R. Widagdo
R. Widagdo (07 Agustus 1942 – 08 Juni 2018) adalah Wali Kota Yogyakarta Ke-7 dan seorang pensiunan tentara Indonesia berpangkat Kolonel Artileri. Ia merupakan putra sulung dari pasangan Jalil Wiryosumarto dan Rr. Siti Maningrum. Widagdo menempuh pendidikan Sekolah Rakyat di Brebes (1955), kemudian, dilanjutkan SMP di Yogyakarta (1958), dan SMA IV B Yogykarta (1961). Setelah menamatkan pendidikan formalnya, ia kemudian masuk ke Akademi Militer hingga lulus berpangkat Letna Dua dan dilanjutkan pendidikan SUSCARCAB ARM hingga tahun 1966.[1] Karier politikR Widagdo menjabat sebagai Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II Yogyakarta untuk 2 periode masa jabatan, yaitu periode 1991–1996 dan periode 1996–2001. Untuk masa jabatan pertama periode 1991–1996, R Widagdo secara resmi dilantik menjadi Walikotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta sejak tanggal 17 September 1991 oleh Paku Alam VIII berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 131.34-777, tanggal 4 September 1991. Dengan demikian R Widagdo melanjutkan kepemimpinan Kotamadya Yogyakarta dari Walikota madya Daerah Tingkat II Yogyakarta sebelumnya, Djatmikanto Danumartono.[1] Untuk periode kedua dengan masa jabatan Tahun 1996-2001, R Widagdo menjadi Walikota madya Daerah Tingkat II Yogyakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 131.34-730 tanggal 12 September 1996, dan dilantik oleh Paku Alam VIII pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kotamadya Daerah Tingkat Il Yogyakarta, tanggal 17 September 1996.[2] Kebijakan dalam PemerintahanKiprah pada birokrasi pada masa pemerintahan, R Widagdo berhasil melaksanakan pembentukan organisasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah serta tuntutan pelayanan kepada masyarakat. Layanan masyarakat yang dapat dirasakan diantaranya:
Mengingat perkembangan trayek dan transportasi, maka R Widagdo juga merencanakan pembangunan Terminal Type A Giwangan. Kebijakan Pembangunan Terminal Type A Giwangan diharapkan dapat dilanjutkan oleh pemimpin Kota Yogyakarta selanjutnya.[2] PrestasiSaat R Widagdo menjabat Walikotamadya R Widagdo mencatatkan prestasi sebagai Walikota yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada periode 1990-1994 sebesar 7,25 per-tahun. R Widagdo juga mampu meningkatkan pendapatan per-kapita penduduk Daerah tingkat Il Kota Yogyakarta. Dengan membandingkan perkembangan produk domestik bruto regional bruto dengan jumlah penduduk di Kota Yogyakarta, maka dapat diketahui besarnya pendapatan perkapita penduduk Kota Yogyakarta. Selama kurun waktu tahun 1990-1994 besarnya pendapatan perkapita masyarakat di Kota Yogyakarta telah mengalami kenaikan sebesar 6,94 Walikotamadya R Widagdo, berhasil merealisasikan ide dari walikota sebelumnya, yaitu dengan membuat banyak sumur peresapan dalam tanah. Hal ini dilakukan dalam upaya menampung air lebih banyak dalam tanah realisasi dari pembuatan sumur resapan ini sampai dengan tahun 1991 terbangun kurang lebih 2500 unit. Pada bidang pemerintahan pemerintahan, R Widagdo mampu memperoleh nilai tertinggi dalam pelaksanaan otonomi daerah tingkat II se Provinsi DIY. Pemerintah Dati II dalam pelaksanaan otonomi daerah mendapatkan nilai 113 dari 120 nilai tertinggi yang ada di seluruh wilayah Indonesia. R Widagdo juga berhasil dalam mengembangkan 10 sukses program pembangunan, sangat menonjol pada upaya perkembangan budidaya ikan dalam keramba. Pada tahun 1992 sekitar 427 unit, menjadi 729 unit pada tahun 1993 dengan nilai produksi 469 kuintal; menurunkan angka pertumbuhan penduduk, dari 1,7% pada tahun 1980 menjadi 0,33% pada tahun 1990; serta adanya pembinaan secara intensif Pengusaha Ekonomi Lemah (PEGEL) sehingga mampu memperoleh penghargaan dari Presiden Soeharto dan IBM Rotary Club. Pada bidang penanggulangan masalah kemiskinan, R Widagdo juga melaksanakan berbagai kebijakan yang sangat efektif bagi masyarakat. Program tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan bimbingan sosial. Langkah yang ditempuh antara lain pembinaan kepada Pekerja Sosial Kemasyarakatan RT, RW, PKK, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat. Juga dilakukan pemberikan bantual modal usaha, bantuan kesejahteraan sosial bagi para jompo, pelayanan rehabilitasi dan sosial penyandang cacat. Adanya jaminan kebutuhan sandang pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Juga adanya program peningkatan sarana dan prasarana bagi warga masyarakat seperti pembuatan cor blok jalan, peninggian jalan maupun pembuatan talud. Dari data yang ada, dalam kurun waktu 1970-1992, dari rasio kemiskinan masyarakat sekitar 30% menjadi 6,08% dari jumlah penduduk. Selain prestasi dan keberhasilan pada bidang ekonomi, prestasi lain ditingkat nasional yang berhasil diraih pada masa kepemimpinan R Widagdo sejumlah 37 kejuaraan, dan di Tingkat Provinsi 409. Untuk Tingkat Nasional yang secara rutin diperoleh adalah Piala Adipura.[2] KematianMantan Walikotamadya Yogyakarta periode tahun 1991-2001 itu tutup usia pada tanggal 8 Juni 2018 di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. Jenazah almarhum R Widagdo makamkan di Makam Karangkajen, Yogyakarta pada tanggal 9 Juni 2018.[2] Referensi
|