Rajungan hijau
Rajungan hijau (Thalamita crenata) adalah sejenis kepiting yang hidup di laut, anggota suku Portunidae. Jenis ini biasanya ditemukan di bagian pantai yang dangkal, di wilayah perairan pesisir Samudra Hindia hingga Samudera Pasifik bagian barat. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan mangrove swimming crab. PemerianKepiting berukuran kecil hingga sedang, spesimen terbesar dengan lebar karapas mencapai 8 cm.[3] Dari kajian di Teluk Lasongko, Buton, tercatat lebar karapas T. crenata jantan dan betina berkisar antara 3,02-7,32 cm dan 2.51-6.13 cm, berturut-turut.[4] Karapas dengan permukaan yang halus, berambut halus jarang-jarang, gigir-gigir pada karapas rendah dan tipis namun cukup jelas, tidak ada gigir lagi di belakang gigir epibranchial. Wilayah dahi (di antara kedua mata) dengan 6 gigi (taju) yang membundar lebar, kadang kadang beberapa gigi menyatu sehingga hanya ada 4 gigi, sepasang gigi yang tengah lebih lebar dari yang lainnya; sisi anterolateral (sebelah luar mata) dengan 5 gigi atau duri yang hampir sama besar, sedikit mengecil ukurannya dari depan ke belakang. Segmen di pangkal antena dengan gigir-gigir rendah terbentuk oleh bintil-bintil.[5] Ruas merus (ketiga dari ujung) pada sapit memiliki 3-4 duri pada sisi depannya; ruas carpus (kedua dari ujung sapit) dibekali dengan satu duri yang kuat di sebelah dalam, dan 3 duri kecil di sebelah luar; permukaan sisi luar manus (ruas ujung sapit yang besar) halus, hanya terdapat satu alur yang menuju ujung runcing sapit tak bergerak; sisi atas manus memiliki 5 duri, termasuk duri di sebelah atas sambungan dengan pollex (jempol, yakni ujung runcing sapit yang dapat digerakkan).[5] Karapas berwarna cokelat kehijauan, lebih terang ke arah hijau zaitun atau lebih gelap; sisi bawah tubuh lebih pucat atau keputihan; sisi luar sapit kebiruan, sementara ujungnya merah cokelat karat.[5] AgihanThalamita crenata tercatat menyebar luas di perairan Indo-Pasifik Barat,[6] mulai dari Afrika Selatan, Madagaskar, Laut Merah, Teluk Persia, India, Tiongkok, Semenanjung Malaya, Singapura, Korea, Jepang, Australia, hingga Hawaii;[5] juga didapati di Thailand, kepulauan di Laut Tiongkok Selatan serta Filipina.[7] Di Indonesia ketam ini tercatat dari Padang, Jawa,[6] serta Sumbawa, Flores, Semau, Maratua, Makassar, Kepulauan Spermonde, Kepulauan Tukangbesi, Kepulauan Sula, Ambon, Seram, Haruku, Banda, dan Kepulauan Aru.[7] Habitat dan ekologiHabitat rajungan hijau adalah mintakat intertidal di pantai berbatu atau berkarang.[5] Di Kenya, ketam ini diketahui menghuni mintakat intertidal di perbatasan vegetasi mangrove dengan laut terbuka, dan berlindung di cekungan atau kolam-kolam kecil semasa air surut.[8] Rajungan hijau dikenal sebagai kepiting yang kerap berasosiasi dengan mangrove, meskipun tidak tinggal di dalam hutan mangrove.[9] Rajungan hijau adalah pemangsa (predator) dan pemakan bangkai; salah satu pemangsa penting invertebrata kecil di lingkungan mangrove. Mangsanya terutama adalah moluska dan krustasea yang bergerak lamban;[8] akan tetapi ketam ini juga tercatat bersifat kanibalistik.[10] Analisis isi perut rajungan hijau yang ditangkap di Terengganu mendapatkan bahwa ketam ini memakan aneka rupa hewan dan bukan hewan (omnivora). Di antaranya, ikan, tiram, keong, bintang laut, ketam, propagul mangrove, lamun, kayu, pasir, bebatuan, dan aneka serpihan lainnya.[11] Hampir serupa dengan itu, di Kenya rajungan hijau tercatat memangsa cacing laut (Polychaeta), tiram, keong (Littorina, Cerithidea), kelomang (Clibanarius), ketam (Metopograpsus, Pilumnus, Uca, Sesarma, dan sesama rajungan hijau); juga alga dan sisa-sisa tumbuhan.[8] ManfaatNilai komersial rajungan ini tidak seberapa tinggi, mengingat ukurannya yang relatif kecil. Rajungan hijau biasa ditangkap orang di wilayah-wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur dengan menggunakan bubu, pukat, atau jala.[3] Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Thalamita crenata.
|