Rencana Tanaka

Rencana Tanaka (田中上奏文, Tanaka Jōsōbun) adalah sebuah tuduhan dokumen perencanaan strategis Jepang dari 1927 dimana Perdana Menteri Baron Tanaka Giichi memberikan strategi mengambil alih dunia kepada Kaisar Hirohito. Keontetikan dokumen tersebut lama diterima dan masih disebutkan dalam beberapa buku teks Tiongkok,[1] tetapi sejarawan John Dower menyatakan bahwa "kebanyakan sarjana sekarang sepakat bahwa dokumen tersebut adalah sebuah hoaks anti-Jepang adikarya."[2]

Latar belakang

Rencana Tanaka mula-mula diterbitkan pada edisi Desember 1929 dari publikasi Tiongkok "時事月報" (Current Affairs Monthly) di Nanking, sebuah publikasi Tiongkok Nasionalis. Dokumen tersebut diproduksi ulang pada September 1931 di halaman 923–34 China Critic, sebuah publikasi berbahasa Inggris di Shanghai.[3] Dokumen tersebut berisi tulisan:

Dalam rangka mengambil alih seluruh dunia, Anda perlu mengambil alih Asia;
Dalam rangka mengambil alih Asia, Anda perlu mengambil alih Tiongkok;
Dalam rangka mengambil alih Tiongkok, Anda perlu mengambil alih Manchuria dan Mongolia.
Jika berhasil menaklukan Tiongkok, negara-negara Asia dan Laut Selatan lainnya akan takut dan tunduk kepada kita.

Kemudian dunia akan mengetahui bahwa Asia Timur adalah kita.

Terjemahan Inggris dari dokumen tersebut beredar sebelum Februari 1934, dan membentuk pendirian artikel utama pada laman utama edisi pertama majalah The Plain Truth yang diterbitkan oleh Herbert W. Armstrong pada bulan Februari tahun tersebut,[4] meskipun dokumen tersebut mula-mula telah tampil dalam majalah Communist International yang kurang tersebar luas pada 1931.

Dokumen Tanaka digambarkan secara khusus oleh propaganda masa perang Amerika Serikat sebagai versi Jepang dari Mein Kampf. Film-film The Battle of China dan Prelude to War dari serial film pemenang Oscar karya Frank Capra Why We Fight menyebut Tanaka Memorial sebagai dokumen rencana Jepang untuk perang dengan Amerika Serikat .[5] Pada serial film tersebut, lima langkah untuk mencapai tujuan penaklukan Jepang adalah:

  1. Menaklukan Manchuria
  2. Menaklukan Tiongkok
  3. Menaklukan Uni Soviet
  4. Mendirikan markas-markas di Pasifik
  5. Menaklukan Amerika Serikat

Keotentikannya tidak diterima oleh para sarjana saat ini, tetapi Rencana Tanaka banyak dianggap otentik pada 1930an dan 40an karena tindakan-tindakan Jepang yang sejalan dengan rencana-rencana tersebut. Keontentikannya dikonfirmasikan oleh Insiden Mukden 1931, Perang Tiongkok-Jepang Kedua 1937, Pertempuran Khalkhin Gol 1939, Invasi Jepang atas Indochina Prancis 1940, serangan Pearl Harbor 1941, dan kemudian Perang Pasifik.[6]

Pada 1940, Leon Trotsky menerbitkan sebuah catatan tentang bagaimana dokumen tersebut terbongkar. Intelijen Soviet mendapatkannya dari sebuah gedung tingkat tinggi di Tokyo. Namun, tidak ingin keamanan mereka sendiri terkena getahnya karena menerbitkannya secara terbuka, sehingga mereka membocorkannya melalui kontak mereka dengan Amerika Serikat.[7]

Jurnalis dan sejarawan populer Edwin P. Hoyt menyatakan bahwa Rencana Tanaka adalah perwakilan akurat "dari apa yang Perdana Menteri Tanaka katakan dan apa yang para super-nasionalis katakan selama berbulan-bulan."[8] Iris Chang menambahkan bahwa pemerintah Jepang pada waktu itu tidak mungkin melancarkan rencana semacam itu dalam kasus manapun.[1] Sejarawan Meirion Harries menyatakan bahwa Rencana Tanaka "adalah salah satu 'trik' kotor paling sukses pada abad kedua puluh – sebuah dokumen bohongan sehingga secara brilian membuat selama tiga puluh tahun kemudian orang-orang Barat masih memegangnya".[3] Selain itu, sejarawan William G. Beasley menyatakan bahwa "alam dari dokumen tersebut, seperti yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Tionghoa, tidak membuktikan keotentikannya".[9] Dr. Haruo Tohmatsu, Profesor Diplomasi dan Sejarah Perang Hubungan Internasional di Akademi Pertahanan Nasional Jepang, menyatakan bahwa "'Rencana Tanaka' tak pernah ada, tetapi konferensi Darien pada masa itu mengadopsi resolusi-resolusi yang merefleksikan gagasan-gagasan semacam itu."[10]

Spekulasi rekayasa

Pada musim panas 1927 (27 Juni – 7 Juli[11]), Tanaka mengadakan "Konferensi Timur Jauh" dengan para anggota Kementerian Luar Negeri, Kementerian Angkatan Darat, Kementerian Angkatan Laut, dan Kementerian Kuangan Jepang. Namun, meskipun menghasilkan rencana besar untuk dominasi dunia, hasil dari Konferensi tersebut adalah Jepang harus mendukung pemerintahan Tiongkok Kuomintang melawan komunitas Tiongkok, serta Jepang akan meminta Jenderal Zhang Zuolin untuk mengkonsolidasikan pangkalannya di sebuah wilayah otonomi Manchuria, yang akan dijadikan sebagai negara boneka, dan kemudian jatuh pada dominasi Jepang.[12] Rencana Tanaka disebut-sebut sebagai laporan rahasia dari Konferensi tersebut.

