Rheum nobile
Rheum nobile yang dikenal dengan nama Sikkim Rhubarb atau Noble rhubarb[1], adalah spesies tanaman herba raksasa dari famili Polygonaceae. Spesies ini berasal dari Afganistan sampai Tibet Selatan dan Myanmar Utara. Umumnya tumbuh di bioma subalpin atau subarktik serta tergolong sebagai tanaman tahunan.[2] Di pegunungan Himalaya Sikkim, tumbuhan ini ditemukan pada ketinggian antara 13.000 - 15.000 kaki.[3][4][5] MorfologiTinggi dari spesies ini dapat mencapai 1 - 2 m sehingga menjulang tinggi dibandingkan dengan semua semak dan herba rendah di sekitarnya, bahkan dapat terlihat dari lembah sejauh satu mil. Satu tanaman terdiri atas kerucut berbentuk menara dari daun pelindung halus, berwarna jerami, berkilau, tembus cahaya, dan saling tumpang tindih secara teratur. Pada tanaman yang lebih tinggi memiliki tepi berwarna merah muda. Batang tegak berdiameter 2 - 3 cm dengan garis halus. Jenis daunnya adalah roset. Adapun daun batang padat; tangkai daun kokoh, lebih pendek dari helaian daun, 5-15 cm, gundul; helaian daun besar, bulat telur, atau bulat telur berbentuk hati, 20-30 cm, hampir seperti kulit, gundul di bagian bawah atau berbulu, urat basal 5-7, menonjol di bagian bawah, pangkal membulat, tepi daun utuh, puncak tumpul; daun distal lebih kecil ke atas, bulat telur, 5-13 cm. Daun radikula hijau besar, mengilap, dengan tangkai dan urat berwarna merah, membentuk dasar tanaman yang lebar. Daun penumpu yang berada di pangkal tangkai daun pelindung berwarna merah muda yang rapuh dan berselaput serta berisi malai pendek bercabang dengan bunga hijau kecil. Ketebalan akarnya seperti lengan dengan panjang 3 - 7 kaki dan diameter kira - kira 8 cm serta berwarna kuning cerah di bagian dalamnya. Malai yang bercabang 5 - 8 dengan ukuran 5 - 9 cm, jarang dengan cabang kecil, gundul, braktea kuning muda, membranosa saat kering. Tangkai bunga 2-3 mm, ramping, beruas di tengah atau sedikit di bawah. Bunga 5-9-fascicled. Tepal 6 atau lebih sedikit, terhubung di pangkal, tidak menyebar, elips, bagian dalam lebih besar, kuning-hijau, ca. 2 × 1 mm. Benang sari berjumlah 8 atau 9; kepala sari padat dengan bentuk lonjong-elips; filamen padat, pangkal menggembung, 3-3,5 mm. Indung telur berbentuk bulat telur; tangkai putik pendek; kepala putik menggembung. Buah berbentuk bulat telur lebar atau bulat telur, 6-7 × 5-6 mm, pangkal membulat hingga sedikit terpotong, puncak tumpul; sayapnya berwarna cokelat tua, kurang dari 1 mm, sempit, dengan urat memanjang di dekat tepi. Biji berwarna hitam-cokelat, berbentuk bulat telur. Tumbuhan ini berbunga dari bulan Juni - Juli. Setelah berbunga, batang memanjang dan daun pelindung terpisah satu sama lain, berubah menjadi merah kecokelatan kasar. Saat buah matang, daun pelindung rontok, meninggalkan batang yang tampak terkoyak yang ditutupi malai buah cokelat tua yang menggantung.[1][5][6][7][8] PemanfaatanPenduduk setempat menyebut batang asamnya dengan istilah "Chuka" dan mengonsumsinya dalam bentuk mentah dan rebusan. Daun keringnya juga dapat menjadi pengganti tembakau.[4][9] Ekstrak akar yang encer diminum untuk meredakan pembengkakan tenggorokan dan radang amandel, sakit perut, sembelit, dan disentri. Dalam pengobatan Unani, ada kemiripan khasiat antara akar spesies ini dengan Rheum australe yakni untuk mengobati sakit pinggang, sakit mata, wasir, asma, bronkitis kronis, demam kronis, pilek, memar, dan nyeri. Adapun, pengobatan tradisional Bhutan menggunakan seluruh bagian tanaman sebagai obat pencahar diuretik, dan antiemetik, pereda bengkak dan kembung di perut, serta agen rehidrasi dan peremajaan yang baik.[8] Fakta UnikIstilah lain untuk tanaman ini adalah tanaman rumah kaca karena tirai luarnya terbuat dari braktea tembus cahaya yang meneruskan cahaya tampak. Kondisi ini menimbulkan efek rumah kaca yang menghalangi radiasi sinar ultraungu. Alih-alih menghasilkan energi dari matahari, seperti yang dilakukan daun hijau, daun ini menjadi bentuk pertahanan dari spesies ini, yang tumbuh di dataran tinggi dengan kondisi paparan UV-B tinggi dan suhu dingin yang ekstrem.[1][10] Referensi
|