Rasa kesamuderaan

Manfred and the Alpine Witch, lukisan oleh John Martin

Dalam sebuah surat tahun 1927 kepada Sigmund Freud, Romain Rolland mencetuskan frasa "oceanic feeling" (rasa kesamuderaan) untuk merujuk pada "sensasi rasa 'keabadian'", perasaan "kesatuan dengan dunia luar secara keseluruhan", yang terinspirasi oleh mistikus Ramakrishna dan beberapa mistikus lainnya.[1][2] Menurut Rolland, perasaan ini adalah sumber dari semua energi keagamaan yang meresap ke dalam berbagai sistem keagamaan, dan seseorang dapat dibenarkan menyebut dirinya religius berdasarkan perasaan ini saja, bahkan jika seseorang meninggalkan setiap kepercayaan dan setiap ilusi.[3] Freud membahas perasaan ini dalam bukunya Future of an Illusion (1927) dan dalam Civilization and Its Discontents (1929). Di sana ia menganggapnya sebagai sisa-sisa fragmentaris dari semacam kesadaran yang dimiliki oleh seorang bayi yang belum membedakan dirinya dari manusia dan benda lain.[4]

Referensi

  1. ^ Roberts, Robert (18 November 2016). "Emotions in the Christian Tradition". Dalam Zalta, Edward N. Stanford Encyclopedia of Philosophy. Winter 2016. 
  2. ^ Masson 2012, hlm. 33.
  3. ^ The Ontology of Religiosity: The Oceanic Feeling and the Value of the Lived Experience
  4. ^ Freud, Sigmund. Civilization and Its Discontents, pp. 11–13.

Sumber

Kembali kehalaman sebelumnya