mata manusia dan yang membuktikan adanya daya atau tenaga aktif bekerja. Kata Ibrani dan Yunaninya digunakan untuk memaksudkan:
Arti Roh dalam AlkitabPara penulis Alkitab menggunakan kata Ibrani Ruakh atau kata Yunani Pneuma sewaktu menulis tentang "roh". Alkitab sendiri menunjukkan arti kata-kata itu. Misalnya, Mazmur 104 mengatakan, "Apabila engkau [Yehuwa] mengambil roh [ruakh] mereka, mereka mati, dan mereka kembali kepada debu".[1] Juga dalam Surat Yakobus dikatakan bahwa "Tubuh tanpa roh [pneuma] adalah mati".[2] Maka, dalam ayat-ayat itu, roh memaksudkan sesuatu yang memberikan kehidupan kepada tubuh. Tanpa roh, tubuh mati. Karena itu, dalam Alkitab kata ruakh tidak hanya diterjemahkan sebagai roh tetapi juga sebagai tenaga, atau daya kehidupan. Misalnya, mengenai Air Bah pada zaman Nuh, Allah menyatakan, "Aku akan mendatangkan air bah ke atas bumi untuk membinasakan dari bawah langit semua makhluk yang memiliki daya [ruakh] kehidupan yang aktif".[3] Jadi, roh dapat berarti daya yang tidak kelihatan (pancaran kehidupan) yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk hidup.
Jiwa dan roh tidak sama. Tubuh membutuhkan roh, sama seperti radio membutuhkan listrik. Sebagai gambaran lebih jauh, kita bisa mengambil contoh sebuah radio. Apabila kita memasukkan baterai ke dalam radio portabel lalu menyalakannya, listrik yang tersimpan dalam baterai akan menghidupkan radio itu. Namun, tanpa baterai radio itu mati. Radio listrik juga akan mati jika kabelnya dicabut dari stop kontak. Demikian pula, roh adalah daya yang menghidupkan tubuh manusia. Tanpa roh, atau daya kehidupan, tubuh kita ‘mati dan kembali pada debu’, sebagaimana dikatakan pemazmur. Ketika berbicara tentang kematian manusia, Pengkhotbah mengatakan, "Debu [tubuhnya] kembali ke tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang benar yang telah memberikannya".[4] Sewaktu roh, atau daya kehidupan, meninggalkan tubuh, tubuh mati dan kembali ke asalnya, yaitu tanah. Demikian pula, daya kehidupan kembali ke asalnya, yaitu Allah.[5] Ini tidak berarti bahwa daya kehidupan benar-benar pergi ke surga. Namun, ini berarti bahwa bagi seseorang yang mati, harapan apa pun untuk hidup pada masa depan bergantung pada Allah. Dengan kata lain, kehidupannya ada di tangan Allah. Hanya dengan kuasa Allah orang itu dapat memperoleh kembali roh, atau daya kehidupan, sehingga dapat hidup lagi. Lihat pula
Referensi |