Semboyan gerakan ini Hurriyye, Siyede, Istiqlel (kebebasan, kedaulatan, kemerdekaan), dan Haqiqa, Hurriyye, Wehde wataniyye (kebenaran, kebebasan, persatuan bangsa)
Revolusi Aras (bahasa Arab: ثورة الأرز - thawrat al-arz) atau Intifada Kemerdekaan[2] (bahasa Arab: انتفاضة الاستقلال - intifāḍat al-istiqlāl) adalah rentetan unjuk rasa di Lebanon (khususnya ibu kota Beirut) yang dipicu oleh pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafik Hariri. Gerakan rakyat ini terkenal karena menghindari kekerasan, menggunakan pendekatan damai, dan melakukan pembangkangan sipil.[3]
Sasaran utama mereka adalah penarikan tentara Suriah dari Lebanon, pembentukan pemerintahan independen tanpa campur tangan Suriah, pembentukan komisi internasional untuk menyelidiki pembunuhan Perdana Menteri Hariri, pengunduran diri dinas keamanan agar rencana ini terlaksana, dan penyelenggaraan pemilihan umum legislatif yang bebas. Para pengunjuk rasa menuntut Suriah tidak lagi merecoki perpolitikan Lebanon. Sebelum Revolusi Aras, Suriah memiliki 14.000 tentara dan agen intelijen di Lebanon.[4] Semua tentara Suriah kemudian dipulangkan dari Lebanon pada 27 April 2005. Sasaran utama revolusi tercapai seiring dibubarkannya pemerintahan pro-Suriah.
Kalangan oposisi mengusung simbol selendang putih-merah dan pita biru. Semboyan yang paling sering didengungkan oleh gerakan ini adalah Hurriyyeh, Siyedeh, Istiqlel (kebebasan, kedaulatan, kemerdekaan).
^Rudy Jaafar and Maria J. Stephan, "Lebanon's Independence Intifada: How an Unarmed Insurrection Expelled Syrian Forces", in Maria J. Stephan (ed.), Civilian Jihad: Nonviolent Struggle, Democratization, and Governance in the Middle East, Palgrave Macmillan, New York, 2009, pp. 169-85.