Rhodes HouseRhodes House adalah bagian dari Universitas Oxford di Inggris. Terletak di South Parks Road di pusat Oxford, dan dibangun untuk mengenang Cecil Rhodes, seorang alumnus universitas Oxford dan dermawan utama. SejarahDalam surat wasiatnya, Cecil Rhodes (1853–1902) berkeinginan menciptakan beasiswa yang kemudian dikenal sebagai Beasiswa Rhodes yang dikelola oleh Rhodes Trust.[1] Pembangunan Rhodes House dimulai pada tahun 1926 setelah Rhodes Trust membeli tanah seluas 2 ekar² (8.093 meter²) bagian dari Wadham College tahun sebelumnya. Rumah besar ini dirancang oleh arsitek Sir Herbert Baker dengan mencontoh desain rumah pertanian di tanjung Belanda dan rumah-rumah tradisional daerah pedalaman Inggris.[2] Tercermin dari balok-balok yang besar, jendela trans-kubah dan gaya portico. Dinding persegi dirancang agar konsisten dengan arsitektur Universitas Oxford abad ke-17. Fitur lain termasuk tangga terbuka yang dibangun dari kayu ek, menampilkan langkan dengan finial berukir elang.[2][3] Konstruksi selesai pada tahun 1928 dan bangunan berikut perpustakaannya diserahkan kepada Universitas Oxford.[3][4] Selama tahun 1931, Albert Einstein menyampaikan serangkaian tiga kuliah di Rhodes House.[5] Edmund Bowen, dosen kimia senior Universitas Oxford menyimpan papan tulis yang digunakan Einstein ketika menyampaikan kuliahnya yang kedua (pada 16 Mei). Papan Tulis Einstein, sekarang menjadi objek ikonik, dapat dilihat di History of Science Museum, Oxford.[6] Rhodes TrustRhodes Trust berbasis di Rhodes House. The Rhodes Trust, didirikan pada tahun 1902 berdasarkan surat wasiat Cecil Rhodes, dan juga berdasarkan Undang-Undang Parlemen tahun berikutnya, merupakan sumbangan amal bagi dunia pendidikan,[7] yang kegiatan utamanya adalah untuk mendukung para sarjana yang dipilih dari 14 konstituensi geografis yang ditentukan untuk belajar di Universitas Oxford. Beasiswa Rhodes berlaku selama tiga tahun telah diberikan setiap tahun sejak 1903.[8] Tujuan Cecil Rhodes menciptakan beasiswa ini adalah untuk mempromosikan kepemimpinan yang berpikiran kewarganegaraan di kalangan anak muda. Kutipan dalam surat wasiatnya tahun 1899: "kekuatan moral karakter dan naluri untuk memimpin", dan dalam kata-kata codicil (ketentuan tambahan) kode 1901 dari surat wasiatnya: untuk membantu "membuat perang yang tidak mungkin" dengan cara mempromosikan pemahaman antar kekuatan besar.[9] Referensi
|