Raymond Ndong Sima
Raymond Ndong Sima (lahir 23 Januari 1955)[1] adalah seorang politikus Gabon yang menjadi Perdana Menteri Gabon sejak September 2023. Sebelumnya ia menjabat Perdana Menteri dari Februari 2012 hingga Januari 2014. KarierNdong Sima lahir di Oyem, terletak di utara Gabon, dan belajar di Prancis.[1] Ia diangkat ke kabinet Menteri Perencanaan dan Perekonomian pada tahun 1986, di mana ia diberi tanggung jawab atas penyesuaian struktural dan hubungan dengan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Pada tahun 1992 diangkat sebagai Direktur Jenderal Perekonomian; ia tetap menduduki jabatan tersebut, sekaligus tetap bertanggung jawab atas penyesuaian struktural, hingga tahun 1994. Ia kemudian bekerja sebagai Direktur Jenderal Hévégab, sebuah perusahaan karet milik negara, dari tahun 1994 hingga 1998.[1][2] Ndong Sima diangkat ke pemerintahan sebagai Menteri Pertanian, Peternakan, dan Pembangunan Pedesaan pada 17 Oktober 2009.[3][4] Pada pemilihan parlemen bulan Desember 2011, di mana Partai Demokrat Gabon (PDG) yang berkuasa memenangkan mayoritas kursi, Ndong Sima terpilih menjadi anggota Majelis Nasional sebagai kandidat di Kyé, yang terletak di Provinsi Woleu-Ntem.[5] Perdana Menteri Paul Biyoghe Mba mengundurkan diri pada 13 Februari 2012. Presiden Ali Bongo kemudian menunjuk Ndong Sima sebagai Perdana Menteri pada 27 Februari 2012. Penunjukannya dianggap penting karena secara tradisional jabatan Perdana Menteri diberikan kepada etnis Fang dari Provinsi Estuaire, sedangkan Ndong Sima berasal dari Provinsi Woleu-Ntem di utara—walaupun dia juga seorang Fang.[6] Sebelum pengangkatannya, Ndong Sima tidak dianggap sebagai tokoh penting di kancah politik.[5] Ndong Sima menjabat sebagai Perdana Menteri selama hampir dua tahun. Setelah pemilihan kepala daerah pada bulan Desember 2013, Presiden Bongo menunjuk Daniel Ona Ondo untuk menggantikan Ndong Sima pada 24 Januari 2014.[7] Ona Ondo menjabat pada upacara serah terima dengan Ndong Sima pada 27 Januari.[8] Pada bulan Juli 2015, Ndong Sima keluar dari PDG, mengeluh bahwa partai tersebut tidak terbuka terhadap kritik dan sudut pandang yang berbeda. Ia juga mengkritik penanganan keuangan pemerintah sejak ia meninggalkan jabatannya.[9] Sekretaris Jenderal PDG Faustin Boukoubi menanggapi bahwa Ndong Sima adalah seorang oportunis dan menegaskan bahwa PDG bersifat demokratis secara internal.[10] Setelah pengunduran dirinya, Ndong Sima mencalonkan diri sebagai presiden dua kali melawan Bongo pada tahun 2016 dan 2023 tetapi kalah, masing-masing memperoleh kurang dari 0,5% suara. Setelah kudeta Gabon tahun 2023, ia diangkat kembali oleh presiden sementara Brice Oligui untuk menjadi perdana menteri pemerintahan transisi pada 7 September.[11] Referensi
|