Saat Sekutu mencari-cari dokumen yang mendukung dakwaan kejahatan perang menyusul menyerahnya Jepang, tidak ada data atau salinan dari dokumen manapun yang mencantumkan Rencana Tanaka; dokumen "asli" berbahasa Jepang tak pernah dibuat meskipun dilakukan upaya penelitian khusus.

Asal muasal Rencana tersebut masih dipertanyakan. Karena edisi awal dari Rencana tersebut berbahasa Tionghoa, beberapa sejarawan Jepang mengidentikannya dengan sumber-sumber Tiongkok, yang diyakini Tiongkok Nasionalis atau Tiongkok Komunis.[12]

Terdapat klaim bahwa dokumen tersebut dipalsukan oleh Uni Soviet untuk menggenderangkan perang antar Tiongkok dan Jepang, dan juga untuk memajukan kepentingan Soviet.[13] Dua teori tersebut tidak saling menguntungkan, karena Partai Komunis Tiongkok adalah cabang dari Comintern yang berada di bawah kontrol Uni Soviet, dan kebijakan Soviet dari 1930an adalah untuk menyebarkan sebuah perang propaganda melawan ekspansionisme Jepang. Selain itu, terjemahan pertama dari Rencana tersebut dalam bahasa Inggris dibuat oleh Partai Komunis AS dan diterbitkan pada keluaran Desember 1931 dari majalah Communist International. Dokumen tersebut kemudian dicetak ulang dalam format buku.[14]

Pada 1939, Peter Fleming mengklaim membuat sebuah ‘pembaharuan’ dari Rencana Tanaka, dengan menulis sebuah laporan khayalan tentang sebuah konferensi strategi Sekutu yang dihadiri oleh pemimpin Kuomintang Chiang Kai-Shek, dan dibocorkan ke Jepang. Hal ini menandakan bahwa Rencana Tanaka telah diketahui palsu oleh Inggris sebelum Perang Dunia II.[15]

Meskipun Rencana Tanaka telah disebutkan dalam surat-surat kabar dan buku-buku teks sekolah di Tiongkok, kebanyakan sejarawan Jepang menyatakan bahwa dokumen tersebut adalah sebuah pemalsuan.[16]

Pada 1995, Vitaliy Pavlov, seorang pensiunan perwira NKVD berpangkat tinggi, menyinggung Rencana Tanaka dalam jurnal Moskwa Novosti Razvedki I Kontrrazvedki (Berita Intelijensi dan Kontra-Intelijensi). Pavlov menyatakan bahwa karya tersebut merupakan sebuah pemalsuan yang disiapkan oleh Uni Soviet pada 1931 untuk menanamkan perasaan anti-Jepang di AS dan Eropa.[13]

Lihat pula

Catatan

  1. ^ a b Chang, The Rape of Nanking, hlm. 178 
  2. ^ Dower (1987), hlm. 22.
  3. ^ a b Harries, Soldiers of the Rising Sun, hlm. 162 .
  4. ^ The Plain Truth (PDF), Cog Home School, 1934-02-02 .
  5. ^ Dower (1987), hlm. 22.
  6. ^ Coble, Parks M. Facing Japan: Chinese politics and Japanese imperialism, 1931–1937 p. 36. Harvard University Press, 1991. ISBN 0-674-77530-9.
  7. ^ Trotsky (1940), Tanaka, Marxists .
  8. ^ Hoyt, Edwin P. (2001). Japan's War The Great Pacific Conflict. Cooper Square Press, 62. ISBN 0-8154-1118-9.
  9. ^ Beasley, Japanese Imperialism 1894–1945, hlm. 185 .
  10. ^ Haruo Tohmatsu, A Gathering Darkness (2004) SR Books, p. 18
  11. ^ Alexander, Bevin. "Japan Begins the March to Disaster". Diakses tanggal June 26, 2011. 
  12. ^ a b Jansen, The Making of Modern Japan, hlm. 525 .
  13. ^ a b Romerstein and Breindel, 2001, pp. 520–521
  14. ^ Schecter, Shared Secrets, hlm. 8 .
  15. ^ Holt, The Deceivers, hlm. 298 .
  16. ^ Stephan, "The Tanaka Memorial (1927)," p. 740.

Referensi

Pranala luar

Sumber-sumber yang menentang keotentikan Rencana tersebut:

Sumber-sumber yang mendukung keotentikan Rencana tersebut:

Kembali kehalaman sebelumnya