Rencana RealRencana Real (bahasa Portugis: Plano Real, bahasa Inggris: Real Plan) adalah rencana stabilisasi ekonomi Brasil pada tahun 1994 yang digagas oleh Menteri Keuangan Fernando Henrique Cardoso pada masa pemerintahan Presiden Itamar Franco. Rencana ini terinspirasi oleh Rencana Austral, rencana stabilisasi serupa yang dijalankan oleh Argentina pada awal tahun 1980an.[1] Rencana ini melibatkan pergantian mata uang lama cruzeiro real ke mata uang baru real dalam dua tahap yakni dengan menetapkan Unit Nilai Real (bahasa Portugis: Unidade real de valor atau URV) sebagai mata uang referensi non-moneter dan melalui moda pembayaran (mata uang nyata) dengan nilai tukar yang awalnya ditetapkan R$1 setara US$1.[2][3] Rencana Real berbeda dari upaya stabilisasi ekonomi Brasil sebelumnya di mana dalam rencana ini tidak ada pembekuan harga maupun upah sehingga mendapat dukungan rakyat Brasil. Namun Dana Moneter Internasional (IMF) tidak terlalu yakin akan memberikan bantuan keuangan bagi Brasil demi mensukseskan rencana tersebut. IMF skeptis bahwa rencana tersebut dapat menurunkan laju inflasi di Brasil dalam jangka panjang.[2] Latar BelakangLihat pula: Sejarah ekonomi Brasil Presiden Itamar Franco mendapat warisan situasi ekonomi negara dalam resesi dari pendahulunya, Fernando Collor. Inflasi mencapai lebih dari 1000 persen per tahunnya. Permasalahan ekonomi lainnya di antaranya defisit APBN, utang luar negeri yang tinggi, dan pemerintah yang terlalu terlibat dalam ekonomi. Franco lantas menunjuk Cardoso pada tahun 1993 untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hingga penghujung tahun 1993, inflasi tak kunjung turun dan justru naik. Cardoso melalui Rencana Aksi Cepat-nya sebagai rencana pertamanya menerapkan pemotongan pengeluaran negara, perbaikan sistem koleksi pajak, dan privatisasi BUMN sebelum disusul Rencana Real.[3] ImplementasiURV mengatur harga-harga barang yang kemudian dibayarkan menggunakan mata uang cruzeiro real. Harga barang dalam indeks URV tidak akan berubah selama biaya-biaya terkait lain seperti upah, produktivitas, dan harga bahan baku tidak mengalami perubahan. Namun di lapangan, di mana mata uang cruzeiro real digunakan, harga barang-barang terus meningkat. Pemerintah Brasil hanya menyarankan pihak swasta untuk mengikuti harga yang telah ditetapkan dalam indeks URV dan menjamin kestabilan harga-harga pada indeks URV. Pemerintah Brasil turut mengimbau rakyat Brasil untuk mencari tawaran-tawaran dengan harga terbaik. URV pun perlahan mulai banyak digunakan untuk kontrak-kontrak perdata.[3] HasilMekanisme URV yang semakin dimengerti oleh rakyat Brasil menghasilkan stabilitas harga yang berkelanjutan dan konsumen Brasil semakin sering melakukan tawar-menawar sebelum melakukan transaksi. Dengan menurunnya inflasi akibat penggunaan URV, mata uang real pun diperkenalkan untuk menggantikan cruzeiro real.[3] Sejak dipakai per 1 Juli 1994, mata uang real terapresiasi 15 persen dalam nilai nominal. Inflasi di Brasil jatuh dari lebih dari 40 persen per bulan pada semester pertama tahun 1994 menjadi hanya 1 hingga 3 persen per bulan di penghujung tahun.[2] Dalam jangka pendek, Brasil berhasil mengatasi permasalahan inflasi. Namun permasalahan ekonomi lain masih menghantui Brasil yakni defisit fiskal yang kian melebar sebagai akibat dari indeksasi pengeluaran dan pendapatan yang asimetris dan hilangnya mekanisme pengaturan yang mengandalkan inflasi tinggi untuk mengikis nilai riil dari pengeluaran yang dianggarkan. Kelalaian ini mengakibatkan Brasil kembali terjebak dalam krisis keuangan di penghujung tahun 1990an.[2] Referensi
|